Internasional: Pelatihan Relawan Tzu Chi di Haiti

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Bandung menyuapi seorang oma dengan kasih sayang yang tulus. Kamis, 20 Mei 2010, relawan Tzu Chi mengunjungi dan memberi perhatian kepada para penghuni Panti Sosial Tresna Wreda Senjarawi.

 

Haiti - Lebih dari 100 orang penduduk Haiti mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh relawan Tzu Chi. Pelatihan ini dilakukan untuk menanam benih Tzu Chi di negara ini. Mereka berharap bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi dapat bernaung di sana, seperti yang telah dilakukan di Afrika Selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 4.000 relawan.

 

 

 

 

Para peserta berasal dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk sopir, petugas keamanan, penyelenggara kota tenda di stadion sepak bola nasional, dan juga penduduk dari sebuah distrik. Semua orang merasa tersentuh melihat kegiatan yang Tzu Chi lakukan pascagempa bumi, dan mereka berkeinginan untuk belajar agar dapat turut berkontribusi bagi masyarakat.

Berawal dari 30 Ibu Rumah Tangga menjadi Organisasi Berskala Internasional
Relawan Zeng Yongli menjelaskan bagaimana Yayasan Tzu Chi mulai bekerja dari misi amalnya yang sudah berjalan lebih dari 40 tahun yang lalu di Taiwan, sebuah negara kecil, dengan 30 ribu rumah tangga memberikan sumbangan NT $ 0,5 per hari, dan sekarang telah tumbuh menjadi sebuah organisasi global dengan jutaan relawan.

Jonathaon berjalan jauh untuk datang ke gereja dan tidak ingin melewatkan program pelatihanini.Dia mencontohkan California Selatan, dimana para relawan Tzu Chi mengunjungi sebuah panti asuhan dan keluarga yang tertimpa musibah. "Anda bisa melakukan apa yang menurut Anda bisa. Mungkin suatu hari Anda tidak akan hanya dapat membantu masyarakat dan negara sendiri, tetapi juga pergi ke negara-negara lain untuk memberikan bantuan. Selama kita menggabungkan kekuatan dari semua orang dan menciptakan berkah setiap hari, Haiti memiliki masa depan cerah," kata Jonathaon.

foto  foto

Ket : - Jonathaon berjalan jauh untuk datang ke gereja dan tidak ingin melewatkan program pelatihan ini.   (kiri)
       - Camille Sanon menyajikan lukisan minyak Buddha yang besar dengan latar belakang langit biru dan             awan putih sebagai relawan seragam biru dan putih. "Melalui lukisan ini," katanya, "kami ingin kau tahu             betapa pentingnya Anda dengan komunitas kami." (kanan)

Relawan Huang Hankui juga menjelaskan bagaimana seorang dapat menjadi seorang Bodhisatwa, "Untuk menjadi seorang Bodhisatwa sangat sederhana. Anda mulai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, saat Anda berjalan di sepanjang jalan dan melihat sepotong sampah, Anda mengambilnya. Kemudian Anda adalah seorang Bodhisatwa. Siapa yang ingin menjadi seorang Bodhisatwa? Silahkan angkat tangan Anda.” Mayoritas penonton mengangkat tangan mereka. "Jadi, lain kali Anda berjalan di jalan dan melihat sepotong sampah, apa yang akan Anda lakukan?" katanya, "saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Master Cheng Yen karena telah membawa kami ke Haiti. Meskipun kami berasal dari berbagai agama dan latar belakang budaya, kami memiliki semangat Buddha. Ini adalah semangat cinta yang besar."

Biru dan Putih
Salah satu peserta pelatihan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi, seorang seniman bernama Camille Sanon, memberikan lukisan minyak para relawan dengan Buddha yang besar dan latar belakang langit biru dan awan putih. Dalam lukisan itu, terdapat dua biksu yang mirip dengan salah satu anggota Tzu Chi sedang memberikan bunga Krisan kepada Buddha. Sanon mengatakan bahwa ini bukanlah hadiah dari dirinya sendiri, tetapi dari semua orang di kampungnya, yang mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuannya kepada masyarakat mereka. "Mengapa saya melakukan ini? Saya tahu, jika saya melakukan hal-hal yang baik, Tuhan atau Buddha akan memberi saya kesempatan. Buddha tidak membedakan antara ras dan bangsa, tetapi menganggap semua orang sebagai sama.Semangat Buddha adalah untuk membantu orang yang melakukan banyak pekerjaan baik, banyak membantu dalam komunitas kami, termasuk istri dan anak-anak. Melalui lukisan ini, kami ingin Anda tahu betapa pentingnya Anda dengan komunitas kami," ungkap Sanon.

Dari 109 bibit cinta kasih yang tertanam hari ini, berapa banyak yang akan tumbuh menjadi tanaman dewasa? Jika Haiti mendirikan kantor penghubung di masa yang akan datang dan menghasilkan relawan yang religius seperti yang ada di Afrika Selatan, sesi pelatihan ini akan menjadi tonggak sejarah penting. Dari tragedi, sesuatu yang indah ternyata bisa tumbuh dan berkembang. (Sumber: Website Tzu Chi Taiwan, tanggal 26 Mei 2010, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)

  
 
 

Artikel Terkait

Kasih untuk Pahlawan Kebersihan

Kasih untuk Pahlawan Kebersihan

16 September 2011 Tzu Chi pun memberikan perhatian kepada para petugas kebersihan Kota Surabaya bekerja sama dengan pemerintah Kota Surabaya dan Walikota Surabaya. Tzu Chi menyadari bahwa mereka ini menduduki posisi penting dalam kehidupan sehari-hari warga Kota Surabaya.
Waisak Tzu Chi 2018: Merayakan Waisak Dalam Kesederhanaan

Waisak Tzu Chi 2018: Merayakan Waisak Dalam Kesederhanaan

14 Mei 2018
Peringatan Hari Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berjalan dengan baik dan lancar. Semoga doa yang tulus yang telah dipanjatan oleh setiap orang yang hadir dapat menjadikan dunia bebas dari bencana, masyarakat aman dan damai, serta hati manusia dapat tersucikan.
Mengenalkan Seni Sejak Dini

Mengenalkan Seni Sejak Dini

23 Desember 2015
Memasuki liburan panjang di akhir tahun 2015, Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) mengadakan Creative Holiday Class yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia 3 hingga 12 tahun.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -