Jangan Biarkan Ibu Menangis

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara), Hendra Gunawan (He Qi Barat), Kurniawan, Lisda, Moni Alwi, Riani, Wid
 
 

fotoUngkapan hati Like Hermansyah saat memberikan rangkaian bunga kepada orang tuanya. Kasih orang tua yang begitu luhur membuatnya selalu teringat untuk berbakti kepada mereka.

 

Jika hidup ini bagaikan film yang sedang berputar dan film itu dapat diulang kembali ke adegan sebelumnya. Mungkin adegan yang paling ingin diulang oleh setiap anak adalah adegan ketika mereka banyak melakukan kesalahan kepada ibu. Dan dari pengulangan itu mereka berusaha menunjukkan baktinya kepada ibu dengan tidak membuatnya menangis. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Kehidupan akan terus berlanjut apa pun yang telah kita lakukan. Oleh sebab itu bila ada cinta yang murni dan tulus sepanjang masa, dapat dipastikan cinta itu adalah cinta orang tua kepada anak-anaknya.

 

 

Dalam Sutra Bakti Seorang Anak diceritakan bahwa kasih orang tua begitu besar kepada anak-anaknya sehingga sulit untuk dibalaskan. Kasih orang tua orang tua yang mendalam sudah ada sejak seorang Ibu mulai mengandung anaknya selama 9 bulan 10 hari. Selama masa-masa itulah tubuh ibu yang indah perlahan-lahan berubah menjadi gemuk dan memudarkan kecantikannya.

Hari-hari ibu yang tadinya menyenangkan pun seketika terganggu dengan berat badan yang semakin bertambah dan tidur yang tidak lagi nyenyak. Akibatnya sepanjang siang ibu selalu merasa lelah. Tetapi seorang ibu yang baik tidak pernah menyesalkan keadaannya, justru dengan penuh sukacita ia menyambut kehamilannya dan menjaga kandungannya dengan sepenuh hati.

Semakin mendekati hari kelahiran, tubuh ibu semakin terasa berat bagaikan gunung. Perasaan cemas akan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungnya, selalu menghantui pikiran ibu di bulan-bulan terakhir menjelang kalahiran. Dan semua ini semakin membuat seorang ibu tidak leluasa untuk bekerja. Namun, tidak sedikit ibu yang tetap membanting tulang selama menjalani kehamilan demi kebaikan sang buah hati dan keluarganya. Kenyataan ini sangat sering tidak diketahui oleh anak-anak, karena ibu selalu menyimpan apa yang pahit bagi dirinya dan memberikan yang manis kepada anaknya.

foto  foto

Ket : - Banyak ibu yang menangis saat anak mereka berlutut dan memberikan rangkaian bunga. Kasih ibu yang             begitu besar harus dihargai dengan sikap tulus dan bakti oleh setiap anak.  (kiri)
       - Djohar (kiri) saat memerankan tokoh anak nakal. Drama Sutra Bakti Seorang Anak telah menyentuh            perasaan Djohar hingga membuatnya tersadar dan ingin berbakti kepada orang tua.            (kanan)

Setelah bayi itu lahir, dengan tulus ibu melupakan semua penderitaannya selama melahirkan, menggantinya dengan ketegaran lalu merawatnya, mendidiknya, dan memberikan semua yang terbaik untuk anak-anaknya hingga mereka besar. Tetapi sebaliknya setelah anak-anak mereka dewasa, seringkali mereka tidak menghiraukan pesan orang tua, mereka menjadi sedemikian keras kepala, dan tidak lagi patuh pada orang tua. Mereka dengan mudah melupakan jasa dan budi baik orang tua dengan pergi meninggalkan orang tua sendiri di rumah demi kesenangannya, demi teman-teman barunya, atau demi ambisinya mengejar cita-cita.

Mereka tidak lagi peduli dengan perasaan ayah atau ibu yang selalu merisaukan kesehatan dan keselamatannya. Bagi mereka, mendengarkan pesan orang tua adalah penghalang dalam kemajuan dirinya, karena itu anak-anak yang demikian selalu menentang perkataan dan menjauhi dirinya dari orang tua. Itulah perilaku anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Dan kisah ini dengan apik dipentaskan dalam drama Sutra Bakti Seorang Anak  pada hari Minggu pagi, 23 Mei 2010 di ruang serba guna RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Kisah yang diambil dari Sutra Buddha ini telah membuat Djohar Djaja tak hentinya menangis dan meratapi penyesalannya di dalam hati.

foto  foto

Ket : -Meratapi orang tua yang telah meninggal hanyalah perbuatan yang sia-sia. Pesan di hari ibu ini adalah            berbaktilah selagi masih ada kesempatan. (kiri)
       - Dalam drama dikisahkan ketika seorang bayi lahir seluruh keluarga menyambutnya dengan penuh            sukacita. Bahkan seorang ibu dengan mudah melupakan semua rasa sakitnya saat            melahirkan.   (kanan)

Menyadari Kasih Ibu
Menurutnya, drama yang dipentaskan pada hari itu memiliki banyak kemiripan dengan kisah hidupnya. Setelah tamat dari perguruan tinggi, Djohar yang baru berusia 22 tahun lantas merantau ke Jakarta untuk mengejar cita-citanya. Kemandirian dan keuletannya bekerja menghantarkan Djohar pada posisi yang baik di sebuah perusahaan. Namun itu semua, membuatnya menjadi lupa untuk berbakti kepada orang tua ditambah lagi setelah berkeluarga kesibukan Djohar mengurus anak dan istrinya membuatnya semakin jauh dengan orang tua.

Sampai suatu hari, tayangan DAAI TV menggugah Djohar untuk bergabung sebagai relawan Tzu Chi. Di Tzu Chi, Djohar baru menemukan arti kehidupan di dalam dirinya. Selama di Tzu Chi pula, ia baru menyadari besarnya kasih orang tua kepadanya dan baru menyesal atas semua kekeliruan yang pernah ia lakukan selama ini. Maka ketika He Qi Utara akan merayakan hari ibu dan memintanya untuk memerankan tokoh anak nakal pada drama Sutra Bakti Seorang Anak, Djohar dengan penuh tanggung jawab menerimanya dan memerankan tokoh itu dengan sepenuh hati.

foto  foto

Ket : -Lagu Gan En De Xin yang diperagakan dengan isyarat tangan menambah kesyahduan acara hari ibu.             (kiri)
       - Sebagai rasa syukur dan hormat pada ibu, para pria pada acara hari itu menyediakan makanan, mulai           dari memasak di dapur sampai menghidangkannya di meja makan.   (kanan)

Setelah beberapa kali latihan drama, hati Djohar semakin pilu menyadari jasa orang tua yang tiada terhingga. Dalam diam, ia menangis dan dalam kesendirian ia meratapi kerinduan pada ibunya yang jauh di seberang pulau. Puncaknya, sebelum perayaan hari ibu yang diselenggarakan pada 23 Mei 2010, Djohar segera menghubungi ibunya. Ia memohon maaf dan mengirimkan tiket pesawat dengan pesan agar ibunya bersedia datang di hari yang istimewa itu. “Saya sengaja meminta mama datang dari Medan untuk melihat drama Sutra Bakti Seorang Anak yang saya perankan,” katanya.

Perayaan kasih ibu pada hari itu telah menjadi titik balik kehidupan Djohar dan mengubah pandangannya terhadap orang tua untuk selama-lamanya. Namun demikian, kepergian sang ayah yang telah mendahului ibunya membuat ia merasa menyesal karena tidak sempat memberikan bakti kepada sang ayah. Karena itu sejak dirinya terispirasi oleh nilai-nilai kebajikan, Djohar bertekad tidak akan menyia-nyiakan lagi kasih ibunya yang begitu mendalam dan berusaha sekuat kemampuan untuk memberikan perhatian dan bakti kepada ibunya. “Saya tidak ingin lagi membuat mama sedih. Saya termasuk menyesal karena sudah hidup selama 42 tahun ini, saya baru mengenal arti berbakti kepada orang tua. Karena itu saya sangat berterima kasih sekali kepada Master Cheng Yen. Karena bimbingan dari Master membuat saya terinspirasi untuk berbakti,” ungkapnya. 

  
 
 

Artikel Terkait

Handoko Menapak Bahagia Dengan Kaki Palsu

Handoko Menapak Bahagia Dengan Kaki Palsu

14 Oktober 2021

Kisah Handoko, penerima bantuan Tzu Chi yang menjadi relawan. Kini ia menapak bahagia dengan kaki palsunya. Keterbatasan fisik tidak menghalanginya untuk hidup mandiri.

Perhatian untuk Kakek Murdi dan Nenek Tuminem

Perhatian untuk Kakek Murdi dan Nenek Tuminem

07 Maret 2023
Relawan Xie Li Indragiri mengunjungi pasangan Murdi (70) dan Tuminem (63). Pasangan lanjut usia ini tinggal di Desa Suka Mandiri, Bagan Jaya, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Senyum Hangat di Panti Lansia

Senyum Hangat di Panti Lansia

11 September 2017

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengunjungi Panti Lansia Atmabrata, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu pagi (10/9/17). Dalam kunjungan ini, relawan bertemu dengan 15 orang penghuni panti tersebut.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -