Kamp Anak Asuh Beasiswa Karir (bagian 1)

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 

foto
Pada tanggal 1-2 Maret 2014, diadakan kamp bagi anak asuh yang menerima beasiswa karir dari Tzu Chi.

“Sebelumnya nggak pernah kebayang ternyata Tuhan mengirimkan Cupid (Dewa cinta dalam mitologi Romawi) untuk menembakan panahnya antara kita dengan Tzu Chi,” ucap seorang peserta dalam sharingnya.

 

Ia adalah Veronika Sisilia Anggraini Utama, yang akrab disapa Sisil. Dengan penuh percaya diri ia berbagi kisahnya di depan anak asuh Tzu Chi lainnya. Ia bercerita bahwa sebuah “ombak” melanda keluarganya, sehingga ia harus membuat plihan untuk tetap melanjutkan kuliah atau berhenti untuk memberikan kesempatan bagi adiknya memulai kuliah. Hingga akhirnya pada tahun 2013 lalu, tempatnya belajar, yaitu STIK Saint Carolus memberikan kabar tentang program beasiswa yang diberikan Tzu Chi. Dari sana ia pun berpikir untuk ikut serta agar ia dapat terus menyelesaikan pendidikannya.

Saat itu ia hanya mengetahui Tzu Chi sebatas pemberi beasiswa, ia mencari tahu tentang Tzu Chi namun belum ada satu perasaan yang membuatnya ingin bergabung didalamnya selain sebagai penerima beasiswa. Hingga ia melihat tayangan di DAAI TV dan ia pun mulai sedikit tertarik.

foto  foto

Keterangan :

  • Selama kamp anak-anak dikenalkan dengan misi-misi Tzu Chi, termasuk juga budaya humanisnya. (kiri).
  • Agar lebih mengenal Tzu Chi, mereka juga diajak untuk berkeliling Aula Jing Si untuk melihat sejarah Tzu Chi yang ada dalam aula (kanan).

Pada tanggal 1-2 Maret 2014, Tzu Chi mengadakan kamp bagi anak asuh yang tergabung dalam program beasiswa karier. kamp ini diadakan agar anak-anak dapat lebih mengenal apa itu Tzu Chi. Sisil adalah salah satu dari 69 anak asuh yang datang pada kamp itu. Saat itu ia merasa bahwa ia mengikuti kegiatan ini hanya untuk sekedar memenuhi kewajibannya sebagai penerima beasiswa. Tapi kegiatan selama 2 hari itu membuatnya merasakan bahwa ternyata di dalam dirinya masih ada sedikit ruang yang terbuka yang membuatnya ingin tahu lebih dalam apa itu Tzu Chi.

“Sebelumnya saya tahu Tzu Chi hanya dari beasiswa dan nggak pernah tahu didalamnya banyak lingkup yang benar-benar “wah” buat saya, sebuah lingkup yang saya benar-benar diterima seperti keluarga baru, karena keluarga saya ada di luar kota,” ucapnya. Dari kamp selama dua hari ini ia belajar bahwa cinta kasih itu tidak terpatok dari sebuah agama, “Karena saya kan seorang Kristiani, di agama saya juga dasarnya adalah cinta kasih, ternyata diluar sana juga banyak cinta kasih yang tersebar, salah satunya dari Tzu Chi. Bahwa cinta kasih itu tidak mengenal agama dan universal,” tambahnya.

foto  foto

Keterangan :

  •  Veronika Sisilia Anggraini Utama, penerima beasiswa karir Tzu Chi yang berasal dari STIK Saint Carolus, Salemba (kiri).
  • Di malam harinya dilakukan sharing bersama dengan relawan yang menjadi orang tua asuh dan Tzu Ching. Mereka saling berbagi cerita yang menimbulkan keharuan dan semangat (kanan).

Saat ini ia mengambil program studi gizi dan sedang menjalani semester ke-6 kuliahnya. Ia mengambil program studi ini karena ia ingin dapat membantu orang lain yang membutuhkan bantuan tentang gizi hingga keluar daerah.  Ia yang juga Ketua Senat di STIK Saint Carolus ini berharap dengan keikutsertaannya  di dalam Tzu Chi, ia juga bisa mendalami bahwa sebenarnya bukan materi yang ia inginkan tapi ia ingin mempunyai sebuah budaya humanis yang membuatnya bisa berbagi dengan orang lain.

Ia juga berharap dapat bergabung sebagai relawan bersama Tzu Chi dan membentuk wadah bagi muda-mudi di dalam kampusnya untuk bergabung dengan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) ,”Mana tahu kita bisa menarik tangan orang lain untuk ikut bergabung berbagi cinta kasih,” ucapnya menutup sharing.

(Bersambung bagian 2)

  
 

Artikel Terkait

Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: “Inilah Aku yang Baru”

Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: “Inilah Aku yang Baru”

02 Desember 2021

Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh yang diadakan Tzu Chi Indonesia sejak 6-26 November 2021 memberikan hasil signifikan pada kondisi kesehatan 114 pesertanya.

Dari Pademangan untuk Jakarta

Dari Pademangan untuk Jakarta

10 Mei 2009 Program Bebenah Kampung yang merupakan hasil kerjasama Tzu Chi dengan Pemerintah DKI Jakarta dan Kodam Jaya ini dimulai sejak 14 Februari 2008. “Kami Yayasan Buddha Tzu Chi menyampaikan terima kasih kepada warga Pademangan Barat karena telah diberikan kesempatan berbuat baik untuk warga Pademangan dengan menjalankan program Bebenah Kampung.
Tanpa Henti Menimba Ilmu

Tanpa Henti Menimba Ilmu

28 Mei 2014
Kegiatan kelas budi pekerti tampak berbeda dengan yang sebelumnya, karena kelas budi Pekerti yang biasanya dipecah menjadi dua bagian, kali ini digabung menjadi satu kelas. Ini dikarenakan pada hari Minggu, 18 Mei 2014 merupakan hari terakhir dalam tahun ajaran ini. Seperti biasanya, kelas budi pekerti diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan memeragakan isyarat tangan Xiao Tai Yang De Wei Xiao.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -