HUT RSCK Tzu Chi ke-15: Berkembang Bersama Keluarga Besar RSCK

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, James Yip (He Qi Barat 2), Dok. RSCK Tzu Chi

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei memberikan plakat sebagai Apresiasi Masa Bakti 10 Tahun kepada 17 anggota keluarga dalam HUT Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, yang terdiri dari dokter, perawat, dan staf.

Momen perayaan HUT Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng masih menyisakan keceriaan dan sukacita di hati keluarga besar RSCK. Apalagi di momen itu, RSCK juga memberikan Apresiasi Masa Bakti 10 Tahun kepada 17 anggota keluarganya, yang terdiri dari dokter, perawat, dan staf. Penghargaan ini menjadi suatu tradisi bagi RSCK yang terus berlangsung di setiap tahunnya yang diharapkan bisa membuat para karyawan merasa berharga.

“Karena selama mereka bekerja, mereka bekerja dengan sepenuh hati dan ketulusan, tanpa pamrih. Apresiasi seperti ini bisa membuat mereka merasa dihargai dan bermanfaat bagi rumah sakit dan pasien. Semoga semua akan terus memberikan kontribusinya dengan baik dan bahkan menambah keteladanan bagi teman-teman sejawat yang baru. Terpeliharanya cinta kasih dan budaya humanis ini dari waktu ke waktu,” jelas Direktur Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dr. Tonny Christianto Ms, Sp.B., MM.

Kehangatan Rumah Sakit Bagai Kehangatan Keluarga
Dokter Khrisanti Dinata Sp. A, salah satu penerima apresiasi tersebut merasa bersyukur karena mempunyai jalinan jodoh yang panjang dengan RSCK. Padahal mulanya ia hanya dimintai tolong oleh teman dokternya untuk menggantikan praktik. Namun nyatanya kini sudah 10 tahun ia bergabung di RSCK sejak 3 Juni 2012.

Dokter Khrisanti Dinata Sp. A berbagi kisah tentang jalinan jodohnya bersama Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Kesan selama 10 tahun ini, RSCK memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi,” ujar Dokter Khrisanti. “Yayasan Buddha Tzu Chi dan rumah sakit selalu membantu pasien yang membutuhkan selalu mengulurkan tangan tanpa membedakan agama, ras, dan suku. Hal itu yang membuat hati saya senang bekerja di RSCK,” tambahnya.

Bagi dokter spesialis anak ini, RSCK juga memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, baik tenaga medis, non medis, selalu bisa berhubungan dan bekerja sama dengan baik. “Saya berdoa, semoga ke depannya RSCK semakin maju, sukses, sejahtera dan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Tentunya semoga kita semua bisa bekerja sama dengan baik sampai tahun-tahun mendatang,” tuturnya.

Dokter Khrisanti Dinata Sp. A merasa memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, baik tenaga medis, non medis, selalu bisa berhubungan dan bekerja sama dengan baik.

Yakin Akan Kemampuan Diri
Tak jauh berbeda dengan Dokter Khrisanti, Woen Agustina juga senang karena karena jalinan jodohnya masih berlangsung. Asien, panggilan akrabnya, dulu adalah seorang relawan pemerhati di RSCK. Jalinan jodohnya berlangsung sejak tahun 2007 dimana ia tertarik ikut dalam sosialisasi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pluit, Jakarta Utara. Sebelumnya pada tahun 1998 dia bahkan sudah lebih dulu mengenal Tzu Chi ketika bekerja di tanah kelahiran Tzu Chi, Taiwan.

Woen Agustina berbagi kesan tentang jalinan jodohnya bersama Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Setelah bergabung dengan Tzu Chi, di tahun 2008, ia mulai ikut dalam kegiatan relawan pendamping di RSCK. Dokter Kurniawan Tjahajadi, Direktur RSKB (saat ini menjadi RSCK -red) periode 2006 – 2012 kerap berbincang dengan Asien. Ia ingat, saat itu dr. Kur, panggilan akrabnya mengatakan bahwa menjadi relawan pemerhati di rumah sakit itu membawa satu manfaat yang besar karena dari rumah sakit mereka bisa belajar proses kehidupan: lahir, sakit, tua, mati, semua ada di rumah sakit. “Akhirnya saya fokus dan memang benar saya belajar banyak,” aku Asien.

Perjalanan Asien menjadi relawan pemerhati akhirnya juga membawanya menjadi staf front office di RSCK untuk memberikan pendampingan kepada staf bagian pendaftaran dalam menghadapi pasien dengan lebih ramah dan humanis lagi. “Karena awalnya kalau ada keluhan, pasti mengeluhnya ke relawan pemerhati, maka saat itu dari Ibu Oey Hoey Leng (relawan pendamping RSCK) dan dr. Kur, serta mendapat persetujuan dari Ibu Su Mei, meminta saya mendampingi bagian pendaftaran,” jelasnya.

Bersama dengan dokter dan relawan pemerhati, Woen Agustina (tengah) kerap mengadakan kunjungan kasih ke rumah pasien yang mengalami kekurangan dan susah berobat ke rumah sakit.

“Semula saya kurang percaya diri, tapi saya dikuatkan dan dimotivasi oleh ibu Hoey Leng. Beliau memotivasi saya untuk menjadi sesuatu yang berbeda, jadi beliau bilang kepada saya, ‘Kamu nggak perlu merasa tidak bisa karena setiap orang punya kemampuan yang tidak bisa dimiliki orang lain.’ Itu mungkin salah satu hal yang membuat saya bisa di RSCK,” lanjutnya.

Lebih lanjut Asien menuturkan bahwa bagian pendaftaran yang ujung tombak dari rumah sakit hingga kini sebisa mungkin tetap berlaku humanis dengan berbagai macam kasus pasien yang datang. Ada yang berbohong, ada yang marah-marah, memaki, dan banyak kasus lainnya. Tapi sebisa mungkin seluruh staf tetap memegang Budaya Humanis Tzu Chi sebagai landasan pelayanan rumah sakit. “Dari sana ya menjadikan saya merasa punya tantangan ya, bukan beban. Jadi melatih diri juga, kesabaran saya, menaklukkan kekesalan saya,” tuturnya sambil tertawa.

Woen Agustina (kipas nomor 1) bersama keluarga besar Tzu Chi ketika dirinya masih menjadi relawan calon komite.

Ia pun berpesan dan mengajak kawan-kawannya untuk menyukai pekerjaan masing-masing. Karena dengan menyukai pekerjaan, mereka akan bisa melewati hari-hari dengan begitu menyenangkan. “Saya senang di sana, waktu akan cepat berlalu. Dengan kebahagiaan, kita mungkin akan bisa melayani pasien dengan penuh keriangan hati kita,” ucap Asien penuh keyakinan.

Satu lagi, menjadi staf di RSCK pun tidak membuat kiprah Asien sebagai relawan Tzu Chi berhenti begitu saja, malah sebaliknya justru membuatnya semakin mudah berkegiatan dan bersumbangsih. Sehingga pada tahun 2022, Asien dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi yang baginya adalah berkah yang besar. “Semoga saya masih tetap produktif sehingga tetap bisa membantu banyak orang yang butuh,” tekadnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Festival Kesehatan Menyambut HUT ke-11 RSCK

Festival Kesehatan Menyambut HUT ke-11 RSCK

18 Januari 2019

pada Minggu, 6 Januari 2019, Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi menyelenggarakan festival kesehatan dengan tema “Kita Bhinneka - Kita Satu Melayani dengan Cinta Kasih.

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

25 Mei 2023

Seluruh manajemen Rumah Sakit Umum Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng (RSUCK) memperingati Hari Perawat Internasional yang jatuh pada 12 Mei 2023. 

HUT Ke-15 RSCK Tzu Chi: Bahagia dan Haru Menjadi Satu

HUT Ke-15 RSCK Tzu Chi: Bahagia dan Haru Menjadi Satu

17 Januari 2023

Wajah bahagia dan atmosfer sukacita melingkupi perayaan HUT Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng yang ke-15. Perayaan hari jadi ini akhirnya bisa kembali dilangsungkan secara meriah setelah hampir tiga tahun, rumah sakit dan tim medis dihujam badai pandemi.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -