Kepedulian Bagi Korban Banjir

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Kang Miau Ting (Tzu Chi Bandung)

foto
Anggota TNI bergerak membantu menurunkan bahan bantuan yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung bagi korban banjir di Pamanukan, Subang.

Bencana banjir melanda wilayah Pamanukan, Subang, Jawa Barat. Tingginya curah hujan sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan Sungai Cipunagara, Cigadung dan Ciasem meluap hingga tanggulnya jebol. Dampaknya, ribuan rumah dan sawah di 13 kecamatan terendam air dengan ketinggian yang bervariasi. Selain itu, banjir juga membuat sebanyak 40.332 KK dan 192.601 jiwa harus diungsikan ke tempat yang aman dari banjir.

 

Peristiwa tersebut telah mengetuk hati para relawan Tzu Chi. Pada tanggal 26 Januari 2014, para relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung yang bekerja sama dengan Kodam III/Siliwangi memberikan bantuan bagi pengungsi korban banjir. Beberapa tempat yang dikunjungi adalah Desa Pamanukan dan Desa Mulyasari yang merupakan wilayah terparah terkena banjir. "Kita juga bersama TNI AD/AU, Pemkab, Polres, dan organisasi Buddha Tzu Chi akan memberikan bantuan langsung berupa makanan dan pakaian," kata Pangdam III Siliwangi Dedi Kusnadi. Bantuan diserahkan langsung kepada para korban banjir yang terdiri dari 500 dus air mineral, 880 dus mie instan, 10 dus biskuit, dan 1200 helai selimut.

foto  foto

Keterangan :

  • Panglima Daerah Militer III/Siliwangi Dedi Kisnadi Thamrin, secara simbolis memberikan bantuan kepada kordinator bencana banjir di Pamanukan (kiri).
  • Relawan Tzu Chi Bandung, Hendra menyerahkan biskuit kepada warga korban bencana banjir di Pamanukan, Subang (kanan).

Selain di Subang, bantuan ini diberikan kepada para korban banjir di Indramayu. Tempat yang ditinjau oleh para relawan Tzu Chi adalah Kecamatan Patrol dan Kecamatan Losarang. Di Indramayu banjir telah merendam 317 desa di 31 kecamatan dengan ketinggian air 10-200 cm. Kawasan Indramayu barat merupakan yang pertama terkena banjir, kemudian banjir meluas ke wilayah kota dan timur Indramayu. Tercatat, lebih dari 10.000 rumah terendam, dan lebih dari 70 di antaranya ambruk. Banjir juga merendam sekitar 2.000 hektare areal sawah dan tambak, serta menggenangi tak kurang dari 250 gedung sekolah. Banjir tahun ini disebut-sebut sebagai yang terparah sepanjang 30 tahun terakhir.

foto  foto

Keterangan :

  • Pemukiman warga tergenangi air akibat meluapnya aliran sungai. Sementara itu, ribuan warga terpaksa dieavakuasi ke tempat yang aman dari terpaan banjir (kiri).
  • Relawan Tzu Chi mendampingi Pangdam III/Siliwangi meninjau langsung pada lokasi bencana banjir di Pamanukan, Subang, Jawa Barat (kanan).

Pada kesempatan ini relawan Tzu Chi bersama rombongan meninjau lokasi di kedua tempat tersebut. Relawan berinteraksi dengan korban banjir untuk memberikan semangat agar para korban yang terkena bencana tetap tabah dan dapat pulih lagi seperti sebelumnya.          Tzu Chi senantiasa untuk peduli terhadap sesama yang tertimpa musibah. Dengan adanya bantuan ini semoga dapat meringankan kehidupan para korban banjir. (Rangga)               


Artikel Terkait

Suara Kasih : Daur Ulang Menjauhkan Kerisauan

Suara Kasih : Daur Ulang Menjauhkan Kerisauan

14 Oktober 2010 Saya berharap para insan Tzu Chi dan Bodhisattva daur ulang dapat membimbing dan menginspirasi masyarakat agar dapat menghargai berkah. Kita harus menghabiskan minuman sebelum kemasannya dibuang. Sebelum dibuang, tuangkan sedikit air minum ke dalamnya dan minumlah air tersebut.
Paket Lebaran: Bantuan Sembako Menyambut Hari Nan Fitri

Paket Lebaran: Bantuan Sembako Menyambut Hari Nan Fitri

27 Juni 2016

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membagikan 788 paket sembako bagi warga di Kelurahan Cipinang Besar Utara dan Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu 26 Juni 2016. Setiap paketnya berisi 5 kilogram beras, satu kaleng biskuit dan dua botol sirup.

Suara Kasih : Dokter Berhati Buddha

Suara Kasih : Dokter Berhati Buddha

02 Maret 2011 Seorang dokter harus memiliki Bodhicitta. Dalam ajaran Buddha Bodhicitta berarti pikiran yang tercerahkan. Seorang dokter harus memiliki cinta kasih dan welas asih. Untuk menjadi seorang dokter, ia harus membangkitkan welas asihnya untuk menyelamatkan kehidupan. Ini adalah misi seorang dokter.
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -