Kasih Sayang Orang Tua Tak Tergantikan

Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan, Sugata Yang (Tzu Chi Bandung)

Tzu Chi Bandung mengadakan Pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan dengan tema, “Kasih Ayah Bagaikan Mentari Pagi Kasih Ibu Setinggi Langit” pada 29 Mei 2016. Satu persatu tamu undangan datang dan mengisi daftar hadir pada acara pementasan ini.

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan.” Kutipan kata perenungan Master Cheng Yen ini menggambarkan bahwa pentingnya peran seorang anak untuk terus berbakti kepada orang tua, mengingat jasa, dan pengorbanan orang tua begitu besar untuk anaknya.

Namun pada kenyataannya sering terjadi seorang anak menghiraukan nasihat serta jasa orangtua. Di samping itu, seiring dengan pertumbuhan dan mengenal lingkungan sekitar sifat membangkang mulai timbul seolah gaya hidup telah menutupi segala hal demi mengejar rasa kepuasaan semata.

Untuk itu, demi mengingat kembali jasa dan pengorbanan orang tua terhadap sang anak, Tzu Chi Bandung mengadakan pementasan drama musikal isyarat tangan dengan tema, “Kasih Ayah Bagaikan Mentari Pagi, Kasih Ibu Setinggi Langit”. Drama yang diadaptasi dari buku Sutra Bakti Seorang Anak ini berlangsung pada tanggal 29 Mei 2016 di Gedung Paguyuban Marga Lie, Jl. Mekar Cemerlang no 1, Bandung.

Relawan Tzu Chi dan para pemain lainnya memeragakan betapa gembira perasaan orang tua ketika melahirkan seorang anak, sebagai orang tua mereka berharap dan mendoakan agar anaknya dapat menjalani hidup dengan baik.

Sebanyak 333 orang sedang menyaksikan pementasan drama yang digelar di Gedung Paguyuban Marga Lie, Jl. Mekar Cemerlang No. 1, Bandung.

Drama musikal ini mengisahkan besarnya kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anaknya, karena setiap orang memiliki orang tua yang penuh cinta kasih dan memberi tanpa pamrih, hanya saja terkadang sebagai anak tidak dapat memahami sepenuhnya. Ketika seorang anak tumbuh dewasa dan telah sukses dalam menjalani hidup terkadang lupa dengan jasa-jasa orang tuanya. Sebagai ibu yang telah mengandung, mendidik serta mengajarkan budi pekerti dan seorang ayah yang telah memperjuangan kehidupannya untuk menyekolahkan setinggi mungkin agar menjadi anak yang berguna di mata masyarakat. Namun semua itu dihiraukan oleh sang anak, bahkan ia pun melupakan begitu saja. Seketika sang anak teringat dan mau minta maaf kepada kedua orang tuanya, tetapi ajal telah menjemput orangtuanya dan penyesalaan pun Ia dapatkan selama hidupnya.

Drama ini mengingatkan kembali jasa-jasa orang tua baik bagi hadirin maupun pemeran yang dapat merasakan atmosfer yang membawa mereka lebih memahami budi luhur orang tua hingga meresap ke dalam sanubari. Banyak kisah yang akan menyentuh dan menyadarkan diri sendiri yang selama ini larut dalam kesibukan sehari-hari sehingga mereka mengabaikan perasaan dan keadaan orang tuanya.

Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan harapan baru bagi keluarga yang telah menyaksikan drama musikal. Di samping itu, kegiatan ini pun menjadi ajang sosialisasi Tzu Chi kepada para tamu undangan untuk mengenal Tzu Chi lebih dalam lagi, dan terketuk hatinya untuk menjadi bagian dari dunia Tzu Chi.

“Kali ini drama Sutra Bakti Seorang Anak untuk ke dua kalinya digelar oleh Tzu Chi Bandung, berhubung dulu singkat dan juga banyak yang berkeinginan untuk ditayangkan kembali, maka pertunjukan ini diadakan kembali dan ditayangkan dua sesi,” ucap Herman Widjaja.

Drama ini diperankan oleh 126 orang yang terdiri dari Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi), Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB) Universitas Parahyangan (UNPAR), Dhammanano Institut Teknologi Bandung (ITB), Adhitana MARANATHA, Pemuda Wihara Vimala Dharma, Sekolah Bhayangkari, Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan dan pemuka agama. Dengan penuh penghayatan setiap perannya masing-masing mampu memukau 333 penonton yang menyaksikan drama musikal tersebut.

Relawan sedang menjelaskan kegiatan-kegiatan Tzu Chi kepada salah satu pengunjung Fam kiun Fat (56) pada acara pemetasan Sutra Bakti Seorang Anak.

Para pemuka agama, turut serta dalam drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak.

Tanggapan positif pun bermunculan dari para penonton salah satunya Fam Kiun Fat (56) menurutnya setiap agama mengajarkan mengenai bakti terutama terhadap orang tua. “Keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan adalah orang yang berbakti. Nah, dari kesan ini ditekankan sekali bahwa bakti itu utama jadi hal-hal ini yang mesti lebih diperhatikan,” kata Fam Kiun Fat yang juga sebagai wakil ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) kota Bandung.

Ia pun menambahkan, “Pesannya bahwa diri kita, kita harus balik lagi ke awal apapun yang kita kerjakan hari ini dan hasil apapun hari ini, tidak akan bernilai kalau kita sendiri tidak berbakti terhadap orang tua. Kita nggak usah berbicara berbakti kepada Negara, tetapi berbakti dulu terhadap orang tua, kalau kita udah bisa berbakti terhadap orang tua otomatis kita bisa berbakti kepada masyarakat sekitar, kalau kita bisa berbakti kepada masyarakat, baru kita berbicara berbakti terhadap negara,” lengkapnya.

Setelah drama usai ditutup dengan penayangan video ceramah Master Cheng Yen dan penampilan siswi dari Sekolah Unggulan Cinta Kasih pangalengan bersama relawan Tzu Chi muda (Tzu Ching) dengan menyanyikan Senyuman Terindah di hadapan para penonton.

Semoga dengan pementasan drama musikal isyarat tangan Kasih Ayah Bagaikan Mentari Pagi, Kasih Ibu Setinggi Langit ini, dapat tersirap makna dan pesan yang disampaikan. Di samping itu, diharapkan setiap orang dapat menemukan kembali arti berbakti yang sesungguhnya serta menerapkannya dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Artikel Terkait

Kasih Sayang Orang Tua Tak Tergantikan

Kasih Sayang Orang Tua Tak Tergantikan

02 Juni 2016
Tzu Chi Bandung mengadakan Pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan dengan tema,  “Kasih Ayah Bagaikan Mentari Pagi Kasih Ibu Setinggi Langit” pada 29 Mei 2016. Drama yang diadaptasi dari buku Sutra Bakti Seorang Anak ini berlangsung pada tanggal 29 Mei 2016 di Gedung Paguyuban Marga Lie, Jl. Mekar Cemerlang no 1, Bandung.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -