Jalinan Jodoh bajik dalam Rangkulan Cinta Kasih

Jurnalis : Lina K. Lukman, Heni Habba (He Qi Pusat), Fotografer : Hioe Hanssen (He Qi Pusat)
 
 

foto
Wulan, salah satu anak asuh menangis karena teringat akan kepergian ayahnya yang terlalu cepat sehingga ia merasa tidak lagi memiliki kesempatan untuk berbakti kepada sang ayah.

Biasanya hari Minggu adalah waktu untuk bersama dengan keluarga. Begitu pula dengan relawan Tzu Chi yang pada tanggal 21 April 2013 mengadakan gathering untuk anak asuh yang bertempat di Kantor He Qi Pusat, ITC Mangga Dua lantai 6. Ada sebanyak 35 anak asuh yang hadir, terdiri dari 15 anak di sesi pagi dan 20 anak di sesi siang. Maka dengan penuh semangat dalam kebahagiaan penuh syukur, relawan memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi dan bertemu dengan anak asuh dan juga orang tua yang mendampingi anak-anaknya.

 

Pukul 07.30 WIB sekitar 70 orang relawan telah hadir dan mendekati pukul 07.50 WIB beberapa orang relawan sudah berbaris rapi di sisi kiri dan kanan pintu masuk. Tak lama kemudian anak asuh dan para orang tuayang mendampingi mulai berdatangan satu per satu dan saat mereka memasuki ruangan disambut oleh para relawan dengan senyuman hangat dan ucapan selamat datang. Dikarenakan adanya penambahan anak asuh yang sebelumnya berada di He Qi Utara maka jumlah anak asuh menjadi sedikit lebih banyak dari bulan sebelumnya. Untuk itu dibagi menjadi 2 sesi pertemuan, yaitu sesi 1 yang dimulai pukul 8.00 WIB dan sesi 2 pada pukul 10.30 WIB.

Dalam rangka menyambut Hari Ibu Sedunia pada bulan Mei yang akan datang maka topik kali ini sedikit berbeda, yaitu Hari Bakti Orang Tua dengan tema “Doa dan Berkah untuk Ayah dan Bunda Tercinta”. Penjelasan yang disampaikan oleh Erna Shijie di sesi 1 dan saya (Metasari) di sesi 2 membuat kita diingatkan kembali tentang bagaimana pengorbanan serta kasih sayang orang tua yang tak terhingga untuk anak-anaknya. Lagu Bunda yang sayup-sayup terdengar membuat suasana menjadi penuh haru, tak terkecuali Wulan Permatasari (17) yang tampak menangis sedih. Wulan merupakan anak asuh Yayasan BuddhaTzu Chi yang bersekolah di SMK Alkahiriah Bahari dan saat ini ia tinggal bersama adik dan ibu tercinta yang juga relawan Tzu Chi yaitu Sriyani Shijie.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 21 April 2013 diadakan gathering anak asuh bertempat di Kantor He Qi Pusat, ITC Mangga Dua lantai 6. Ada sebanyak 35 anak asuh yang hadir dalam kegiatan ini (kiri).
  • Relawan Tzu Chi juga memberi motivasi kepada para orang tua untuk mendukung anak-anak mereka meneruskan pendidikannya (kanan) .

Di kesempatan Sharing peserta untuk mengungkapkan isi hati seorang anak kepada orang tuanya, dengan terbata-bata Wulan mengatakan “Ayah tidak sakit, tidak kecelakaan tapi tiba-tiba ayah meninggal, tidak sempat berbakti pada ayah. Saya dan adik akan membahagiakan ibu dengan melakukan dan memberikan yang terbaik.” Hal senada juga di ungkapkan oleh Vita seorang anak asuh, “Saya sering membuat bunda kesal. saya berjanji suatu hari nanti saya akan menjadi orang sukses dan akan membahagiakan bunda.”

Menangis dan menyesali perbuatan masa lalu adalah langkah awal yang baik. Mengetahui perbuatan yang dilakukan itu tidak baik maka baru tahu untuk memperbaiki hubungan antara orang tua dan anak ke arah yang lebih baik lagi. Kemudian mereka diminta untuk menuliskan kata-kata cinta kasih di selembar kertas, dilanjutkan dengan foto bersama orangtua dari masing-masing anak asuh, dimana kertas yang berisikan kata cinta kasih dan foto bersama orangtua ini akan diberikan oleh anak kepada orang tuanya pada hari ibu di bulan Mei.

foto  foto

Keterangan :

  • Tan Kim In Shijie mengajarkan cara memasak vegetarian dengan bahan-bahan yang sangat murah dan mudah didapat, seperti kacang panjang, tahu dan lain sebagainya (kiri) .
  • Pembuatan dan manfaat enzim juga ditunjukkan oleh para relawan agar para anak asuh dan keluarganya dapat turut berperan dalam melestarikan lingkungan (kanan) .

Untuk orang tua yang mendampingi anaknya juga diajarkan bagaimana cara memasak masakan vegetarian sederhana dan juga enak yang dilakukan oleh Tan Kim In Shijie, dengan bahan-bahan yang sangat murah dan mudah didapat, seperti kacang panjang, tahu dan lain sebagainya. “Dengan tidak mengonsumsi daging dan juga makanan dengan lemak tinggi maka badan akan menjadi lebih sehat dan kita bisa membangkitkan hati welas asih,” ucap Tan Kim In Shijie di sela-sela melakukan demo memasak kepada peserta.

Selain demo cara memasak masakan vegetarian, peserta juga diajarkan cara membuat enzim  dari gula merah, sisa sayur dan kulit buah yang merupakan bahan yang juga mudah didapat. “Enzim ini sangat bagus sekali karena terbuat dari bahan-bahan alami. Hanya dengan takaran satu tutup botol enzim lalu dicampur air dan digunakan untuk mengepel maka lantai rumah kita akan bersih sekali. Juga bisa membuat serangga seperti semut dan kecoak tidak datang lagi ke rumah kita,” jelas Santi Shijie pada peserta yang mendengarkan dengan antusias, karena memang mereka belum pernah mendengar tentang enzim.

Suasana kebersamaan selalu meninggalkan kesan tersendiri dan menumbuhkan semangat baru. Berbagi dan menerima, keduanya sama penting dan memiliki sebuah jalinan jodoh bajik dalam rangkulan penuh cinta kasih. Dengan bervegetarian dan tidak mengonsumsi daging, berarti kita sudah melakukan sebuah tindakan kecil yang nyata untuk menyayangi dan menyelamatkan bumi kita ini.

  
 

Artikel Terkait

Waisak di Pulau Batam

Waisak di Pulau Batam

19 Mei 2010
Salah seorang peserta yang bernama Amini berkata bahwa ini kali pertama dia mengikuti acara perayaan Hari Waisak yang diselengarakan oleh Tzu Chi. Ia merasa perayaan ini sangat spesial. Saat memberi hormat kepada Buddha dan menyirami Rupang Buddha, ia merasa seperti sedang menyucikan hati sendiri
Sekantung Darah untuk Sesama

Sekantung Darah untuk Sesama

16 September 2014 Pada hari Sabtu, 23 Agustus 2014, relawan Tzu Chi Hu Ai Kebon Jeruk kembali mengadakan kegiatan donor darah. Acara yang digelar setiap tiga bulan sekali ini diadakan di Kantor RW 06 Bojong, Jakarta Barat dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Tangerang.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -