Internasional : Menemukan Rumah Spritual

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

fotoLung Gang, direktur film berbakat, dengan didampingi oleh isterinya, Hu Ziting, akan dianugerahi sebagai Komite Tzu Chi. “Jika tiada kasih di dunia ini, hidup akan seperti di neraka. Beruntunglah kita semua hidup di dalam dunia Tzu Chi yang penuh cinta kasih

NEW YORK - Di antara peserta pelatihan Relawan Komite Tzu Chi dari luar negeri tahun 2009 adalah seorang Direktur Film Lung Gang, direktur yang sangat dihormati pada zamannya. Lung didampingi oleh isterinya, Hu Zi Ting, yang akan bersama-sama dilantik menjadi Relawan Komite Tzu Chi. Lung yang senang mempelajari ajaran Buddha, mengatakan Jing Si Aphorisms yang ditulis oleh Dharma Master Cheng Yen sudah menanamkan jiwa Buddha dalam kehidupan sehari-hari dan membantunya untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Tzu Chi, ia menemukan kejelasan ajaran Buddha dan juga kemurnian jiwanya.

Menemukan Jalan Tzu Chi
Saat menceritakan perasaan dan pengalamannya, Lung tidak dapat menghentikan air mata yang mengalir di wajahnya. “Dulu saya membuat film yang bisa menimbulkan sensasi. Air mata penonton sama dengan uang yang bernilai. Tetapi saat ini, dari lubuk hati terdalam saya sungguh tersentuh. Kemurnian air mata di wajah saya adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli oleh uang,“ ujarnya dengan mata berair.

“Mendapat kesempatan untuk bergabung dengan keluarga besar Tzu Chi ini membutuhkan banyak usaha. Setiap saat saya berpikir bagaimana Master Cheng Yen, dengan tubuhnya yang lemah, mampu mengemban tanggung jawab misi kemanusiaan Tzu Chi yang luar biasa di pundaknya – betapa luar biasa tindakannya!” Bapak Lung berhenti sejenak dengan  mata memerah.

Ia kemudian melanjutkan kisahnya. Saat ini ia sudah menetap di New York selama 28 tahun. Sejak tragedi 9/11 (11 September 2001) di Amerika, ia sudah mendengar betapa relawan Tzu Chi selalu berada di barisan depan dalam setiap bencana yang membutuhkan pertolongan. Namun sepertinya karma tidak pernah berjodoh. Lung berkata,”Kami sering mendengar mengenai Tzu Chi, tapi tidak pernah berhasil menemukan Kantor Cabang Tzu Chi (di New York). Suatu hari isteri saya melihat pengumuman di surat kabar mengenai kelas kaligrafi Tionghoa di Kantor Cabang Tzu  Chi yang berlokasi di Timur Laut Kota New York. Segera saja kami langsung menuju Chinatown untuk mendaftar menjadi relawan.“

Aktif di Semua Kegiatan
Selama 14 tahun terakhir, Lung dan isterinya, Hu Zi Ting berpartisipasi dalam segala macam akivitas Tzu Chi seperti membesuk ke rumah pasien Tzu Chi yang membutuhkan perawatan, membantu pendistribusian barang, menjaga dan mensosialisasikan program pelestarian lingkungan dan kampanye aksi kemanusiaan. Apapun acaranya, pasangan tersebut tidak pernah absen. Hu Zi Ting yang sebelumnya tidak pernah memasak air, bahkan bergabung dengan kelompok relawan kuliner dalam aktivitas Tzu Chi.

Pasangan tersebut menjadi semakin tersentuh sewaktu mengunjungi pasien penerima bantuan Tzu Chi yang membutuhkan perawatan. Timbul rasa syukur di dalam mereka setelah memahami penderitaan orang lain. Salah satu contohnya adalah ketika mereka mengunjungi seorang wanita yang ditinggalkan suaminya. Suaminya bukan hanya mengambil seluruh uang di rumahnya, tapi juga meninggalkannya tanpa sepeser uang pun. Selain itu, ia pun masih harus merawat mertuanya yang sudah tua dan lumpuh. Situasinya menjadi sangat sulit sehingga mereka berdua berencana menyantap seluruh makanan yang tersisa di kulkas dan kemudian  bunuh diri. Begitu relawan Tzu Chi mengetahui kasus ini, mereka pun segera membantu merawat dan mendukung keluarga ini.

Lung Gang dan isterinya berada di antara relawan yang mengunjungi keluarga tersebut. Setiap kali pasangan tersebut menceritakan kasus ini, mereka tidak dapat menghentikan air matanya.  Lung Gang mengatakan, “Di negara maju seperti Amerika, masih ada orang dengan penderitaan seperti ini. Dibandingkan dengan mereka, kami masih jauh beruntung!“.

Hu Zi Ting adalah seorang eksekutif di perusahan keuangan. Wanita ini merasa jika ia telah menemukan arah hidupnya. Ia mengatakan, “Saya sekarang yakin perjalanan hidup saya akan berada di jalur Bodhisatwa Tzu Chi. Kembali ke Taiwan untuk dilantik menjadi Relawan Komite Tzu Chi, berarti  tanggung jawab saya akan semakin bertambah. Tapi setelah ’disegarkan’ melalui pelatihan ini, saya pun merasa kuat untuk lebih rajin menjalankannya.“ Ia mengambil resiko tinggi meninggalkan sejenak pekerjaannya, dan mengatakan pada pimpinan di perusahaannya, “Ini adalah acara terpenting dalam hidup saya. Jika saya tidak dapat meninggalkan pekerjaan untuk kegiatan ini, maka akan menjadi penyesalan terbesar dalam hidupku!“ (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh: Susy Grace Subiono)

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

02 Mei 2012 Buddha berkata bahwa pada Era Kemunduran Dharma atau Kalpa Kerusakan, yaitu pada masa kita sekarang ini, batin manusia akan berubah dan mengalami kemerosotan moralitas. Akibatnya, manusia akan saling bertikai dan anak muda akan membangkang terhadap orang tuanya.
Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bima

Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bima

26 Desember 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengirimkan bantuan untuk meringankan beban para korban banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Paket bantuan tersebut berupa 1000 lembar selimut, 300 dus mi instan, 2000 kilogram beras (40 karung @ 5o kilogram), 50 dus sabun mandi, dan 15 karung pakaian layak pakai.
Menanamkan Harapan Melalui Pendidikan Karakter

Menanamkan Harapan Melalui Pendidikan Karakter

17 April 2025

Sosialisasi Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang diadakan relawan komunitas He Qi Pluit dan Angke mengajak orang tua dan anak-anak untuk bersama membangun karakter dan menumbuhkan harapan bagi masa depan yang penuh kebaikan.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -