Jodoh Baik yang Terus Terjalin

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Wais (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)


Relawan Tzu Chi bersama warga Pulau Parit saling bahu-membahu memindahkan barang bantuan yang akan diberikan kepada Pondok Pesantren Mutiara Bangsa pada Sabtu, 26 Januari 2019.

Menuntut ilmu adalah hal yang penting bagi setiap orang. Dengan memiliki ilmu pengetahuan, seseorang mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tidak hanya dirasakan secara perorangan saja, namun juga mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar bahkan masyarakat luas. Maka dari itu, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bagus dan baik, tentu saja akan mencakup banyak aspek untuk menunjangnya. Sarana dan prasarana sangatlah berperan penting dalam menunjang seseorang untuk menimba ilmu pengetahuannya.

Kobaran si jago merah mulai terlihat di langit-langit Pondok Pesantren Mutiara Bangsa di Pulau Parit pada Selasa, 22 Januari sekitar pukul 21.00 WIB. Api yang membara terlihat berkobaran di salah satu ruangan asrama putri. Untungnya, saat peristiwa terjadi para santri dan santriwati mempunyai kegiatan rutin setiap malam menjelang jam tidur yaitu kajian belajar malam yang posisi ruangan kelasnya jauh dari lokasi kejadian. Api yang melalap asrama putri ini menyebabkan sarana dan prasarana para santriwati mengalami kerusakan, mulai dari tempat tidur, kasur, lemari, pakaian, dan peralatan belajar semuanya ludes.


Sarana dan Prasarana asrama santriwati semuanya ludes terbakar. Bercak-bercak hitam di dinding dan tempat tidur masih terlihat di dalam ruangan.

Pascakebakaran Pelaksana Harian Pesantren, M. Fazli (33) memberikan informasi kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tentang musibah ini. Jalinan jodoh yang sudah pernah terjalin antara Tzu Chi dan pesantren saat kunjungan untuk melihat perkembangan salah satu penerima bantuan operasi gangguan saraf yang bernama Al Bukhari yang juga salah satu santri pesantren, membuat hubungan silaturahmi keduanya semakin erat.

Fazli menceritakan kronologi kejadian kepada relawan. "Sekitar jam 21.00 WIB itu, anak-anak teriak, Ustad, ustad kebakaran, saya kaget. Pertama, saya matikan dulu meteran PLN, saya kumpulkan semua santri, anak-anak dan ustad, kita manual ambil air ember, kita siram. Alhamdulilah, lebih kurang setengah jam apinya padam. Sambil menyiram itu, saya telepon ketua yayasan dan masyarakat yang di Pulau Parit ini minta bantu naik, saya takut menjalar. Tapi, Alhamdulilah teratasi dulu oleh santri dan terakhir baru dibantu oleh masyarakat," ceritanya kepada relawan.


Arisman berharap dengan adanya bantuan dari Tzu Chi ini, para santri dan santriwati bisa belajar seperti biasanya.

Akibat peristiwa tersebut, sarana dan prasarana rusak dilalap api. Nurfar Hana (13) merasa sedih karena asrama yang ditinggalinya hangus terbakar. "Sedih, sedih karena tilamnya terbakar, pakaiannya terbakar, lemarinya terbakar," ungkapnya.

Jumat, 25 Januari 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan survei ke Pesantren Mutiara Bangsa untuk melihat kondisi kejadian pascakebakaran. Pagi, tepat pada pukul 09.00 WIB, sebanyak 10 orang relawan sudah berkumpul di Pelabuhan Sri Tanjung Gelam atau biasanya disebut KPK untuk berangkat ke Pulau Parit dengan menggunakan alat transportasi kapal pancung. Perjalanan ke Pulau Parit membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Survei yang dilakukan relawan ini bertujuan untuk mengetahui keperluan bantuan yang dibutuhkan oleh para santri dan pesantren.

Relawan pun berbincang-bincang dengan Pelaksana Harian Pesantren untuk mengetahui bantuan apa saja yang telah diterima pesantren pascakejadian itu. Kebakaran ini membuat pemerintah dan organisasi-organisasi lainnya turut ikut memberikan bantuan. Banyaknya bantuan, membuat relawan harus berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak pesantren.


M. Fazli selaku Pelaksanaan Harian menerima secara simbolis bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi.

"Apa ada keperluan yang masih bisa kami bantu?" tanya salah satu relawan. Pelaksana Harian pun menjelaskan bahwa bantuan yang diterima memanglah banyak tetapi masih ada keperluan santriwati yang masih belum terpenuhi seperti tempat tidur, kasur, dan lemari. Akhirnya, relawan pun memutuskan memberikan bantuan sesuai apa yang dibutuhkan oleh pesantren.

Keesokan harinya, Sabtu, 26 Januari 2019, relawan Tzu Chi telah mempersiapkan 6 buah tempat tidur, 12 sprei, 12 kasur, dan 12 bantal untuk dibawa menuju pesantren dengan menggunakan kapal pompong. Sekitar pukul 13.30 WIB, sebanyak 10 orang relawan Tzu Chi akan berangkat ke Pulau Parit, jarak tempuh perjalanan kali ini akan sedikit lama, karena jalur laut yang dilewati oleh relawan akan berbeda dengan kunjungan sebelumnya. Kali ini relawan harus menempuh perjalanan sekitar 25 menit untuk tiba di Pulau Parit.

Arisman (49), salah satu relawan pun menceritakan proses pemberian bantuan ini. "Kita survei ke tempat, memang gedungnya semua terbakar, terutama tempat tidur, kasur semua terbakar. Jadi setelah musyawarah itu, bantuan yang sangat mendesak itu ya tempat tidur. Jadi dari Tzu Chi akan menyiapkan tempat tidur, kasur, bantal dan sprei," ujarnya.


Bantuan yang diberikan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berupa 6 buah tempat tidur, 12 sprei, 12 kasur dan 12 bantal kepada Pondok Pesantren Mutiara Bangsa.

Ia pun berharap dengan adanya bantuan yang telah diberikan Tzu Chi, kegiatan belajar mengajar di pesantren bisa lancar seperti biasanya. "Setelah kita survei, ini memang sangat dibutuhkan untuk melancarkan kegiatan mengajar di pesantren," tambahnya.

Riadul Afkar (50), Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mutiara Bangsa berterima kasih kepada Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang telah membantu pesantren. "Alhamdulilah, kami mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi yang telah membantu musibah yang dialami oleh Pondok Pensantren Mutiara Bangsa. Tentunya kami ingin mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari Tzu Chi yang telah ikut peran aktif dalam membantu dalam kejadian ini. Kemudian, bisa untuk akses kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya dan sosial lainnya," ucapnya.

Seperti salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen, "Adanya cinta kasih di dalam hati membangkitkan kekuatan yang tidak terhingga, jika ada ikrar untuk bersumbangsih, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan."


Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Bantuan Kala Bencana

Bantuan Kala Bencana

22 Februari 2016

Kebakaran hebat melanda Kedoya Utara, Jakarta Barat pada Selasa, 16 Februari 2016. Tim Tanggap Darurat Tzu Chi bergerak menyalurkan bantuan. Pada Jumat, 19 Februari 2016, relawan Tzu Chi menyalurkan 79 paket bantuan kebakaran serta lima terpal kepada korban kebakaran di posko pengungsian sementara.

Uluran Tangan kepada Para Penyintas Bencana Kebakaran di Kota Medan

Uluran Tangan kepada Para Penyintas Bencana Kebakaran di Kota Medan

09 Mei 2022

Tzu Chi Medan menyalurkan bantuan uang tunai kepada 36 Kepala Keluarga (KK) korban bencana Kebakaran di Jalan Wahidin Gang Lurah, Kotamadya Medan.

Beras Cinta Kasih Terus Disalurkan Kepada Warga Karimun

Beras Cinta Kasih Terus Disalurkan Kepada Warga Karimun

09 Juli 2020

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun terus bergerak menyalurkan beras cinta kasih kepada warga yang merasakan dampak ekonomi akibat pandemi global virus Corona. Kali ini, Rabu 8 Juli 2020, beras yang dibagikan sebanyak 160 karung.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -