Kesadaran Kebencanaan Warga Palu yang Meningkat

Jurnalis : Khusnul Khotimah , Fotografer : Anand Yahya


Bambang Syabarsah menilai, verifikasi calon warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo memberikan pengaruh pada mindset warga. Warga yang sebelumnya enggan memilih Tondo akibat takut terpisah dengan keluarganya pun berubah.

Verifikasi calon warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo yang berlangsung pada 24-26 Agustus 2019 masih menyisakan berita gembira. Sepanjang tiga hari pelaksanaannya, belasan relawan Tzu Chi bersama puluhan petugas BPBD Kota Palu begitu sibuk, begitu kompak melayani 1.456 Kepala Keluarga.

Ada satu hal yang dicermati oleh Bambang Syabarsah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu dan membuatnya sangat senang. Proses verifikasi ini turut meningkatkan kesadaran kebencanaan warga Palu.

Seperti diketahui, masyarakat Palu memiliki kultur yang sangat sulit untuk jauh dari daerah asalnya meski mereka tahu wilayah yang mereka tempati memiliki potensi bencana periodik. Namun melihat sebagian warga antuasias datang ke Baruga, sebagian lagi pun terdorong untuk mendaftar dan memilih hunian tetap Tondo, karena wilayahnya lebih aman.

“Kesadaran ini yang saya senang sudah. Ada yang dari Kelurahan Lere itu berapa puluh orang yang tadinya menolak direlokasi, terus terang karena mereka tak bisa jauh. Tetapi setelah mereka melihat ternyata banyak para penyintas lain yang mengambil dan antusias mereka terpanggil,” kata Bambang yang dikenal sangat dekat dengan warga terdampak bencana.


Edyson, warga Balaroa ini sudah memiliki kesadaran bencana yang tinggi.

Ketika masih banyak warga yang baru memasukkan pilihan hunian tetap Tondo dalam formulir yang diberikan oleh BPBD Kota Palu, lain halnya dengan Edyson. Warga Kelurahan Balaroa ini sudah memiliki kesadaran bencana yang tinggi. Karena itu ia sangat antusias untuk datang ke Aula Baruga Kota Palu, lokasi dilaksanakannya verivikasi calon warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo di hari pertama.  

“Saya mempelajari dari BMKG, rupanya dari seluruh ini kan masih ada potensi likuifaksinya. Tapi di Tondo itu, artinya kalau dibanding yang lain dia lebih aman. Ya lebih baik jauh (pindah) ke lokasi huntap Tondo,” katanya.

Apalagi setelah kehilangan cucu tercinta dalam bencana likuifaksi pada 28 September 2018 lalu, Edyson mengaku sekarang ini ia berpikir jauh ke depan.   

“Jadi saya, dua anak saya, dua cucu saya, ada juga istri saya di rumah. Tuhan masih tolong saya. Pas saya sudah ada di jalan, ambruk itu rumah. Setelah besoknya, ternyata cucu saya yang jadi korban, yang ada di rumah sebelah. Itu pun hari ketiga baru kami temukan,” katanya.


Endis dan Nurminsan melihat langsung perumahan yang dibangun oleh Tzu Chi Indonesia.


Endis dan Nurminsan, korban Likifaksi di Petobo ini mengaku cukup menyesal melewatkan verifikasi yang dilaksanakan oleh Tzu Chi.

Kesadaraan kebencanan yang sudah bagus juga dimiliki pasangan Endis dan Nurminsan yang menjadi korban Likuifaksi di Petobo dan kini tinggal di Huntara Banua Petobo. Namun sayang, karena begitu sibuk, dalam hal ini sang suami, Endis, baru membaca pesan Whatsapp yang berisi informasi adanya verifikasi calon warga huntap Tondo, sore di hari terakhir.

Karena itu pada Rabu, 28 Agustus 2019, Endis dan Nurminsan datang langsung ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo yang masih dalam proses pembangunan.

“Kami lambat, baru buka Whatsapp itu hari Senin. Padahal surat juga ada, kita tinggal jalan, mudah-mudahan masih ada peluang,” kata Nurminsan sembari melihat isi di dalam rumah contoh yang sudah jadi.

“Rumahnya bagus, mantap, sejuk ya kalau sore begini,” kata suaminya, Endis usai mengetok tembok dengan jemarinya untuk melihat kualitas bangunan.

Rencananya, Tzu Chi memang masih akan memberikan kesempatan bagi warga yang sudah mendaftarkan diri untuk mendapatkan huntap Tondo namun belum mengikuti verifikasi di tahap pertama ini. Hingga kini kapan verifikasi tahap dua dilaksanakan, masih dalam pembahasan.


Alex Salim dan istrinya, Ng Siu Tju, bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya pada verifikasi tahap pertama ini. Keduanya juga telah mendaftar untuk bisa kembali lagi ke Palu pada verifikasi tahap kedua.

Meski belum diputuskan kapan waktu verifikasi tahap dua, rupanya Alex Salim dan istrinya, Ng Siu Tju, relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Utara 1 sudah mendaftar untuk berpartisipasi lagi. Berpartisipasi menyukseskan upaya membantu warga Palu yang terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi ini mendapatkan hunian tetap.

“Ada orang yang mungkin dia ingin bantu, tapi mungkin terbentur waktu. Kalau kami ada waktu, jadi kami jalan. Karena apa? hidup itu kan tidak kekal, jadi sekarang ada waktu, kita genggam waktu itu, kita laksanakan,” pungkas Alex Salim.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Kesadaran Kebencanaan Warga Palu yang Meningkat

Kesadaran Kebencanaan Warga Palu yang Meningkat

03 September 2019

Verifikasi calon warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo yang berlangsung pada 24-26 Agustus 2019 masih menyisakan berita gembira. Ada satu hal yang dicermati oleh Bambang Syabarsah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu dan membuatnya sangat senang. Proses verifikasi ini turut meningkatkan kesadaran kebencanaan warga Palu.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -