Jalinan Jodoh Tzu Chi
Jurnalis : Desvie Nataleni, Yuliati, Teddy Lianto, Fotografer : Anand Yahya, Desvie Nataleni, Rudi Darmawan (He Qi Barat)
|
| ||
“Selama 60 tahun saya selalu mencari kebahagiaan untuk diri sendiri dan tidak ada puasnya, setelah bertemu ajaran Master Cheng Yen dan saya belajar ternyata bersyukur sekali setiap membantu orang saya menemukan kebahagiaan yang tiada taranya, “ cerita Ketua MURI ini. Bagi Jaya Suprana kata Tzu Chi yang artinya “welas asih dan memberi” memiliki makna yang sangat luar biasa. Sifat welas asih dan memberi bisa menjadikan pribadi yang baik dan manusia yang sehat dalam setiap menjalani kehidupan ini. Jaya Suprana memberikan tanggapan positif dengan didirikannya sekolah Tzu Chi. “Pada dasarnya jika ada yayasan yang membangun sekolah seperti ini sangat bagus sekali karena dunia ini akan penuh perdamaian, penuh kesejahteraan dan penuh welas asih, serta saling memberi,” tuturnya. Membangun sekolah tidak sekedar membangun gedung megah melainkan membangun karakter anak bangsa. “Yang diutamakan suatu pendidikan itu adalah pendidikan karakter atau budi pekerti, itu nomor satu. Yang penting itu bentuk karakternya dulu baru ilmunya bukan kebalik ilmunya dulu baru karakter,” ungkap Jaya Suprana. Menurutnya, pendidikan karakter telah diterapkan oleh Tzu Chi dengan diadakannya kelas budaya humanis. “Omong kosong pendidikan kecerdasan, itu malah digunakan untuk hal-hal yang pinter bohongi, kreatif korupsi, dan lainnya,” tegas Jaya Suprana mengakhiri pembicaraan. Memilih Sekolah Tzu Chi
Keterangan :
Chen Yi Ru selalu merasa terkesan atas kegiatan-kegiatan yang telah diikuti oleh anaknya di sekolah. “Setiap acara saya merasa terkesan. Mungkin seperti membasuh kaki, yang seperti dikatakan orang Taiwan itu merupakan suatu bakti seorang anak kepada orang tua, tapi ketika anak kita membasuh kaki kita, saya rasa pasti setiap mama akan merasa tersentuh dan senang,” tutur Chen Yi Ru. Lain halnya dengan Li Yu Juan, yang sudah tiga tahun ikut masuk barisan Tzu Chi dan aktif sebagai relawan konsumsi merasa bangga sebagai insan Tzu Chi. Li Yu Juan yang kini sebagai wakil ketua Xie Li Jembatan Lima, Jakarta ingin memberikan pendidikan kepada cucunya di sekolah Tzu Chi, namun karena jarak yang terlalu jauh sehingga jodoh belum terjalin. “Saya berharap sekolah Tzu Chi makin berkembang, mungkin bisa ada universitas, dan segala macam. Yah, berharap bisa makin banyak orang yang masuk sekolah Tzu Chi. Tadinya saya juga ingin nyekolahin cucu saya kesini, tapi karena jauh, jadi nggak jadi,” ungkap Li Yu Juan.
Keterangan :
Rasa Bangga dan Sukacita Menari bukan sekedar menggerakkan tangan dan tubuh melainkan juga mengerti akan makna yang terkandung pada tarian tersebut. Jika dalam agama Buddha, Bodhisatwa Kwan Im memiliki seribu tangan untuk menolong orang yang menderita. “Dari sini kita belajar untuk dapat memberikan sumbangsih kepada orang yang membutuhkan dengan semampu kita,” ujar Diza. Setelah tampil di atas panggung, mereka saling mengevaluasi tampilan yang sudah diberikan. Mereka juga merasa bangga karena tarian ini bisa disaksikan juga oleh relawan luar negeri. | |||
Artikel Terkait
Merangkul Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan
26 Juni 2015Tangan yang paling indah adalah tangan yang melakukan pelestarian lingkungan, ini adalah salah satu kata perenungan Master Cheng Yen yang menghimbau kita untuk meneruskan tongkat estafet pelestarian lingkungan
Belajar Tentang Rendah Hati dan Keberanian di Tzu Chi
23 Mei 2016 Siswa-siswi SMP Al-Izhar Pondok Labu berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi dan mengikuti sejumlah kegiatan, seperti kelas budi pekerti dan perkenalan tentang tata cara makan Tzu Chi.
Membekali Relawan dalam Membangun Karakter Anak yang Humanis
19 Juni 2020Semangat relawan Tzu Chi Sinar Mas dalam mengembangkan kualitas diri tidak surut di masa pandemi Covid-19 ini. Pada 12 Juni 2020, relawan dari berbagai komunitas Tzu Chi Sinar Mas hadir secara virtual dalam seminar pelatihan online “Tips Membangun Karakter Anak Berbudaya Humanis.”