Internasional: Dimulai dari Rumah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoPara Relawan memilah botol plastik berdasarkan warnanya. Setelah melalui berbagai proses, botol plastik dapat diubah menjadi selimut ataupun pakaian.

Tahun 2010 ini merupakan tahun ke-20 dari misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Para relawan di depo daur ulang pertama, bekerja dengan antusias sama seperti yang mereka lakukan dua dekade lalu.

Saat itu, 23 Agustus 1990 dalam sebuah pidato di Sekolah Menengah Kejuruan Shin Min di Taichung, Taiwan tengah, Master Cheng Yen mendorong masyarakat untuk memulai daur ulang. Sejak saat itu, dimulai dari Taichung menjadi 5.000 depo di 17 negara di seluruh dunia, dengan ribuan orang yang terlibat dalam pengumpulan sampah dan memilahnya di stasiun daur ulang. Depo  juga berfungsi sebagai pusat-pusat komunitas untuk orang tua, banyak di antaranya telah diselamatkan dari kesepian dan depresi dengan meluangkan waktu mereka untuk melakukan perbuatan baik.

Tanggal 23 Agustus 1990, dalam sebuah pidato di Sekolah Menengah Kejuruan Shin Min di Taichung, Taiwan tengah, Master Cheng Yen mendorong masyarakat untuk memulai daur ulang. "Gunakan kedua tangan kalian yang bertepuk tangan itu untuk melakukan daur ulang," kata Master Cheng Yen mengimbau para hadirin yang bertepuk tangan saat mendengar ceramahnya.

Sekarang fokusnya telah bergeser ke rumah. "Kita perlu memiliki prinsip membersihkan dan berdaur ulang dari  sumbernya," kata Master Cheng Yen. "Apa artinya ini? Kita tahu bahwa, awalnya, botol plastik dan air mineral berasal dari rumah. Kita perlu memberitahu para relawan: silakan mengumpulkan botol bersih dan tidak membiarkan mereka kotor sampai relawan daur ulang datang untuk menjemput botol-botol tersebut. Dengan begitu, botol-botol itu akan tetap bersih."

setelah sosialisasi orang-orang menggunakan air sisa cucian atau yang tersisa dari mencuci beras untuk membersihkan kantong plastik, sehingga botol-botol itu dapat disimpan di rumah tanpa menyebabkan bau atau menarik serangga. Relawan membawa pesan ini kepada para tetangga mereka: silahkan mencuci dan menyortir sampah daur ulang dalam 20 jenis sebelum pengumpulan, untuk membantu depo daur ulang agar dapat bekerja dengan lebih efisien.

Dari Botol Plastik ke Kain
Kebersihan botol plastik membuat kain bermutu tinggi. Itu sebabnya sembilan dari 32 tim di Piala Dunia 2010 memakai handuk yang  dibuat dari bahan daur ulang di Taiwan. "botol-botol disortir dengan mengeluarkan unsur-unsur yang tidak diinginkan untuk memproduksi bahan baku murni," kata Huang Huade, presiden Da Ai Teknologi. "Selama proses produksi, bahan baku ternyata menjadi faktor paling penting dalam kualitas," tambahnya.

Relawan juga menerapkan prinsip yang sama untuk daur ulang limbah dapur. Di kantor pusat Taichung terdapat sebuah ruang untuk mendaur ulang limbah ini, yang memroses sisa makanan menjadi kompos dan pupuk cair. Di kantor pusat Banqiao dan Sanchong, di pinggiran kota Taipei, sampah berubah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan buah dan sayuran dalam bentuk jernih dan tidak berbau.

Depo daur ulang pertama
Di Taichung, depo daur ulang pertama didirikan 20 tahun yang lalu, kerja yang terjadi hari ini merupakan dedikasi yang sama seperti pada hari pertama depo dibuat. Depo didirikan di Desa Liming dekat sekolah kejuruan di mana Master Cheng Yen yang membuat daya tarik. Tempat ini disumbangkan oleh seorang relawan lokal Chen Juanchai, yang bertujuan untuk menjaga komunitasnya sebersih rumahnya sendiri.

"Semua orang berpikir dengan cara yang sama. Begitu ruang keluarga Anda menjadi berantakan, Anda membersihkannya. Semua orang melakukan hal yang sama – ini adalah bagaimana kita bekerja," kata Chen Juanchai.

Meski lokasi telah berubah, tapi setiap sore warga tetap berkumpul untuk mengumpulkan dan memilah sampah untuk didaur ulang. Mereka datang pada jam 2 siang, setalah pasar sayur mayur telah tutup. "Jika Anda datang terlambat, tidak ada yang dapat anda lakukan," kata relawan Yan Bixia. "Semua orang bersaing untuk ambil bagian karena menyenangkan. Kadang-kadang kita bekerja dengan tenang, kadang-kadang kita bercerita lelucon. Tapi semua orang bekerja keras. "

Jian Sujuan, yang sudah 19 tahun bergabung sebagai relawan daur ulang, setelah Master Cheng Yen memberikan pidato kedua di Liming pada bulan Agustus 1991 berkata, "Saya percaya bahwa kita bisa menyelamatkan bumi dan Tuhan mengatakan bahwa kita bisa mencapai hal ini, yaitu apa yang memotivasi kita."

Bulan lalu tangan Jian terluka, tapi ini tidak menghentikannya dari melakukan pekerjaan. Di sampingnya adalah relawan Chen Mingpo, yang mengatakan bahwa, sebagai insan Tzu Chi, ia harus melakukan tugas daur ulang-nya. "Ini adalah ajaran Master. Kami datang dan melakukan sebanyak yang kami bisa."

Dalam waktu kurang dari satu jam, para relawan telah menyelesaikan pekerjaan daur ulang. Selama 20 tahun terakhir, daur ulang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Liming. Komitmen ini dipercaya semua orang layak waktu dan usaha. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)
  
 
 

Artikel Terkait

Mengalirkan Semangat Cinta Kasih di Kota Jambi

Mengalirkan Semangat Cinta Kasih di Kota Jambi

10 Oktober 2013 Gathering hari ini dimulai dengan sharing Suriadi Shixiong mengenai Sejarah Tzu Chi, semangat celangan bambu juga visi misi Tzu Chi juga ditayangkan video kilas balik Tzu Chi yang menginspirasi.
Banjir Jakarta: Nasi Hangat Tzu Chi untuk Warga Muara

Banjir Jakarta: Nasi Hangat Tzu Chi untuk Warga Muara

11 Februari 2015 Di hari ketiga banjir yang melanda Jakarta atau tepatnya tanggal 11 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membantu wilayah Kapuk Muara yang berada dekat dengan Pantai Indah Kapuk. Relawan Tzu Chi membagikan 100 bungkus nasi hangat dan 100 botol air mineral 600 mm  kepada para pengungsi.
Menjadi Manusia Seutuhnya

Menjadi Manusia Seutuhnya

03 April 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menjalin jodoh dan membangkitkan benih cinta kasih masyarakat umum. Kali ini relawan Yayasan Buddha Tzu Chi berkunjung ke salah satu perusahaan perbankan terbesar di Indonesia, Bank Mandiri.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -