Kelas Budi Pekerti bagi Generasi Baru

Jurnalis : Sunaryo (Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Prawira (Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
 
 

fotoPara relawan mengajari anak-anak kelas budi pekerti isyarat tangan “Di Qiu de Hai zi”.

Budi Pekerti bagi generasi baru merupakan langkah awal yang baik untuk memantapkan insan Tzu Chi. Pertemuan kedua kelas Budi Pekerti yang diadakan di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada hari Minggu 9 September 2012 membawa pengaruh besar bagi para generasi baru. Banyak pengalaman dan keterampilan baru yang diperoleh saat mengikuti kelas Budi Pekerti.

 

Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen  pernah menjelaskan tentang harapan dari Pendidikan Moralitas.
Mewariskan moralitas kepada anak-anak
Menjalani kehidupan dengan langkah mantap dan menyebarkan benih cinta kasih
Mengasihi dan melindungi bumi agar tidak terluka
Senantiasa mawas diri dan berhati tulus serta menyadari hakikat murni

Sebenarnya Budi Pekerti adalah nilai-nilai yang terkandung dalam diri setiap manusia, baik itu sifat yang baik maupun sifat yang buruk. Manfaat budi pekerti dapat dirasakan disemua aspek kehidupan manusia. Jika sifat yang kita tunjukkan baik, maka orang lain juga akan menilai kita baik. Hal kecil dalam budi pekerti yang baik dapat kita tunjukkan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, memberi salam dan tersenyum ketika bertemu dengan orang yang kita kenal atau dengan orang yang kita tidak kenal sekalipun. Efek dari hal-hal kecil yang kita lakukan sangat memberi dampak positif.

Nilai-nilai budi pekerti antara lain meliputi : adil, antisipasif, baik sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berpikir jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bijaksana, cerdas, cermat, cinta ilmu, dedikasi, demokratis, dinamis, disiplin, efesien, efektif, empati, gigih, giat, hemat, hormat, hati-hati, harmonis, iman, ikhlas, istighfar, inisiatif, inovatif, jujur, kasih sayang, keras kemauan, ksatria, komitmen, konstruktif, konsisten, kooperatif, kreatif, lapang dada, lemah lembut, lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, menghargai, menjaga, nalar(logis), optimis, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, percaya diri, produktif, proaktif rajin, ramah, rasa indah, rasa malu, rasional, rela berkorban, rendah hati, sabar, saleh, setia, sopan santun, sportif, susila, syukur, takwa, taat, teguh, tangguh, tanggung jawab, tegar, tegas, tekun, tenggang rasa, terbuka, tertib, terampil, tekun, tobat, ulet, unggul, wawasan luas, wirausaha, yakin.

Nilai-nilai budi pekerti di atas mudah untuk diucapkan tapi sulit diamalkan. apabila nilai-nilai budi pekerti tersebut di atas ingin nampak dalam kepribadian sehari-hari memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk merealisasikannya memerlukan manajemen dalam arti memanfaatkan dan memberdayakan segala sumber daya manusia dan benda secara efektif, efesien, kontinyu dan konsisten.

foto   foto

Keterangan :

  • Anak-anak kelas budi pekerti belajar membuat celengan dengan barang-barang daur ulang (kiri).
  • Dengan membuat celengan sendiri, diharapkan anak-anak mengerti makna berdana dan memanfaatkan barang daur ulang (kanan).

Acara dimulai pukul 09.00 WIB yang dipandu oleh Firdalia Shijie dan Lissa Shijie yang menjelaskan tentang “Dana kecil amal besar”. Penjelasan tersebut tentunya bertujuan agar para generasi baru ini mengerti makna berdana, walaupun kecil akan membawa dampak yang sangat  besar. Setelah mendapat penjelasan kemudian mereka diajak bermain drama yang menceritakan keseharian mereka di sekolah. Drama tersebut mengajak anak- anak yang membawa uang jajan ke sekolah, tidak menghabiskan dan menyisihkan uang untuk didanakan ke celengan.

Berbeda dengan hari pertama mereka yang hanya sedikit memakai baju seragam, di hari kedua sudah terlihat sebagian besar sudah mendapat seragam. Kelas budi pekerti pada hari itu diikuti dengan antusias oleh para relawan jumlah komite yang hadir 1 orang, biru putih 4 orang, abu- abu 13 orang, rompi 3 orang.

Di pertengahan acara mereka diajari membuat celengan sendiri. Bahan yang dipakai dalam pembuatan celengan bukan dari toko-toko melainkan dari barang- barang bekas yang sudah tidak terpakai. Dengan adanya pembuatan celengan ini anak dilatih agar lebih kreatif dan mengerti arti penting bahwa dengan dana kecil membawa amal besar.

Dipenghujung acara anak- anak diajari isyarat tangan lagu (Xiao Tai Yang De Wei Xiao/ senyuman matahari kecil) dan  isyarat tangan lagu baru (Di Qiu De Hai Zi). Dengan penuh semangat dan keceriaan  mereka bersama-sama memperagakan isyarat tangan tersebut.

  
 

Artikel Terkait

Sehari Menjelang Pementasan

Sehari Menjelang Pementasan

28 Januari 2011
Karena persiapan sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu maka para relawan Tzu Chi yang terlibat dalam drama musikal itu terlihat tidak mengalami kesulitan saat memerankan peran mereka masing-masing. Gladi resik pun berjalan dengan lancar.
Membiasakan Diri dari Sekarang

Membiasakan Diri dari Sekarang

25 Oktober 2011 Dalam sosialisasi pelestarian lingkungan tersebut juga ditayangkan Ceramah Master Cheng Yen. Master Cheng Yen menyampaikan begitu banyak bencana yang terjadi di bumi ini dikarenakan kesalahan manusia sendiri. Sudah waktunya manusia kembali berintrospeksi untuk dapat hidup hemat dan sederhana.
Desa Kecil Cinta Kasih Besar

Desa Kecil Cinta Kasih Besar

27 Juni 2011
Desa Tualang adalah salah satu desa yang mempunyai penduduk terpadat dengan total penduduk sekitar 12.000 jiwa dan banyak diantaranya hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, sehingga masalah kesehatan pun menjadi terabaikan.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -