Katarak Tak Menghalangi Kho Kim Kwe Merawat Tiga Anaknya

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Menjadi seorang ayah tentu besar tanggung jawabya untuk keluarga. Banyak hal dilakukan demi membahagiakan keluarganya. Bahkan seorang ayah rela bekerja keras agar kebutuhan keluarganya selalu terpenuhi. Terlebih demi kebahagiaan anak-anaknya.

Permasalahan dalam rumah tangga berbeda-beda. Apapun masalahnya hidup sebuah keluarga harus terus dijalani dan sudah kewajiban untuk menghidupi anak-anak tercinta hingga dapat hidup mandiri. Hal ini yang dilakukan oleh Kho Kim Kwe (68), meski ditinggal istri pergi entah kemana, dia tetap bekerja keras walaupun kedua matanya sudah tidak dapat melihat akibat katarak.

Lena Herlina relawan Tzu Chi Bekasi sedang memotong kuku Clarissa, anak bungsu dari Kwo Kim Kwe. Lena adalah relawan yang mengajukan bantuan untuk keluarga Kho Kim Kwe. Ia sangat kagum dengan misi amal kemanusiaan Tzu Chi yang sangat membantu orang yang sedang dalam kesusahan.

Kho Kim membuka warung kecil-kecilan di rumah kontrakannya untuk menghidupi ketiga orang anaknya Indra Kurniawan (16), Albert Kurniawan (10), dan Clarissa Kurniawan (7).

Siang itu Kho Kim baru selesai mengantar Albert pulang dari sekolah menggunakan angkutan umum. Dari ujung jalan rumahnya Albert menuntun Kho Kim menuju rumah. “Saya ngantar Albert sekolah, saya tunggu sampai dia pulang,” ungkap Kho Kim.

Di rumah kontrakan, Kho Kim mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti mencuci baju, memasak dan beres-beres seadanya. “Kalo masak ya paling telur dadar, mi rebus, sayur bening, goreng tempe, tahu, apa aja yang bisa kebeli,” ucap Kho Kim. Bisa dibayangkan yang dikerjakan Kho Kim tentu hasilnya kurang maksimal. Seperti kalau mencuci baju tentu tidak maksimal hasilnya karena kedua matanya tidak bisa melihat lagi.

Meliana relawan Tzu Chi Bekasi didampingi oleh Denasari dan Lena memberikan bingkisan paket sembako untuk keluarga Kho Kim Kwe. Kho Kim Kwe menerima bantuan sejak bulan April 2021 untuk biaya hidup keluarga Kho Kim Kwe.

“Sejak istri saya pergi saya mengurus sendiri anak saya, dua masih kecil,” ujar Kho Kim saat ditemui di rumah kontrakan, Selasa 19 April 2022. Raut wajah sedih nampak terlihat dari wajah Kho Kim saat mengenang kepergian sang istri. Saat itu di tahun 2021 Kho Kim ingat betul saat dirinya sedang mengantar San San jajan di luar. Ketika pulang ke rumah, Indra mengataka kalau mamanya pergi dengan membawa dua tas berisi pakaian.

Sepeningal istri, Kho Kim terpaksa harus menjalani kehidupan sendiri sekaligus menghidupi ketiga orang anaknya. “Habis gimana, kalo kita mikirin kesel aja, anak-anak kasihan, sampai waktu itu saya nggak punya beras minta sana-sini sama teman-teman,” ungkap Kho Kim.

Meliana sedang berbincang dengan Clarissa anak bungsu Kho Kim yang sejak 2021 tahun lalu ditinggal oleh mamanya. Sejak setahun lalu Clarissa belum pernah bertemu dengan Mamanya atau berkomunikasi lewat telepon (foto kiri). Keluarga Kwo Kimberfoto bersama barang bantuan paket sembako dari Yayasan Tzu Chi (foto kanan).

Sejak bulan April 2021 Kho Kim menerima bantuan hidup dari Tzu Chi hingga saat ini. “Saya lega udah dibantu Yayasan Buddha Tzu Chi bisa untuk bayar kontrakan, saya terima kasih bener dah buat Yayasan Buddha Tzu Chi sama relawannya,” ujar Kho Kim.

Kho Kim yang kini harus menghidupi ketiga orang anaknya begitu sumringah ketika menyambut kedatangan relawan Tzu Chi ke rumah kontrakannya di Jalan Agus Salim Bekasi. Tiga orang relawan Tzu Chi juga ingin tahu kondisi keluarga Kho Kim dan anak-anaknya setelah ditinggal istri.

Lena Herlina, orang yang pertama kali mengajukan bantuan untuk Kho Kim Kwe ke Yayasan Buddha Tzu Chi mengatakan dia bertemu Kho Kim di Wihara Manggala Jaya. Lena memang sudah rutin berdonasi makanan di wihara dan bertemu dengan Kho Kim Kwe yang sedang membawa putri bungsunya.

“Saya pikir Kho Kim ini sedang bawa cucunya ternyata anaknya, lalu Kho Kim ini ternyata kenal dengan mama saya,” ungkap Lena. Dari pertemuan itu, Lena langsung mengantar Kho Kim ke rumah agar tahu dimana mereka tinggal.

Kwo Kim sedang menenteng ember berisi pakaian anak-anaknya yang baru dia cuci. Sejak tahun 2021 Kwo Kim ditinggal istrinya pergi. Kwo Kim terpaksa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri dalam keadaan kedua matanya sudah tidak bisa melihat lagi.

Setelah itu Lena rutin memberikan makanan dan lauk pauk ke rumah Kho Kim. Lena mengatakan awal bertemu dengan keluarga Kho Kim di rumah kontrakannya kondisinya sangat memprihatinkan.

“Mama kenal dengan engkoh ini (Kwo Kim Kwe)?” tanya Lena kepada ibunya. “Iya kenal” kata Mama (orang tua Lena). Hari itu juga orang tua Lena minta diantar ke rumah Kho Kim. Ketika tiba di rumah, melihat kondisi keluarga Kho Kim orang tua Lena sangat sedih sekali.

Hari itu juga orang tua Lena memberikan bantuan biaya, selain itu orang tua Lena juga mengatakan bahwa anak-anak Kho Kim seperti kekurangan gizi. “Anak-anaknya semua seperti kekurangan gizi, matanya putih,” ungkap Lena. Sejak saat itu Lena rutin mengirim makanan bergizi untuk anak-anak Kho Kim.

Relawan Tzu Chi Kota Bekasi Denasari bersama Leni dan Meliana menyusuri lorong jalan rumah kontrakan Kho Kim di Jalan Agus Salim Kota Bekasi dengan membawa satu paket sembako yang berisi beras 10 Kg, masker 10 pcs, tiga susu kaleng, minyak goreng 2 liter, 1 kg gula pasir, dan 2 boks teh celup.

Dari situlah Lena Herlina bersama Meliana dari Xie Li Bekasi 2 mulai membantu keluarga Kho Kim. Mereka ini baru bergabung dalam barisan Tzu Chi bulan November 2021 dan sejak akhir tahun 2021 itu terus ikut kegiatan Tzu Chi serta membantu menyalurkan paket sembako pada masa pandemi Covid-19.

Denasari, ketua relawan komunitas di Hu Ai Pusat wilayah Bekasi yang ikut dalam kunjungan kasih ini mengatakan kunjungan kasih kali ini ia mengajak relawan baru untuk kunjungan kasih. Pada masa pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih kegiatan amal sosial Tzu Chi banyak yang tertunda dan di tahun 2021 ini untuk komunitas di wilayah Bekasi justru bertambah relawan yang masuk dalam barisan Tzu Chi.

“Di tahun 2021 dan 2022 ini semakin bertambah relawan Tzu Chi di Bekasi. Di tahun 2022 ini yang dulunya cuma satu Xie Li sekarang jadi dua Xie Li di kota Bekasi,” ungkap Denasari. Denasari juga sangat senang banyak relawan baru yang menjalankan misi Tzu Chi dengan penuh semangat. “Mereka muda-muda menjalankan kunjungan kasih, pelestarian lingkungan,” katanya.  

Relawan Tzu Chi Bekasi bersama keluarga Kho Kim Kwe berfoto bersama dalam kunjungan kasih untuk penerima bantuan khusus Tzu Chi.      

Denasari berharap kepada relawan yang baru bergabung dalam barisan Tzu Chi untuk terus semangat dalam berbuat kebajikan. Ke depannya juga bersedia memikul tanggung jawab yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dalam menjalankan misi amal kemanusiaannya.

Denasari mengajak untuk relawan yang baru bergabung di Bekasi untuk mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan, mengikuti kunjungan kasih yang tujuan utamanya untuk melihat melihat secara langsung orang yang menerima bantuan khusus dari Yayasan Buddha Tzu Chi. “Ikut kegiatan Tzu Chi akan lebih bahagia, pertama rasakan dulu sendiri. Semoga ke depannya bisa ajak saudara, teman untuk bergabung dalam kegiatan Tzu Chi khususnya di wilyah Bekasi,” tutur Denasari dengan penuh semangat.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kasih Ibu Tiada Batasnya

Kasih Ibu Tiada Batasnya

08 Juli 2015

Minggu pagi, 24 Mei 2015 terdengar alunan lagu “Lukisan Anak Kambing Berlutut”.  Pagi yang spesial karena sebanyak 95 relawan berkumpul di Aula lantai 2 SMK Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka berkumpul pada acara Kunjungan Kasih Pasien Kasus (KKPK) yang bertema  “Hari Ibu”.

Desember yang Ceria

Desember yang Ceria

27 Desember 2016

Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Barat yang mengunjungi Saung Tawon yang terletak di Tanah Tinggi, Tanggerang. Di sana relawan berbagi cerita, bermain, dan bercanda bersama anak-anak Saung Tawon.

Guratan Tawa di Wajah Al Bukhari

Guratan Tawa di Wajah Al Bukhari

03 Agustus 2018
Mandiri, menjadi kata pertama yang terlintas ketika relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali bertemu dengan Al Bukhari. Remaja 14 tahun penerima bantuan Tzu Chi asal Pulau Parit itu kini terlihat sangat berbeda. Wajahnya tampak lebih segar dan badannya sudah tegap tanpa tongkat penyangga.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -