Suara Kasih : Bersama-sama Menjaga Ladang Pelatihan Batin

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Bersama-sama Menjaga Ladang Pelatihan Batin

Setiap orang berkontribusi dalam pembangunan Aula Jing Si di Hsinchu
Menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan menapaki Jalan Bodhisatwa
Bertindak sesuai Dharma demi merekrut lebih banyak Bodhisatwa
Menyebarluaskan pendidikan masyarakat untuk membimbing semua makhluk

Bodhisatwa sekalian, pembangunan Aula Jing Si di Hsinchu telah selesai. Aula Jing Si yang baru ini merupakan tempat pelatihan batin dan merupakan rumah bagi insan Tzu Chi. Saya masih ingat setiap tahun, kita selalu melaksanakan acara Pemberkahan Akhir Tahun di ruangan yang sangat sederhana dan kecil. Meski demikian, setiap orang tetap bekerja sama dengan harmonis dan bersukacita dalam Dharma.

Akan tetapi, kini kita telah membangun Aula Jing Si ini. Tentu saja, saya merasa berterima kasih kepada mantan Walikota Hsinchu yang kini menjabat sebagai gubernur Taiwan. Begitu juga dengan walikota saat ini. Mereka semua sangat memberi dukungan dalam pembangunan Aula Jing Si sehingga proses pembangunan dapat begitu lancar. Untuk itu, kita harus senantiasa bersyukur. Kita harus mensyukuri dan menghargai setiap hal. Aula Jing Si ini adalah ladang pelatihan Buddhisme Humanistik.
 
Bodhisatwa sekalian, kalian semua tahu bahwa tekad saya adalah berdedikasi demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Inilah misi yang diberikan oleh guru saya kepada saya. Dengan berdedikasi demi ajaran Buddha, berarti kita juga berdedikasi
demi semua makhluk.

Kini, dunia sudah dilanda ketidakselarasan. Jika kondisi dunia tidak selaras, bagaimana manusia dapat hidup tenteram? Insan Tzu Chi telah tersebar di lebih dari 50 negara. Di mana bencana terjadi, insan Tzu Chi yang berada dekat dari daerah itu selalu menyalurkan bantuan lintas negara. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia. Jadi, saya berharap setiap orang bisa menerapkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Berhubung kita semua hidup di atas bumi dan di kolong langit yang sama, maka kita seharusnya saling memperhatikan. Kita juga harus bertindak sebagai Bodhisatwa.

Tujuan utama Buddha datang ke dunia adalah demi membimbing kita untuk membuka hati dan membangkitkan ikrar luhur untuk terjun ke tengah umat manusia karena penderitaan manusia sungguh banyak. Sebagian orang menderita karena tertimpa bencana alam. Jadi, kita hendaknya menolong setiap orang di mana pun berada. Inilah praktik Bodhisatwa yang sesungguhnya.

Dalam ajaran Buddha, untuk menyelamatkan dunia, harus dimulai dengan menyucikan hati manusia. Jadi, kita harus memiliki hati Bodhisatwa. Dari mana semangat Bodhisatwa berasal? Dari hati Buddha. Dharma yang sesungguhnya berasal dari hati Buddha yang kemudian diajarkan sebagai praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa harus melakukan praktik nyata dengan cara terjun ke tengah umat manusia yang menderita. Kita harus memiliki hati Buddha. Karena itu, saya sering mengatakan bahwa kita harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri. Hati Buddha adalah hati semua makhluk. Untuk memahami hati semua makhluk, kita harus memahami ajaran Buddha. Kita harus belajar untuk menjadi Bodhisatwa.

Aula Jing Si di Hsinchu yang merupakan rumah batin bagi kita ini telah selesai dibangun. Untuk semua ini, kita harus berterima kasih kepada semua seniman bangunan, staf dari divisi pembangunan Tzu Chi, dan lainnya, atas kontribusi mereka. Yang paling utama, saya sangat berterima kasih kepada relawan setempat, seperti para anggota Tzu Cheng dan komite yang telah berbagi mengenai semangat budaya humanis Tzu Chi kepada para seniman bangunan sehingga proyek pembangunan bisa berjalan dengan sangat lancar.

Kita harus mengucapkan terima kasih kepada banyak orang. Para seniman bangunan harus memanjat sangat tinggi bekerja di bawah terik matahari, angin kencang, dan di tengah cuaca dingin. Berkat kontribusi dari banyak orang, pembangunan Aula Jing Si dapat diselesaikan. Insan Tzu Chi, anggota Tzu Cheng, anggota komite, dan relawan daur ulang sekalian, saya bisa membayangkan kerja keras kalian semua demi acara hari ini. Kalian bukan hanya menyumbangkan tenaga, tetapi juga menggunakan hati kalian demi menyelesaikan pembangunan lahan pelatihan diri yang agung ini.

Hari ini merupakan hari peresmian Aula Jing Si Hsinchu. Bodhisatwa sekalian, saya sungguh merasa bersyukur. Setelah bertahun-tahun, dari lahan pelatihan diri yang sederhana, kini kita telah pindah ke lahan pelatihan diri yang agung. Tempat ini sungguh indah. Saya merasa sangat berterima kasih.

“Kami berjanji kepada Master : setiap relawan dari tim He xin, He qi, Hu ai, dan Xieli di Hsinchu akan berusaha dengan sepenuh hati untuk berkontribusi di komunitas dan bersama-sama merajut jaring cinta kasih di Hsinchu,” ikrar relawan Hsinchu.

 

Saya berharap setiap orang bisa membangkitkan ikrar yang sama dengan mereka. Aula Jing Si ini merupakan rumah bagi kita semua. Bodhisatwa sekalian, jadikanlah hati Buddha sebagai hati sendiri dan jadikanlah tekad Guru sebagai tekad sendiri. Hati Buddha adalah hati yang memiliki welas asih agung dan tekad Guru adalah berdedikasi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk.

Kita harus menggunakan ajaran Buddha untuk membimbing semua makhluk dan menyelamatkan dunia. Ini merupakan tekad kita bersama. Di bawah tulisan "Hati Buddha, Tekad Guru" yang tersemat di dada kalian hari ini ada 2 butir biji saga lambang kerinduan pada Guru. Dua butir biji saga ini melambangkan sebutir benih yang dapat tumbuh menjadi tak terhingga.

Pembangunan Aula Jing Si di Hsinchu telah selesai. Selanjutnya, semua orang harus giat merekrut Bodhisatwa dunia. Semoga lahan pelatihan diri kita bisa menjadi tempat untuk menyebarluaskan pendidikan masyarakat dan dapat dimanfaatkan untuk menginspirasi lebih banyak orang. Janganlah menjadikan lahan pelatihan diri ini sebagai tempat berselisih dengan orang lain. Tujuan kalian datang ke sini adalah untuk melatih diri. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan berperilaku sesuai Dharma.Kita harus memiliki hati Buddha.

Bodhisatwa sekalian, tahun yang baru telah dimulai, Tahun Baru Imlek juga sudah dekat. Inilah saat untuk memulai awal yang baru, terutama bagi insan Tzu Chi di Hsinchu. Aula Jing Si yang baru ini adalah tempat untuk memperbarui batin kita. Setiap orang harus bekerja sama dengan harmonis demi melindungi rumah baru kita serta menginspirasi lebih banyak orang. Kita semua harus menjaganya dengan sepenuh hati. Saya berharap ia akan menjadi tempat berkumpul bagi orang-orang
yang ingin berjalan di Jalan Bodhisatwa.

Saya mendoakan kalian semua. Semoga tahun yang baru ini menjadi tahun yang penuh berkah dan kebijaksanaan bagi kalian. Semoga keluarga kalian hidup aman dan tenteram, melewati hari dengan damai, giat mempraktikkan Jalan Bodhisatwa, mengembangkan berkah dan kebijaksanaan, serta lancar dalam segala hal. Selamat Tahun Baru bagi kalian semua. Semoga selalu aman dan tenteram. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Mewariskan Budaya Bervegetarian

Mewariskan Budaya Bervegetarian

10 Oktober 2011 Menu makan siang hari ini pun siap dan kami segera membawanya ke ruang penyajian untuk disiapkan bagi 10 kelas murid-murid primary. Setelah persiapan pembagian selesai mulailah kami bawa ke lantai 1 dimana kelas anak-anak berada.
Meringankan Beban di Pinangsia

Meringankan Beban di Pinangsia

11 Januari 2017
Senin, 9 Januari 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan paket bantuan kebakaran kepada 182 kepala keluarga di RT 02/04 Kelurahan Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat yang terkena dampak musibah kebakaran pada Kamis, 5 Januari 2017.
Cinta Untuk Ibunda Mulia

Cinta Untuk Ibunda Mulia

11 Mei 2013 Perjuangan seorang ibu dapat kita lihat melalui perjuangannya saat ia mengandung 9 bulan lamanya. Setelah beliau melahirkan kita, dengan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap anaknya.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -