Keceriaan Opa dan Oma

Jurnalis : Dewi (He Qi Barat), Fotografer : Junaedi (He Qi Barat)
 
fotoSabtu, 4 september 2010, relawan Tzu Chi mengadakan kunjungan kasih ke Panti Wreda Budi Mulia 02 cengkareng, Jakarta Barat. Panti ini menampung sekitar 200 orang manula yang mayoritas tak lagi memiliki keluarga.

Ku gembira bila dengar tawamu
Hati ku pun sedih bila engkau menangis
Ku harapkan dukungan darimu
cinta dan kasihmu menguatkan hatiku

Kita satu keluarga
saling syukur saling percaya
Kita satu keluarga
saling butuh di dunia ini”

Lirik lagu di atas terdengar berkumandang membelah kesunyian pagi di Panti Sosial Tresna Wreda Budi Mulia 02 Cengkareng, Jakarta Barat.

Sepenggal lirik lagu di atas (“Satu Keluarga”) dan shou yu (isyarat tangan) bersama dengan opa dan oma membuat mereka merasa tidak sendiri lagi di dunia ini dan lagu tersebut juga menenteramkan hati para opa dan oma karena membuat mereka merasa bahwa masih banyak orang yang peduli dan sayang dengan mereka.

Sabtu, 4 september  2010, relawan Tzu Chi He Qi Barat mengadakan kunjungan kasih ke Panti Wreda Budi Mulia 02 cengkareng, Jakarta Barat. Panti ini menampung sekitar 200 orang manula. Para relawan Tzu Chi yang hadir hari itu berjumlah 28 orang relawan dan 13 orang Tzu Shao (anak-anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi). Acara dimulai dengan lagu pembukaan ”Kita Satu Keluarga“ dan shou yu bersama dengan opa dan oma. Terlihat para opa dan oma dengan penuh antusias memperagakan shou yu “Kita Satu Keluarga”, ruangan pun terasa penuh dengan kehangatan dan aura cinta kasih dari para opa dan oma serta relawan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan shou yu lagu “Dunia Yang Bersih” yang dibawakan oleh para tzu shao dengan penuh keceriaan. Para tzu shao juga mengajak para opa dan oma untuk ikut bernyanyi dan membuat suasana menjadi penuh keakraban dan rasa kekeluargaan. “Selamat Lebaran opa dan oma, Minal Aidin Walfaizin, Mohon Maaf Lahir Batin,“ ucap Ongko Shixiong selaku koordinator kegiatan ini. Setelah ucapan pembukaan oleh Ongko Shixiong, acara dilanjutkan dengan ucapan selamat merayakan hari raya Lebaran satu per satu kepada opa dan oma.

foto  foto

Ket : - Interaksi relawan dan para opa-oma begitu hangat. Satu per satu relawan menyalami para opa dan oma                 penghuni panti. (kiri)
        - Isyarat tangan “Dunia Yang Bersih” dibawakan oleh para Tzu Shao dengan penuh keceriaan. Para Tzu Shao             juga mengajak  opa dan oma untuk ikut bernyanyi. (kanan)

Sesi Sharing
Suasana mulai mengharukan, beberapa dari Oma menangis terharu. Salah satunya adalah Oma Hani yang berumur 80 tahun. Oma Hani sudah tinggal di panti sekitar 8 tahun. Dia sangat terharu dan menangis sambil berkata, “Terima kasih untuk kunjungannya dan semoga kita dapat bertemu kembali, “saya sangat senang dengan kunjungan dan bingkisan yang saya dapat. “

Acara kemudian dilanjutkan oleh Leni Shijie dengan mengajak para opa dan oma menyanyikan lagu “Bengawan Solo” dan “Selendang Sutra”. Para opa dan oma begitu antusias ikut bernyanyi dengan Leni Shijie dan mereka terbawa suasana yang bahagia. Terpancar dari ekspresi dari wajah mereka kalau mereka sangat bahagia dengan menyanyikan lagu tersebut. Suatu pemandangan yang indah dan begitu penuh kekeluargaan yang membuat wajah opa dan oma terlihat begitu senang.

Ada hal menarik dari nasihat penuh inspirasi yang disampaikan oleh salah satu opa bernama Edi. Beliau berkata dengan penuh semangat, “Masa muda harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bekerjalah dengan penuh semangat dan jangan sia-siakan masa mudamu.“ Kata-kata dari Opa Edi membuat semua relawan lebih bersemangat lagi untuk terus bersumbangsih kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan.

foto  foto

Ket : - Bagi yang benar memilih tangan mama, si anak akan segera memeluknya, sementara bagi yang salah, tak             jarang si anak menangis karena telah salah memilih. (kiri)
        - Dengan penuh hormat dan kasih, anak-anak ini melayani orangtua mereka dengan memberikan secangkir            teh. Para ibu ini pun menerima dengan penuh syukur kebaikan yang diberikan anak-anak mereka. (kanan)

Setelah sesi sharing selesai, para relawan membagikan paket dan angpau kepada para opa dan oma untuk berbagi kebahagian dalam rangka menyambut Lebaran. Ada juga beberapa opa dan oma yang sedang sakit dan tidak dapat keluar dari kamar. Melihat hal tersebut para relawan mengantar angpau ke kamar para opa dan oma tersebut. Terlihat ekspresi rasa syukur dan bahagia terpancar dari wajah mereka. Setelah selesai pembagian angpau, tepat pukul 11 siang lewat, para relawan pun pamit untuk pulang. Senyum penuh kehangatan dan lambaian tangan para opa dan oma membuat hati para relawan terasa berat meningalkan Panti Jompo tersebut.

Master Cheng Yen pernah berkata, “Bersumbangsih tanpa pamrih yang membangkitkan rasa terima kasih dalam diri orang yang dibantu adalah menjalin jodoh yang baik.“ Semoga jalinan jodoh baik dengan para opa dan oma dapat terus terjalin. Semoga hati opa dan oma berbahagia dan tidak merasa kesepian lagi di dunia ini dengan sentuhan kecil kami, para relawan Tzu Chi.

 

Artikel Terkait

Penantian itu Usai Sudah

Penantian itu Usai Sudah

30 November 2008 Saat itu tahun 2006, dan lama-kelamaan penglihatan matanya makin berkurang. Maka ia pun lalu bilang ke kakaknya tentang kondisi matanya. Oleh kakaknya dibilang, ya udah nanti kita periksa. Satu hari, oleh kakak dan keponakannya mengajak Hioe Tjien-nyan berobat ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Di sana, oleh dokter ia dikatakan menderita katarak, dan jika ingin cepat sembuh harus lekas dioperasi.
Membuka Hati Pada Sesama

Membuka Hati Pada Sesama

21 Juli 2014
Pada 13 Juli 2014, sekitar pukul 14.00 WITA, relawan Tzu Chi berkumpul di Kantor Penghubung dan bertolak menuju panti asuhan Al-Faqir II di Kelurahan Pangmilang , Kec. Singkawang Selatan, Kota Singkawang. 60 anak panti, 10 pengurus panti serta 40 relawan hadir saat dengan perasaan damai.
Suara Kasih: Membantu Sesama dengan Sukacita

Suara Kasih: Membantu Sesama dengan Sukacita

16 November 2012 Beruntung, di kantor cabang Tzu Chi New York gas dan aliran listrik masih berfungsi sehingga para insan Tzu Chi di sana bisa segera menyiapkan makanan hangat bagi warga yang tertimpa bencana. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -