Kembali ke Taiwan

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

fotoSaat-saat yang menggembirakan bagi Amelia karena pada hari Rabu, 4 November 2009, ia bersama ayahnya bisa kembali ke Taiwan. Selama 4 tahun Amelia tinggal di Indonesia dan tak bertemu dengan ayahnya.

 

Anak gadis itu memiliki rabut hitam legam sebahu, dengan wajah yang cantik. Matanya yang sayup berpadu senyumannya yang tipis membuat ia bak seorang bidadari kecil yang manis. Ketika Sumiyati pertama kali melihatnya di kantor Perkumpulan Marga Tan hatinya langsung bergetar. Gadis ini seperti cucunya, manis dan lembut. Maka ia langsung menyapa Chen Jin Yu ayah gadis itu.

“Kamu mau kemana?” tanyanya, “Ini anak siapa?”
“Ini anak saya, saya mau ke Taiwan,” jawab Jin Yu.
“Anak ini punya paspor tidak?” Sumiyati kembali bertanya.  
Nggak ada,” balas Jin Yu.  
kalo nggak ada paspor gimana? nggak bisa pergi ke Taiwan dong,” kata Sumiyati bertanya.

Mulailah Jin Yu menceritakan kehidupan rumah tangganya yang kurang harmonis. Amelia memiliki ibu tiri di Taiwan yang tidak cocok dengannya. Karena alasan inilah Jin Yu memutuskan untuk bercerai dengan istrinya lalu menjemput Amelia di Indonesia setelah 4 tahun berpisah dengannya. Kepulangan Jin Yu ke Taiwan ini lebih ditujukan untuk mengurus paspor Amelia yang telah hilang. Setelah Sumiyati mengetahui kisah Amelia yang sebenarnya ia langsung tahu apa yang harus dilakukan. Maka ia mengizinkan Amelia untuk tinggal bersamanya dan menyerahkan sehelai kartu nama kepada Jin Yu.

Beberapa hari kemudian, berdasarkan alamat yang tertera di kartu nama, Jin Yu mendatangi rumah Sumiyati untuk menemui Amelia, dan berjumpa dengan menantu Sumiyati. Dalam perjumpaan itu hati Jin Yu mulai merasa nyaman, karena Amelia dalam keadaan baik dan dirawat oleh keluarga baik-baik. Selesai menemui putrinya, Jin Yu langsung melanjutkan perjalanannya ke Taiwan, dan baru bisa kembali ke Indonesia tiga bulan berikutnya.

Selama tinggal bersama Sumiyati, Amelia berperilaku sangat baik. Hari-harinya ia isi dengan belajar menulis atau membantu mencuci pakaian. Mengenai makanan Sumiyati selalu mencukupinya. Sebelum pergi bekerja, Sumiyati selalu memasak makanan untuk kedua cucunya dan Amelia yang cukup untuk dikonsumsi hingga malam hari  

Di hari-hari terakhir Amelia tinggal bersamanya, ia berkata kepada cucunya, ”Amelia sudah mau kembali ke Taiwan. Nanti kalau kamu sudah besar bisa main ke Taiwan, di sana sudah ada teman.” Tiga bulan Amelia tinggal bersamanya menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Keramahan dan kepandaian Amelia membuat Sumiyati semakin jatuh hati kepadanya, sampai ia berkata, ”Amel, kalau papa (kamu) tidak datang, kamu sekolah di sini saja. Nanti saya akan masukkan kamu sekolah.” ”Papa pasti akan datang, Papa pasti datang,” kata Amelia dengan polos.

foto  foto

Ket: - Dengan haru Chen Jin Yu mengatakan kebahagiaannya sangat sulit untuk dilukiskan karena bisa membawa            pulang kembali putrinya. Ia juga berjanji untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi di Taiwan. (kiri)
       - Iba melihat Amelia yang terkatung-katung di Jakarta membuat Sumiyati tergerak hatinya untuk membantu           menyediakan tempat tinggal dan merawat Amelia layaknya cucu sendiri. (kanan)

Terkecoh oleh Penampilan
Kebahagiaan seolah berhenti kala ibu kandung Amelia meninggal dunia saat Amelia baru berusia enam tahun. Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya mempertemukan Jin Yu dengan seorang wanita pengasuh asal Indonesia. Sikapnya yang baik dan penuh perhatian kepada Amelia membuat Jin Yu tak memiliki alasan untuk menolaknya sebagai istri.

Setelah membangun rumah tangga baru, istrinya memgusulkan kepada Jin Yu untuk hijrah ke Indonesia demi memudahkan untuk mencari nafkah. Maka dengan penuh harapan, Jin Yu mengerahkan seluruh uang pensiunan dan tabungannya untuk membuka usaha di Indonesia.

Sesampainya di Indonesia, Jin Yu mulai merintis usaha dengan membuka warung kecil, membeli sebuah rumah, dan mobil. Namun permasalahan imigrasi dan bahasa membuat Jin Yu menjadi tidak fokus dalam menjalani usaha dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Di tengah keterpurukan, Jin Yu melihat Indonesia bukanlah tempat yang cocok baginya untuk berusaha. Maka ia memutuskan untuk membawa kembali keluarganya ke Taiwan. Karena sudah mendesak, Jin Yu terlebih dahulu pulang ke Taiwan, sedangkan istri dan anaknya akan menyusul setelah menjual sebuah mobil. Tetapi kenyataannya setelah mobil terjual pun uangnya hanya cukup untuk membeli satu buah tiket. Jadi Amelia terpaksa dititipkan kepada sebuah keluarga di Indonesia. Setidaknya itulah yang diadukan istri Jin Yu (ibu tiri Amelia).

Khawatir dengan keberadaan putrinya, beberapa saat kemudian Jin Yu menyusul Amelia di Indonesia. Kedatangannya tanpa mengetahui dengan pasti di mana Amelia tinggal membuat pencarian Amelia seperti sia-sia. Lima kali ia mendatangi Indonesia, lima kali pula ia tidak berhasil menemukan putrinya. Sampai-sampai dengan penuh emosi Jin Yu berkata kepada istrinya, ”Kamu mau kasih tahu tidak di mana Amelia berada. Kalau tidak saya akan adukan ke Polisi kalau kamu sudah menyembunyikan anak orang!” kata Jin Yu mengancam. Merasa tersudut istrinya mulai berkata, ”Coba kamu cari ke pedagang bakmi, pedagang bakmi tahu di mana anak kamu dititipkan.” Mendengar pengakuan itu segeralah Jin Yu terbang ke Indonesia untuk menemui pedagang bakmi di Bekasi, Jawa Barat. Ternyata benar. Pedagang bakmi itu mampu menunjukkan di mana Amelia tinggal selama empat tahun ini.

foto  foto

Ket: - Sumiyati saat berpisah dengan Amelia di Bandara Soekarno-Hatta. Tiga bulan bersama Amelia memberikan            pengalaman yang menyenangkan bagi Sumiyati. (kiri)
        - Relawan Tzu Chi yang membantu kepulangan Amelia dengan mengurusi masalah keimigrasiannya dan             juga menyediakan tiket pulang ke Taiwan untuk Amelia.  (kanan)

Begitu ditemui Amelia memang dalam kedaan sehat, namun keluarga ini tidak mau menyerahkan Amelia kepada Jin Yu dengan dalih selama ini merekalah yang membiayai seluruh kebutuhan Amelia. Tidak mampu mempertahankan pendapatnya Jin Yu memutuskan pulang ke Taiwan untuk mengambil semua bukti-bukti pengiriman uang yang ditujukan kepada keluarga itu selama empat tahun. Setelah itu Jin Yu kembali datang ke Indonesia dan menyerahkan seluruh bukti kepada keluarga itu. Bukti transaksi bank ini menunjukan bahwa Jin Yu-lah yang membiayai kebutuhan Amelia selama ini. Karena tidak mampu mengelak lagi akhirnya Amelia diserahkan kepada Jin Yu. Mulai sejak itulah jodoh mempertemukan Jin Yu dengan Sumiyati di Perkumpulan Marga Tan lalu berlanjut ke Tzu Chi.

Lama mengenal Tzu Chi
Dalam kekalutannya untuk membawa putrinya pulang ke Taiwan, Jin Yu teringat pesan dari salah satu relawan Tzu Chi Taiwan yang pernah berkata, ”Kamu kalau ada kesulitan di Indonesia datang saja ke Tzu Chi Indonesia. Ini ada alamatnya,” sambil menyerahkan sebuah majalah kepada Jin Yu. Jin Yu memang telah mengenal Tzu Chi dengan baik melalui kegiatan daur ulang di Taiwan. Tidak jarang Jin Yu mengumpulkan sampah daur ulang lalu diserahkan kepada Tzu Chi.

Segera setalah terisnpirasi oleh pesan itu, Jin Yu langsung mendatangi kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di ITC Mangga Dua, Jakarta. Pertama kali tiba, Lili shijie relawan Tzu Chi menyambutnya dengan baik, membimbingnya, dan mengarahkannya untuk mendapatkan relawan pendamping. Pendampingan relawan Tzu Chi telah membuat hari-hari Jin Yu yang sulit menjadi ringan. Perjuangannya selama empat tahun dalam menemukan putrinya dan kondisi keuangannya yang kurang mencukupi membuat Tzu Chi bersedia memberikan bantuan tiket dan ijin keimigrasian kepada Jin Yu dan Amelia.

Keramahan dan kesungguhan relawan Tzu Chi dalam membantunya membuat Jin Yu terpanggil untuk menjadi relawan Tzu Chi setelah ia pulang ke Taiwan. ”Setelah pulang ke Taiwan saya akan menjadi relawan. Saya merasa relawan Tzu Chi (ada) di mana-mana selalu bantu orang, mereka sangat baik,” katanya.

Setelah lelah mengalami berbagai kesulitan dan carut marutnya birokkrasi, akhirnya Rabu, 4 November 2009, Jin Yu beserta Amelia berhasil mendapatkan izin untuk pulang ke Taiwan. Bersama Yang Pit Lu dan Ayen, relawan Tzu Chi, Jin Yu beserta Amelia diantar ke Bandara Soekarno-Hatta untuk berangkat menuju Taiwan. Sebelum berpisah dengan haru Jin Yu berkata, ” Waktu saya datang saya bingung tak tahu harus bagaimana urus. Orang Tzu Chi datang mendampingi, jadi saya bisa melewati kesulitan ini. Sulitbagi saya ungkapkan dengan kata-kata rasa bahagia ini,” ungkapnya.

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Batas

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Batas

27 Maret 2012 Biarawati itu berharap Tzu Chi bisa terus bekerja sama dengan mereka. Jika bertemu orang yang membutuhkan bantuan, dia akan mengenalkannya kepada Tzu Chi. Biarawati tersebut juga berkerja sama dengan anggota TIMA untuk membantu sesama.
Dimulai dari Diri Sendiri

Dimulai dari Diri Sendiri

30 Juni 2010
“Jangan salahkan pabrik kertas yang memproduksi banyak kertas. Tetapi lihat cara kita menggunakan kertas. Kalau kita sedikit menggunakan kertas, otomatis perusahaan kertas pun akan mengurangi jumlah produksinya,” jelas Linda.
My Dream: Ramah Tamah Jelang pementasan

My Dream: Ramah Tamah Jelang pementasan

28 Juli 2017

Menjelang pementasan pada esok hari, Sabtu dan juga Minggu, rombongan My Dream melakukan gathering dan ramah tamah bersama tim DAAITV, relawan Tzu Chi, pengusaha, dan tamu undangan. Selama di Indonesia, tim My Dream merasakan cinta kasih dan perhatian insan Tzu Chi yang sangat berkesan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemainnya, Wei Jing Yang.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -