Internasional: Bantuan Lewat Udara di Chile

Jurnalis : Tzu Chi Taiwan, Fotografer : Tzu Chi Taiwan
 
 

fotoYayasan Buddha Tzu Chi memberikan bantuan kepada para korban gempa di Chile melalui udara. Bantuan itu diberikan kepada 12.500 keluarga. Perbekalan tersebut mencakup makanan dan selimut-selimut.

Tanggal 25 Maret 2010, Angkatan udara Chile menerbangkan bantuan sebanyak 45 ton dari Yayasan Buddha Tzu Chi, dari pusat kota menuju selatan Kota Conception— pendistribusian dua hari kemudian. Ini menjadi bantuan pertama yayasan yang didistribusikan di Amerika Selatan.

Kota Terparah Akibat Gempa
Tanggal 27 Februari, gempa bumi berskala 8,8 skala Richter menghantam Conception, menewaskan lebih dari 700 orang dan mencederai ribuan orang. Ini merupakan kota kedua terbesar di Chile, dengan jumlah penduduk sebanyak 890.000 jiwa. Ini merupakan daerah terparah yang dihempas  oleh gempa bumi.

Dengan alasan inilah relawan memilihnya sebagai tempat pendistribusian mereka yang pertama. Setelah mendiskusikannya  dengan pemerintah, mereka meminta angkatan udara menerbangkan perbekalan dari kota Santiago, agar dapat dibagikan secepatnya. Mereka mengadakan pendistribusian pada tanggal 27 dan 28 Maret 2010. Bantuan itu diberikan kepada 12.500 keluarga. Perbekalan tersebut mencakup makanan dan selimut-selimut.

Gempa menghantam di waktu Subuh. Shi Zheman, pengusaha asing yang menetap di kota tersebut mengatakan, “Saya masih tertidur sekitar pukul 3.30 pagi. Gempa tersebut sangat aneh, tidak bergaung. Sewaktu menghantam, gempa bumi tersebut sangat dasyat. Saya belum pernah mengalami gempa sekencang  itu.“

Ujian Bagi Gedung-gedung di Kota
Shi memandu para ralewan yang datang ke Conception. Ia menunjukkan sebuah bangunan yang mengalami kerusakan terparah. “Ada ratusan orang di dalamnya, namun bersyukurlah pada Tuhan, seluruhnya dapat keluar dengan selamat sewaktu gempa mengguncang.“

Ia menunjukkan mereka bangunan yang berfungsi sebagai supermarket dan pusat pertokoan. “Kabel listrik atau sesuatu di dalamnya mengeluarkan api, dan masih diselidiki. Bangunan ini mengalami kebakaran terparah,“ jelasnya. Di muka bangunan, pasangan muda belia bersama anaknya membicarakan tindakan darurat pemerintah serta upaya kesungguhan hati orang-orang yang membantu sesamanya. Beberapa orang memberikan tepung terigu dan gula, lainnya membawakan air minum kemasan dari Argentina. Sehabis gempa bumi, 10 wilayah kehilangan tenaga listrik.

Kekuatan gempa adalah ujian yang berat bagi bangunan-bangunan di Conception. Sebagian besar bangunan-bangunan di pusat kota berhasil lulus ujian dan tetap berdiri. “Chile bagai pasien sakit yang memerlukan program penyembuhan seutuhnya,“ ujar Carlos Gonzales, perwakilan pemerintah yang bersama relawan mengunjungi kedua kota tersebut. Setelah gempa bumi terjadi, banyak penduduk yang kehilangan rumah dan pekerjaan. Ini adalah  permasalahan  yang harus dihadapi dan ditangani saat ini. (Sumber: Website Tzu Chi Taiwan, tanggal 25 Maret 2010, diterjemahkan oleh : Susy Grace Subiono)

  
 
 

Artikel Terkait

Kasih Ibu Tiada Batasnya

Kasih Ibu Tiada Batasnya

08 Juli 2015

Minggu pagi, 24 Mei 2015 terdengar alunan lagu “Lukisan Anak Kambing Berlutut”.  Pagi yang spesial karena sebanyak 95 relawan berkumpul di Aula lantai 2 SMK Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka berkumpul pada acara Kunjungan Kasih Pasien Kasus (KKPK) yang bertema  “Hari Ibu”.

Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah dengan Pelatihan Diri dan Bervegetaris

Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah dengan Pelatihan Diri dan Bervegetaris

15 Agustus 2024

Minggu, 11 Agustus 2024, relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke mengadakan acara sharing dengan judul Healthy Mind, Body and Soul di Ruang Xi She Ting Lantai 1, Tzu Chi Center Jakarta dengan dihadiri oleh 128 peserta.

Penyuluhan Kesehatan Gigi

Penyuluhan Kesehatan Gigi

18 Maret 2013 Di depan anak-anak tersebut, seorang penyuluh dan dua orang water boy telah bersiaga. Replika gigi manusia dibawa oleh penyuluh untuk memudahkan proses penyuluhan menyikat gigi dengan baik dan benar.
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -