Harmonisnya Jalinan Kasih Tzu Chi

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Bandung, Margaretha Teguh Shijie (kanan) memberikan dana santunan kepada Ai Kurniasih untuk meringankan derita yang sedang dialaminya.

Silaturahmi antar relawan Tzu Chi dengan penerima bantuan terus berlanjut. Bentuk perhatian Tzu Chi tidak hanya di awalnya saja, namun cinta kasih itu terus diberikan bagi semua mahkluk hidup. Dengan begitu keharmonisan hidup semakin tumbuh di setiap batin manusia. 

 

 

 

Pada tanggal 25 April 2012, relawan Tzu Chi Bandung mengunjungi SDN Cinta Kasih Cikadu yang berlokasi di Desa. Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, Kab. Bandung Barat. Jalinan jodoh yang terbentuk pada tahun 2007 ini menjadi program pertama Tzu Chi Bandung dalam membangun kembali sekolah yang berada di daerah Jawa Barat. Program ini adalah salah satu dari misi Tzu Chi yaitu misi Pendidikan, yang bertujuan agar pendidikan dapat dinikmati seluas-luasnya, antara lain melalui program anak asuh, bantuan renovasi gedung sekolah dan mendirikan sekolah.

Tujuan dari kunjungan ini adalah, mempererat silaturahmi antar relawan Tzu Chi dengan guru-guru dan para siswa di Sekolah Cinta Kasih Cikadu. Selain itu, relawan Tzu Chi pun berkesempatan untuk meninjau keadaan sekolah yang sudah berdiri selama lima tahun ini (terhitung sejak 2007-2012).

Disamping kunjungan kasih ke SDN Cinta Kasih Cikadu, para relawan Tzu Chi Bandung pun meninjau secara langsung bangunan yang sedang di bangun oleh pihak sekolah. Rencananya bangunan tersebut akan dijadikan ruang perpustakaan bagi para siswa Sekolah Cinta Kasih Cikadu. “Ya..kita datang ke sini mau bertemu sama ibu-ibu gurunya dan anak-anak sekolah. Kita kan udah lama nggak datang ke sini. Terus kita dapet kabar kalau sekolah ini lagi bangun ruangan perpustakan, yang dananya dari pemerintah. Makanya kita datang ke sini ternyata sekolah ini benar-benar diperhatikan,”  ujar relawan Tzu Chi Roselyn Tirta Sadikin.ketika berbincang dengan kepala sekolah (pengganti sementara) di ruang guru.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi berbincang mengenai perkembangan SDN Cinta Kasih Cikadu bersama kepala sekolah (pengganti sementara) SDN Cinta Kasih Cikadu (kiri).
  • Roselyn Tirta Sadikin Shijie (kiri) secara simbolis menyerahkan celengan bambu kepada Kepala SDN Cinta Kasih Cikadu (kanan).

Di dalam ruangan guru, para relawan Tzu Chi menyerahkan celengan bambu kepada Kepala SD Cinta Kasih Cikadu. Ini dimaksudkan agar para guru Sekolah Cinta Kasih Cikadu dan para siswanya mau menyisihkan sebagian uang jajannya untuk menolong sesama manusia yang membutuhkan.

Pada hari itu, relawan Tzu Chi pun berinteraksi langsung dengan para siswa SDN Cinta Kasih Cikadu. Relawan bersama para murid menyanyikan lagu isyarat tangan Satu Keluarga dengan penuh sukacita. “Anak-anak masih pada tau nggak lagu dan isyarat tangan Satu Keluarga? Ayo kita nyanyi sama-sama ya,” ucap salah satu relawan Tzu Chi yang mengajak para siswa untuk memeragakan lagu isyarat tangan “Satu Keluarga”.

Tali Cinta Kasih
Di hari yang sama relawan Tzu Chi menyempatkan waktunya untuk berkunjung kepada Kepala SDN Cinta Kasih Cikadu yang mengidap penyakit gula dan komplikasi. Adalah Dra. Hj. Ai Kurnasih yang selama 18 tahun menjabat sebagai Kepala SDN Cikadu yang kini berubah nama menjadi SDN Cinta Kasih Cikadu (2007). Namun kini, ia tak lagi menjabat sebagai kepala sekolah tersebut. Ia harus beristirahat cukup lama karena penyakit yang dideritanya selama 20 tahun, bahkan Ia pun sudah mengajukan surat pensuin kepada instansi terkait.

foto  foto

Keterangan :

  • Pembangunan ruang perpustakaan di SDN Cinta Kasih Cikadu berasal dari dana pemerintah yang dipergunakan untuk pengembangan infrastruktur sekolah (kiri).
  • Para relawan Tzu Chi berinteraksi langsung dengan para siswa SDN Cinta Kasih Cikadu. Para insan Tzu Chi ini mengajak murid-murid untuk menyanyikan lagu isyarat tangan ”Satu Keluarga” (kanan).

Terhitung sejak bulan Januari 2012, Ai Kurniasih sudah tidak lagi beraktivitas di SDN Cinta Kasih Cikadu, kini Ia hanya terbaring lemas di rumahnya. Televisi menjadi hiburan satu-satunya bagi dirinya. Sebagai pegawai negeri, Ai masih menerima gaji setiap bulannya walau ia harus berdiam diri karena penyakit yang dideritanya. Sang suami yang bekerja sebagai pegawai negeri pun harus bekerja keras untuk mendapatkan biaya tambahan. Namun pendapatan mereka masih tidak mencukupi untuk biaya berobat, karena seminggu dua kali Ai harus menjalani cuci darah di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Mengetahui hal tersebut relawan Tzu Chi tergerak untuk meringankan biaya pengobatan Ai. Selain itu, para relawan Tzu Chi pun membawakan bingkisan buah-buahan untuk Ai Kurniasih. “Aduh..., Ibu Ai, mudah-mudahan cepat sembuh, jaga kondisinya jangan makan makanan yang gulanya berlebihan,”  ujar relawan Tzu Chi, Margaretha Teguh.

Jalinan kasih Tzu Chi akan terus berkembang dan tumbuh sampai akhir zaman nanti. Keindahan seseorang tak dapat dilihat dari penampilan luar dan status sosialnya, namun kepribadian yang mulia adalah mereka yang mau berkorban dan mengerti akan penderitaan orang lain. Menolong dengan ikhlas, berkorban waktu dan harta untuk memberi harapan baru bagi penerima bantuan.

  
 

Artikel Terkait

Sahabat dari Timur Indonesia

Sahabat dari Timur Indonesia

23 November 2009
Sama sepertiku, gurat cemas terlihat di raut wajah mereka sebelum meninggalkan kota kami. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya kami naik pesawat, atau juga karena kami khawatir akan operasi yang akan dilakukan besok.
Keceriaan Arif Menanti Kesembuhan

Keceriaan Arif Menanti Kesembuhan

07 September 2016

Relawan Tzu Chi dari Jakarta dan Cianjur kembali mengunjungi Arif (tiga tahun) di rumahnya di Desa Sukamaju, Kecamatan Cibeber, Cianjur. Kondisi bola mata Arif yang sebelumnya membesar kini telah mengecil dan tengah menunggu pemasangan bola mata palsu.

Mendalami Dharma Melalui Bedah Buku

Mendalami Dharma Melalui Bedah Buku

15 Juli 2014

Senyum riang terlihat di wajah para peserta, nampaknya kerinduan diantara mereka telah terlampiaskan di hari yang indah tersebut. Tanpa rasa canggung, semua relawan saling membantu persiapan acara yang akan berlangsung.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -