Hari Kelulusan TK Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Sebanyak 140 siswa TK Sekolah Tzu Chi Indonesia melakukan upacara kelulusan pada Jumat, 6 Juni 2014.

Jumat, 6 Juni 2014, adalah hari yang menggembirakan bagi siswa Kindergarten 2, pasalnya hari ini merupakan hari di mana mereka telah melewati tahap pertama dalam fase pendidikan. Bertempat di Guo Yi Ting, lt. 3 Aula Jing Si, upacara kelulusan tingkat TK ini dilaksanakan dengan diawali oleh kata sambutan yang dibawakan oleh perwakilan siswa dari setiap kelas. Dengan menggunakan bahasa mandarin yang masih belum fasih, ucapan mereka terdengar sangat menggemaskan serta membuat mereka  yang mendengarnya merasa terhibur sekaligus merasa haru. “Waktu bagaikan papan luncur, berjalan begitu cepat, kami sudah belajar di taman kanak-kanak selama tiga tahun, ini juga merupakan “anak tangga” pendewasaan pertama,” ucap siswa pertama.

“Masih ingat tiga tahun yang lalu, saat kita meninggalkan papa-mama untuk datang belajar di taman kanak-kanak, kita sering menangis, berteriak-teriak. Saat itu beruntung ada para guru yang menjaga kita dengan cinta kasih nan hangat. Guru-guru lah yang mengajar kita membaca, bermain, menggambar, menyanyi, menari, dan bermain bersama temen-teman lainnya. Hari demi hari, tahun demi tahun, kita pun pelan-pelan suka dengan taman kanak-kanak, sampai akhirnya kita jatuh cinta dengan taman kanak-kanak ini. Sekarang kita akan naik ke jenjang berikutnya, kita sudah akan meninggalkan keluarga ini. Kami ingin mengucapkan kepada para guru: Laoshi, kami sudah merepotkan laoshi. Laoshi, wo men ai nin,” ucap enam anak perwakilan kelas lainnya, secara bergantian.

The Very Hungry Caterpilar

Mengambil tema From Nothing to Something, upacara kelulusan ini diwarnai oleh tawa ceria para siswa yang juga menampilkan berbagai pertunjukan mulai dari nyanyian hingga tarian daerah. Tema From Nothing to Something ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh kisah dalam sebuah buku berjudul The Very Hungry Caterpilar yang ditulis oleh Eric Carlie pada tahun 1969. Kisah ini bercerita mengenai sebuah ulat kecil yang tidak pernah puas dan memakan semuanya yang ada. Buah-buahan, dedaunan, permen, kue, dan lain sebagainya. Hingga badannya tumbuh besar dan berubah menjadi kepompong dan tak lama bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.

Dalam acara ini anak-anak menampilkan pertunjukan menyanyi dan juga menari daerah untuk menghibur para tamu undangan.

Sama halnya seperti ulat kecil, begitu juga dengan para siswa. Tiga tahun lalu mereka tidak mempunyai banyak bekal untuk masuk di TK, namun kini mereka sudah siap untuk masuk dalam jenjang SD. “Anak-anak kita dari N1 belum bisa apa-apa. Belum bisa ngomong, jalan masih tertatih-tatih tapi dengan berjalannya waktu mereka banyak belajar. Lama-lama jadi berisi dan penuh pengetahuan dan akhirnya mereka bisa lulus ke primary seperti kupu-kupu yang penuh dengan bekal,” ujar Jenny Ciputra, koordinator upacara kelulusan ini.

Selain ilmu akademis, para siswa tentunya diberikan nilai-nilai budaya humanis yang sudah diterapkan sejak mereka masuk dalam sekolah Tzu Chi. Karena hal tersebut merupakan landasan atau fondasi dari pendidikan. Master Cheng Yen pernah berkata bahwa dalam mendidik haruslah membina tata krama dan memupuk cinta kasih. Harus mendidik anak-anak agar memiliki tata krama. Dengan begitu, barulah mereka dapat mengembangkan etika dan moralitas sehingga untuk menjadi kupu-kupu yang sangat indah bukanlah sebatas harapan semata.

Pada kegiatan tersebut, para siswa juga memberikan ungkapan terimakasih pada guru yang telah mendidik mereka selama tiga tahun ini.


Artikel Terkait

Hari Kelulusan TK Tzu Chi Indonesia

Hari Kelulusan TK Tzu Chi Indonesia

10 Juni 2014

Upacara kelulusan TK Sekolah Tzu Chi ini diwarnai oleh tawa ceria para siswa yang juga menampilkan berbagai pertunjukan mulai dari nyanyian hingga tarian daerah. Tema From Nothing to Something yang diangkat dilatarbelakangi oleh kisah dalam sebuah buku berjudul The Very Hungry Caterpilar.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -