Kedewasaan dalam Keimanan

Jurnalis : Riana Astuti, Fotografer : Veronica Agatha

    Relawan tengah mensosialisasikan SMAT melalui celengan bambu kepada pengunjung dari komunitas Katolik Budi Indah.

      Tepat pada Rabu 2 Juli 2014, rombongan komunitas Katolik Budi Indah, Tangerang tiba di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Sambutan hangat dari relawan langsung dirasakan oleh pengunjung yang beranggotakan 20 orang ibu. Kunjungan ini merupakan kali pertama mereka datang langsung untuk mengenal lebih dekat dengan Tzu Chi. Acara yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB berlangsung tertib, tenang, dan khidmat, terlebih ketika Elly Wijaya sebagai pembicara menerangkan dengan jelas mengenai Yayasan Budha Tzu Chi melalui tayangan video. Setelah mengenal acara selanjutnya, yakni Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) dengan membagikan celengan bambu. Hal yang tak pernah sempat dipikirkan ketika sebuah bambu dapat dimanfaatkan sebagai celengan yang diisi uang dengan nominal kecil. Para relawan mengajak beramal menggunakan celengan bambu dengan tujuan dapat membantu sesama tanpa melihat adanya perbedaan. Tidak hanya mengajak saja, relawan turun tangan untuk memberitahukan nomor barcode yang tertera pada celengan bambu dan disamakan dengan identitas masing-masing.

      Elly Wijaya (relawan) menjelaskan dan mengenalkan Yayasan Budha Tzu Chi kepada komunitas Katolik Budi Indah, Tangerang yang berkunjung ke Tzu Chi Center.

      Acara yang berlangsung di Aula Jing Si ini memiliki kesan tersendiri dilihat dari perubahan suasana yang kian akrab antara peserta kunjungan dan 9 relawan pada saat melakukan isyarat tangan dengan membuat lingkaran, bernyanyi bersama, berdoa menurut ajaran dan kepercayaan masing-masing hingga berfoto sambil memegang celengan bambu. Antusiasme peserta kunjungan meningkat manakala relawan bertindak sebagai “tour guide” mengajak keliling sembari menerangkan Tzu Chi. Melangkah ke ruang pameran interaksi lebih dekat dilakukan antara peserta dengan relawan melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Perjalanan berlanjut hingga ke lantai 4 Jing Si Tang, kemudian melihat replika tempat tinggal Master Cheng Yen di masa awal melatih diri sebagai seorang biksuni. 

      Keakraban terjalin saat melakukan isyarat tangan dan bernyanyi sambil membentuk lingkaran.

      Hal Kecil yang Bermanfaat Besar
      Keberadaan Tzu Chi di Indonesia memberikan inspirasi mengingat akan pengalaman hidup dan perenungan bijak dari Master Cheng Yeng. Menggugah hati mampu menyadarkan diri untuk menebarkan cinta kasih pada sesama, rasa itu langsung menghinggapi perasaan Ira (65) peserta kunjungan, “Benih kebajikan yang diajarkan Master Cheng Yeng memiliki dampak positif, kebaikan dalam berbagai hal baik untuk diri sendiri maupun orang lain telah terbukti dengan segala sesuatu hal yang kecil mampu bermanfaat bagi orang banyak. Tidak hanya itu, selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki serta sabar dalam menghadapi segala sesuatu merupakan bentuk dari pendewassan diri dalam keimanan.” Wanita lansia ini akan menerapkan perenungan Master Cheng Yeng pada anak sekolah minggu yang diajarkannya agar menjadi bibit unggul generasi muda berlakuan bajik sesuai dengan Dharma.

      Tanggapan positif akan kunjungan ini pun dirasakan oleh Yani Soekamto. Wanita berkacamata ini mulanya berkunjung bersama komunitas Katolik Taman Aries untuk mengunjungi Tzu Chi Center pada 25 Juni 2014 lalu. Kabar kunjungan ini terdengar oleh rekan-rekan lainnya dan langsung meminta ibu dari satu anak ini kembali berkunjung. “Banyak yang berminat dan meminta pada saya untuk membawa mereka berkunjung kembali ke Tzu Chi, mereka tahu Yayasan Buddha Tzu Chi ini dari DAAI TV saja. Akhirnya saya menghubungi salah satu relawan dan berkoordinasi kembali untuk kedatangan kami kesini,” tukasnya. Niat baik untuk menanamkan cinta kasih merupakan permulaan dari perbuatan bajik yang akan dijalankan dalam proses kehidupan. Banyak yang telah mengenal ataupun mendengar tentang Yayasan Buddha Tzu Chi, namun mereka belum mengenal lebih jauh.

      Salah satu relawan menjelaskan perjalanan Tzu Chi yang ada pada relief tembok di lantai 1 gedung Tzu Chi Center.

      Relawan yang menemani peserta merasa senang meskipun masih banyak peserta pengunjung yang baru mengenal Tzu Chi lewat kunjungan ini. Dengan begitu kehadiran dari relawan sangat bermanfaat selain menjelaskan relawan pun  ikut dalam menebarkan cinta kasih sesama dalam bentuk kebersamaan, memberikan informasi, serta menjalin hubungan baik. “Tiap kali kegiatan dilaksanakan yang berkaitan dengan Tzu Chi memiliki kesan  baik dan melahirkan sukacita tulus, apalagi bila melihat pengunjung seperti tadi tersenyum. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” jelas Widiyanti (54). 

      Di mata peserta kunjungan, mereka awalnya mengira jika Tzu Chi merupakan Yayasan Buddha yang memiliki donatur yang berasal dari kalangan atas dan seagama saja, namun setelah mereka berkunjung sambil membuktikan sendiri serta mengetahui sejarah berdirinya Tzu Chi, mereka mulai membuka diri untuk mencoba ikut berperan dalam menanamkan kebajikan pada sesama, meskipun mereka rata-rata beragama Katolik. Akhir dari kunjungan rombongan ini menuju Jing Si Books & Café sembari membeli produk Tzu Chi. 

      Peserta dari komunitas Katolik Budi Indah mengunjungi dan melihat-lihat produk Tzu Chi di Jing Si Books & Café

      Kata Perenungan dari Master Cheng Yen untuk menanamkan kebajikan pada sesama terbukti dari hal-hal kecil yang dengan mudah dilakukan oleh siapapun tanpa harus melihat status sosial, agama, ras, dan bahkan suku bangsa. Cara jitu itu senantiasa dapat bermanfaat untuk orang lain yang sedang terkena ujian kehidupan dari Pencipta, memperhatikan segala sesuatu secara detail meskipun berasal dari hal kecil dapat memberikan pelajaran hidup dan kedewasaan dalam keimanan.  


      Artikel Terkait

      Memulai 2018 dengan Cinta Kasih

      Memulai 2018 dengan Cinta Kasih

      24 Januari 2018
      Ada banyak cara bersumbangsih, seperti kakak beradik Irene dan Kevin misalnya. Pemilik Marcopolo Car Wash ini  mendonasikan keuntungan pada tanggal 7 Januari 2018 ke dana amal Tzu Chi.
      SMAT Perdana Tzu Chi Surabaya

      SMAT Perdana Tzu Chi Surabaya

      27 Februari 2014 Bencana alam juga datang silih berganti menguji kekuatan umat manusia untuk menghadapinya. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak aliran kebajikan di dunia ini untuk menghalau bencana.
      Sumbangsih Mahasiswa, Staf, dan Dosen STABN Sriwijaya Melalui Celengan Bambu

      Sumbangsih Mahasiswa, Staf, dan Dosen STABN Sriwijaya Melalui Celengan Bambu

      30 November 2021

      Mahasiswa, staf, dan dosen STABN Sriwijaya melakukan penuangan celengan bambu. Melalui program ini mereka memiliki kesempatan untuk berbagi dengan sesama.

      Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
      - Kata Perenungan Master Cheng Yen -