Kasih Seorang Ibu

Jurnalis : Oriana Widjaja (He Qi Utara 1), Fotografer : Erli Tan

doc tzu chi

Minggu, 8 Januari 2017, gathering penerima bantuan di komunitas Tzu Chi daerah Utara diisi dengan perayaan Hari Ibu.

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan” (Master Cheng Yen).

Minggu pagi tanggal 8 Januari 2017, sebanyak 65 relawan Tzu Chi berkumpul di Jing Si Books & Cafe Pluit untuk mengadakan kegiatan pembagian bantuan kepada para penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Selain melakukan pembagian bantuan, relawan Tzu Chi menggunakan kesempatan di awal tahun 2017 ini untuk mengingatkan para Gan En Hu atas hal yang tidak dapat ditunda dalam kehidupan ini—bakti terhadap orang tua.

Acara pun diawali dengan sharing dari relawan Tzu Chi, yaitu Indah Melati Setiawan yang sudah bergabung dengan Tzu Chi sejak tahun 2013, ia menderita kanker tulang. Ketika dirinya harus dirawat di rumah sakit dan menjalani berbagai kemoterapi, ibunda dari Indah selalu menemani. Ini membuat Indah merasa sangat terharu dan merasakan bahwa kasih sayang orang tua sungguh tak terbatas. Hal ini pun memotivasinya untuk bergabung ke Tzu Chi.

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi, Indah Melati Setiawan sharing mengenai besarnya cinta kasih ibu saat ia sedang menjalani perawatan akibat penyakit kanker.

doc tzu chi

Ibunda dari Natasya memberikan sharing tentang kehidupan mereka di rumah.

Dalam sharingnya, Indah memutarkan satu video tentang seorang anak yang sering bertengkar dengan Ibunya dan memutuskan untuk pergi dari rumah. Sang Ibu yang sangat khawatir akan keselamatan anaknya, mencari anaknya ke sana ke mari dan bahkan menitipkan uang kepada penjual makanan agar jika bertemu anaknya, bisa memberikan sepiring nasi goreng kesukaannya tanpa bawang.

Video ini menyentuh hati banyak Gan En Hu. Seusai menonton video, beberapa dari peserta Gan En Hu maju ke depan untuk memberikan sharing tentang perasaan mereka.

Natasya, salah satu dari anak asuh Tzu Chi sharing dengan ibunya. Ibu Natasya sering kali tidak sabar terhadap ibunya sendiri (nenek Natasya) karena dirinya merasa sudah berat menjadi single parent. Natasya tidak suka melihat ibunya yang sering emosi terhadap neneknya, padahal Ibunya Natasya sangat sayang kepada Natasya. Natasya pun jadi sering pulang malam. Ibunya tentu menjadi khawatir, Natasya ada di mana? Ternyata Natasya pergi ke rumah teman karena merasa tidak betah dengan situasi di rumah yang tidak harmonis. Ibu Natasya pun menyesal dan menangis. Dia merasa sebagai anak, dia sedih dan ingin lebih baik pada mamanya, misalnya akan mendengarkan dan diam saja jika mamanya ribut. Natasya pun berjanji akan menjaga mamanya jika nanti mamanya sudah tua. 

doc tzu chi

Adinda menyuguhkan teh kepada sang ibu, Salbiyah dalam prosesi seduh teh. Sang ibu pun merasa terharu.

doc tzu chi

Renaldo memeluk mamanya dengan erat dan berjanji akan membahagiakan ibunya.

Setelah sharing, anak-anak diberikan kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang mereka kepada orang tuanya dengan cara menyuguhkan teh (Feng Cha). Ketika menyuguhkan teh, anak-anak terlihat sungguh-sungguh dan sangat terharu dengan kasih sayang orang tua. Begitu juga sebaliknya, orang tua sangat terharu disuguhkan teh oleh anaknya.

Renaldo Go, salah satu dari anak asuh Tzu Chi yang saat ini bersekolah di SMK kelas 3 jurusan Akuntansi Dhamma Savana, memeluk ibunya seusai menyuguhkan teh. Ia minta maaf atas kesalahan dia selama ini, dan dia berjanji kepada Ibunya, suatu hari nanti jika sudah bekerja, dia ingin membahagiakan ibunya. Adinda, anak dari Ibu Salbiyah juga berjanji kelak jika dewasa akan sungguh-sungguh dan bekerja keras untuk bisa membahagiakan dan membuat ibunya bangga.

Semua anak pada umumnya memiliki rasa penyesalan kepada orang tuanya. Misalnya, menyesal telah melawan orang tua, menyesal karena kurang mengapresiasi perjuangan orang tua dalam merawat kita. Di sisi lain, semua anak pun ada rasa bakti. Rasa ingin membuat orang tua bangga. Ingin membahagiakan orang tua mereka. Pada kesempatan ini, relawan merasa sangat terharu menyaksikan kasih sayang orang tua terhadap anak dan juga anak-anak yang ingin menunjukkan baktinya kepada orang tua. Hendaklah ketika kita masih mempunyai orang tua, masih diberikan kesempatan, kita tunjukkan kepada orang tua kalau kita mencintai mereka.


Artikel Terkait

Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

16 Desember 2016

Selain membagikan bantuan biaya hidup dan pendidikan kepada penerima bantuan, relawan juga merayakan Hari Natal dengan membagikan bingkisan Natal kepada umat Nasrani dalam kegiatan gathering Gan En Hu pada 11 Desember 2016.

Menebar Cinta Kasih, Tumbuhkan Semangat

Menebar Cinta Kasih, Tumbuhkan Semangat

25 Februari 2015

Kegiatan ini adalah mengunjungi dan memantau kondisi terkini penerima bantuan serta mempererat jalinan jodoh antara Tzu Chi dengan para penerima bantuan. Dengan adanya kunjungan kasih ini diharapkan para penerima bantuan dapat merasa terhibur.

Sukacita Menyambut Pulangnya Keluarga Besar Tzu Chi

Sukacita Menyambut Pulangnya Keluarga Besar Tzu Chi

22 Januari 2019

Setiap tahun sebelum hari raya Imlek, Tzu Chi Medan selalu mengundang para penerima bantuan untuk bersama-sama menyambut hari Imlek dengan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Kegiatan pada Minggu, 20 Januari 2019 itu dihadiri 173 orang penerima bantuan Tzu Chi.

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -