Keharuan dalam Perayaan Hari Ibu

Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru) , Fotografer : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)

Kelas yang dihadiri oleh 17 anak dan 11 orang tua ini diawali dengan sekilas pelajaran bulan lalu, dilanjutkan dengan materi tentang berbakti.

Kelas Teratai Tzu Chi Pekanbaru di penghujung tahun 2023 pada Minggu, 3 Desember 2023 menjadi momen yang sulit dilupakan oleh anak-anak Teratai beserta orang tua mereka karena terasa begitu spesial yaitu adanya perayaan hari Ibu. Suasana penuh keharuan dirasakan 15 anak yang berkesempatan mengungkapkan rasa sayang dan rasa bakti melalui basuh kaki dan mempersembahkan bunga untuk orang tua mereka.

Kelas yang dihadiri oleh 17 anak dan 11 orang tua ini diawali dengan sekilas pelajaran bulan lalu. Dilanjutkan dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen tentang berbakti, menonton video tentang budi luhur orang tua, penjelasan budi luhur orang tua. Lalu berlanjut dengan acara basuh kaki dan mempersembahkan bunga untuk Sang Ibu Tercinta. 

Suasana penuh keharuan dirasakan oleh 15 anak yang berkesempatan mengungkapkan rasa sayang dan rasa bakti melalui basuh kaki dan mempersembahkan bunga untuk orang tua.

Dhea Amanda meminta maaf dan berterima kasih kepada Ibunya.

Dhea Amanda yang saat ini sudah tidak dibantu dana pendidikan oleh Tzu Chi, tetap ingin mengikuti kelas teratai karena bermanfaat baginya. Dhea sangat berterima kasih atas acara hari itu. “Terima kasih kepada Tzu Chi, karena dengan mengadakan momen ini membuat saya sadar untuk meluangkan waktu untuk Ibu saya. Saya merasa semenjak saya mulai dewasa, mulai sibuk dengan kegiatan sekolah, dengan ada momen ini saya bisa minta maaf sama Ibu saya, mengucapkan terima kasih,” tutur Dhea. Bagi Dhea, Ibu adalah segalanya apalagi karena dari kecil sudah tidak ada ayah. “Ibu saya menjadi seorang Ibu sekaligus seorang ayah bagi saya”, ungkap Dhea.

Ungkapan maaf dan terima kasih dari Dhea diterima mamanya dengan sukacita. “Dimaafkan, mama juga minta maaf mungkin cara penyampaian mama mungkin enggak enak didengar. Tapi maksud dan tujuannya bahasa mama itu untuk kebaikan kamu sekarang dan kedepannya”. Demikianlah hangatnya curahan hati antara Ibu dan anak di kelas ini.

Rey Lamtama Siregar mengungkapkan pertobatan setelah mengikuti rangkaian acara hari Ibu. Rey tidak mau Ibunya bersedih dan menangis lagi.

Mariati dikelilingi empat anaknya. Anak bungsu, Jason mengungkapkan terima kasih kepada sang Ibu.

Mariati, Ibu dari Devi Anggraini, Apriyani, Angelina, Amelia, dan Jason merasakan perubahan dari anak-anaknya setelah setahun lebih mengikuti Kelas Teratai. “Banyak perubahan, dari dulunya bandel, tidak suka bantu, sekarang sudah suka bantu, terus akur juga sama saudara.” Pada kesempatan ini sungguh membahagiakan bagi Mariati dibasuh dan dipijit oleh keempat anaknya yang hadir. Keempat anaknya merasakan haru dan berterima kasih kepada ibunya. “Makasih mami sudah besarin dedek,” ungkap Jason, anak bungsu dengan polosnya berterima kasih pada Ibunya. 

Ada pula Rey Lamtama Siregar (kelas 8) yang mengungkapkan pertobatan setelah mengikuti rangkaian acara hari Ibu. “Saya akui saya suka bandel, tapi kalau saya melihat orang tua sedih, saya juga ikut sedih, mau berubah supaya ibu saya tidak bersedih dan menangis lagi”. Ujar Rey.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Belajar Menghargai Berkah

Belajar Menghargai Berkah

23 Oktober 2015

Pada 18 Oktober 2015, kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun diadakan dengan tema “Saya Bisa Hasiskan Makanan Saya” dengan harapan anak-anak belajar untuk menghargai berkah dari makanan. Sebanyak 121 anak dengan penuh semangat mengikuti pembelajaran ini hingga mempraktikkannya pada sesi makan bersama.

Tidak Mudah Menyerah

Tidak Mudah Menyerah

26 Oktober 2016

Kelas budi pekerti yang diadakan sebulan sekali dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan rentang usia mereka. Kelas kecil belajar tentang tidak mudah menyerah sementara kelas besar bagaimana membangun kepedulian terhadap sesama. Kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 23 Oktober 2016 diikuti sebanyak 61 anak.

Menumbuhkan Akar Kebajikan Seharum Bunga

Menumbuhkan Akar Kebajikan Seharum Bunga

05 Mei 2015 Sesuai dengan makna Waisak yang merupakan doa jutaan insan, Yuli Shijie selaku koordinator mengajak semuanya bersama-sama dengan tulus mendoakan korban bencana di Nepal.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -