Jing Si Talk: “Jing Si Experienceâ€
Jurnalis : Dina (He Qi Utara), Fotografer : Dina (He Qi Utara)
|
| ||
Tema yang ingin dibawakan oleh Jishou Shixiong adalah “Jing Si Experience”. Kata Jing Si berawal dari Master Cheng Yen. Jing Si adalah nama Master setelah keluar dari rumah atau sebelum menjadi bhiksuni. “Jing” berarti “tenang”, sedangkan “Si” berarti merenung, jadi Jing Si secara keseluruhan berarti “Merenung dengan hati yang tenang bagaikan alam yang memberikan kehidupan kepada manusia tanpa pamrih”. Di dunia Tzu chi semuanya berawal dari Jing Si, semua insan Tzu Chi pastilah mengenal kata Jing Si, di mulai dari Griya Jing Si, Jing-Si Books and Cafe, semua memiliki kata Jing Si, tetapi di balik semua itu memiliki satu tujuan yang sama yaitu agar dapat mewariskan ajaran Jing Si. Di seluruh dunia terdapat 47 Jing-Si Books and Cafe termasuk Indonesia. Asal mula berdirinya Jing-Si Books and Cafe adalah dari pemikiran Master Cheng Yen, dimana beliau menginginkan satu tempat yang nyaman agar setiap orang dapat membaca buku sambil menikmati secangkir kopi. Dari ide tersebutlah Jishou Shixiong berkeliling Malaysia hingga ke Hongkong untuk mencari cafe yang menyediakan buku dan minuman (kopi), namun tempat yang dicari tidak ditemukan, justru yang ada hanya cafe yang menyediakan kopi saja tanpa menyediakan buku. Lalu dibuatlah konsep suasana yang memadukan antara buku dengan minuman kopi dan tanpa makanan. Kenapa tanpa makanan? Karena menurut Master Cheng Yen saat seseorang sedang makan, maka akan membuat orang itu lupa diri, hanya dengan minuman yang dapat membuat seseorang selalu sadar. Master Cheng Yen menginginkan Jing-Si Books and Cafe harus memiliki fungsi yang paling penting, yaitu dapat menjadi ruang tamu atau ruang keluarga bagi komunitas untuk bisa saling belajar dan berbagi pengalaman. Selain itu juga agar setiap orang dapat merasakan atau mengalami langsung budaya humanis Tzu Chi. Budaya humanis di sini adalah sebuah nilai yang sempurna dan jika mengalaminya barulah sempurna, seperti bisa membaca buku sambil menikmati secangkir kopi. Minuman yang dijual hanyalah sarana, sedangkan tujuan utamanya adalah agar setiap orang yang datang dapat membaca buku Master Cheng Yen dan memahami ajaran dari Master Cheng Yen lewat buku-buku yang ada di toko buku ini.
Keterangan :
Dengan merasakan semangat Jing Si, melihat dan mengalami langsung budaya humanis tersebut merupakan pengalaman yang sangat bagus yang dirasakan oleh Jishou Shixiong pada saat ia berkunjung ke Griya Jing Si di Hualien, Taiwan. Griya Jing Si merupakan kampung halaman kita dan rumah bagi insan Tzu Chi. Mengapa disebut sebagai kampung halaman? Karena di situlah kampung halaman batin kita. Batin kita bisa berkembang karena Master Chen Yen, dan di Griya Jing Si inilah Master Cheng Yen hidup mandiri tanpa sumbangan dari manapun dan tinggal bersama dengan murid–muridnya. Tempat ini juga menjadi rumah kita, tempat berkumpul dalam satu keluarga besar Tzu Chi dari berbagai Negara. Semangat Jing Si Semangat Jing Si tanpa Tzu Chi bagaikan sebuah hiasan. Jing Si dan Tzu Chi adalah 2 hal yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Jing Si adalah benteng dan merupakan ajaran dari Master Cheng Yen, sedangkan Tzu Chi adalah akar yang merupakan tempat berbuat kebajikan. Jing Si merupakan milik Master Cheng Yen, sedangkan Tzu Chi merupakan milik para relawan. Jadi murid Jing Si adalah orang yang mau mendalami dan belajar sesuatu dari ajaran Master Cheng Yen, sedangkan insan Tzu Chi adalah orang yang mau berbuat kebaikan dalam hidupnya. Semuanya tergantung pada kita, apakah kita ingin menjadi murid Jing Si atau insan Tzu Chi saja? Kebijaksanaan dapat tumbuh jika semangat Jing Si, yaitu Bersyukur, Menghormati dan Cinta Kasih telah direalisasikan. | |||
Artikel Terkait
Waisak 2019: Mengagungkan Kebesaran Buddha dengan Tindakan Nyata
17 Mei 2019Minggu kedua di bulan Mei setiap tahunnya, insan Tzu Chi di seluruh dunia merayakan Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional dan juga Hari Tzu Chi Sedunia. Tak terkecuali bagi insan Tzu Chi di Batam, pulau berbentuk kepiting yang sangat dekat dengan Singapura ini. Ini juga merupakan perayaan pertama kalinya setelah Aula Jing Si Batam diresmikan pada tanggal 18 Agustus 2018 yang lalu.

Kamp Musim Panas yang Berkesan
15 Juli 2009 George menjelaskan, di Universitas Tzu Chi, jenazah yang digunakan untuk studi anatomi disebut sebagai silent mentor (guru tanpa suara). Disebut demikian karena sesungguhnya dari pendonor tubuh inilah mahasiswa belajar akan anatomi tubuh manusia secara mendalam. Pendonor adalah guru yang mengajarkan ilmu yang berharga dalam dunia kedokteran meski kini ia tidak lagi dapat berkomunikasi dengan para mahasiswa.