Semangat Hidup Novia yang Kembali Menyala Pasca-operasi Katub Jantung

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Dokter Sugisman, Sp.BTKV (K) menjelaskan penyakit jantung katub itu justru lebih banyak pada usia muda. Apalagi di negara berkembang seperti di Indonesia, penyakit jantung rematik banyak dialami oleh anak usia sekolah, juga usia 20-40 tahun.

Novia Andini (21) sempat begitu terpukul saat tahu dirinya mengidap penyakit jantung rematik yang menyebabkan tiga katub jantungnya rusak. Ia sedih, khawatir dengan masa depannya. Namun bantuan dari Tzu Chi menyalakan semangat hidupnya.

Rasa sakit yang tak tertahankan dialami Novia, tujuh bulan yang lalu. Sebagai orang yang punya riwayat sakit lambung, ia mengira apa yang dirasakannya masih merupakan gejala sakit lambung. Karena kondisinya parah, Novia pun dibawa ke salah satu rumah sakit di Cikarang dan dirawat di sana. Setelah sepekan, kondisinya memburuk, area perutnya bengkak. Dokter pun memberi rujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita. Barulah jelas, katub jantung Novia rusak dan harus diganti melalui operasi.

“Sesak, sampai sakit, mau nafas saja sakit, Tarik nafas sakit. Trus jalan jauh tidak bisa. Kadang ke kamar mandi saja bisa sesak,” katanya.  

Tak dapat disangkal betapa vital peran organ jantung dalam tubuh kita. Jantung bekerja sebagai pompa untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh lainnya. Jantung memiliki empat katup yang berfungsi sebagai pembatas ruang jantung dan mengatur aliran darah pada saat memompa darah. Ketika katub jantung bermasalah, maka terjadinya penurunan fungsi jantung. Pada Novia, katub jantungnya mengalami pengapuran dan penyempitan, sehingga Novia pun mersakan sesak nafas, cepat capek, dan mengalami pembengkakan jantung.

“Sudah enggak bisa ngomong lagi. Saya menangis,” kata Reni, sang ibu. Selain terkejut dengan kondisi Novia, Reni juga terkejut dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli alat pengganti katub jantung tersebut. Pemasukan keluarga dari berjualan sarapan sangat pas-pasan.

Di tengah kebingungan itu, suatu hari, pihak rumah sakit memberitahu tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang banyak memberi bantuan pada masyarakat luas. Siapa tahu, pengajuan bantuan untuk Novia bisa disetujui. Reni pun mengajukan bantuan kepada Tzu Chi Indonesia. Pihak Bakti Amal dari Tzu Chi Indonesia menginformasikan hal ini kepada komunitas relawan di Cikarang untuk menindaklanjutinya dengan melakukan survei langsung ke rumah keluarga Novia di Cikarang Selatan.

Dari kiri ke kanan, Dokter Helen, relawan Tzu Chi berbincang dengan dr. Rina Ariani, Sp.JP, serta Novia dan Reni, ibu dari Novia.

“Novia ini usia masih sangat muda, dan kasusnya dinilai cukup berat yaitu ada tiga kerusakan katub jantung. Bayangkan, tubuh kita ada empat katub, dia itu tiga sudah rusak. Jadi dia butuh sekali pengobatan yang sangat cepat,” terang Dokter Helen, relawan Tzu Chi dari Cikarang.

Setelah melalui rapat bersama tim Bakti Amal, dengan melihat kondisi ekonomi keluarga Novia, juga usia Novia yang masih muda dan memiliki harapan masa depan, Tzu Chi pun menyetujui pengajuan bantuan Novia.

Alhamdulillah dengan adanya bantuan Tzu Chi ini, Novia bisa punya katub jantung bio.” Kata Reni.

Ada tiga pilihan yang digunakan untuk pengganti katub jantung, yakni katub jantung mekanik, katub jantung bioprostetik, dan satu lagi katub jantung dari donor. Katub jantung bioprostetik merupakan solusi bagi pasien perempuan dan masih berusia muda untuk hamil dan memiliki anak.

Novia pun menjalani operasi pada 9 Agustus 2023. Setelah operasi, ia menjalani fisioterapi dan rehabilitasi medik yang berlangsung 2-3 kali sepekan selama satu bulan. Terapi ini untuk pemulihan aktivitas fisiknya seperti kegiatan olahraga, tetapi respon jantungnya dinilai. Tahap ini bertujuan agar pada satu fase tertentu setelah kegiatan itu dilewati, Novia sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala dengan kemampuan yang maksimal.

Dokter Sugisman, Sp.BTKV (K) adalah dokter yang mengoperasi Novia. Menyaksikan dukungan Tzu Chi kepada pasiennya, dr. Sugisman sangat senang, karena bantuan tersebut sungguh membantu pasien dalam proses penyembuhan penyakitnya.

“Kami justru berharap Tzu Chi mungkin lebih banyak lagi memberikan bantuan kepada pasien-pasien yang lainnya. Karena terus terang saja ada ribuan pasien yang antre di belakang yang menunggu dilakukan operasi seperti yang dilakukan oleh Novia. Dan seperti yang kita tahu bahwa pemerintah hanya mensubsidi pasien seperti ini cukup banyak dan rumah sakit juga banyak mensubsidi pasien seperti ini cukup banyak. Jadi kalau ada pihak ketiga dari pihak swasta yang membantu pembiayaan pasien seperti ini tentu kami sangat berterima kasih,” ujar dr. Sugisman.

Ia menambahkan, di Indonesia, pasien yang menderita penyakit seperti yang dialami Novia sangat banyak dan sebagian besar mengalami kendala pembiayaan. Ini yang membuat pasien jadi tidak melakukan operasi, tidak melakukan pengobatan yang maksimal.

Novia Kini
Setelah menjalani operasi, perkembangan kesehatan Novia sangat siginifikan. Dokter Rina Ariani, Sp.JP, dokter Jantung yang sejak awal menangani Novia merasa bahagia.

Cinta kasih para relawan Tzu Chi di Xie Li Cikarang yang mendampingi Novia ke Rumah Sakit Harapan Kita pada Selasa, 10 Oktober 2023.

“Perkembangannya jelas berbeda jauh, pada saat awal Novia itu sesak. Masih sesak, pokoknya keluhan jantungnya sangat signifikan. Kebetulan baru ketemu dia setelah operasi, kelihatan segar sudah hampir tidak ada keluhan. Ada keluhan tapi cuma sedikit sisa-sisa operasi, tapi terlihat jauh membaik dibanding sebelum operasi,” jelasnya.

Pun dengan Helen, relawan Tzu Chi.  “Pertama kali saya bertemu dengan Novia, dia murung, jawabnya hanya dengan menganggukkan kepala dan menggelengkan kepala. Setelah selesai dioperasi tuh berbeda dan sudah mulai ada ekspresinya. Dan dia sudah banyak berbicara walaupun tidak banyak sekali. Tapi dari yang pertama sampai yang sekarang ini jauh lebih banyak lagi,” katanya semringah.

Novia begitu bersyukur dengan bantuan yang diberikan Tzu Chi. Apalagi jujur saja, ia sempat tidak yakin pengajuan bantuannya bakal disetujui, bahkan terhitung sangat cepat.

“Enggak menyangka disetujui karena biayanya besar. Tapi Alhamdulillah cepat lancar prosesnya bisa dibantu. Terima kasih banyak sudah membantu, sampai ditengokin ke rumah,” kata Novia.

“Kalau tidak ada bantuan dari Tzu Chi saya mungkin tidak tahu nasib anak saya bagaimana. Alhamdulillah anak saya sekarang sudah selesai operasi. Dibantu sampai sejauh ini sama Tzu Chi,” sambung Reni, sang ibu.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

“Kunjungan Kasih Menebarkan Cinta Kasih dan Kepedulian ”

“Kunjungan Kasih Menebarkan Cinta Kasih dan Kepedulian ”

18 Februari 2014 Kegiatan kunjungan kasih diawali dengan mengunjungi Adil Farhan Arrohmatan, seorang anak balita berusia 3 tahun. Adil adalah pasien penderita hernia yang telah menjalankan operasi melalui Program Kepedulian 5 Km.
Berbagi Kasih di Panti Asuhan Elim Anugrah

Berbagi Kasih di Panti Asuhan Elim Anugrah

27 Mei 2016

Dalam kunjungan kasih yang diadakan di Panti Asuhan Elim Anugrah, sebanyak 30 anak Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen Tzu Chi Medan datang untuk mengenal dan memahami kehidupan anak-anak di panti.

Menjalani Hidup Normal Kembali Karena Gamma Knife

Menjalani Hidup Normal Kembali Karena Gamma Knife

04 Mei 2021

Prosedur operasi dengan gamma knife telah menyelamatkan hidup Mellia Mediana dari arteriovenous malformation (AVM) atau kelainan pembuluh darah di otak.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -