Kesederhanaan di Tepi Sungai Cisadane

Jurnalis : Mieyoda (He Qi Barat), Fotografer : Mieyoda (He Qi Barat)

Joliana, salah satu relawan Tzu Chi menghibur para penghuni Rumah Belajar Anak Langit dengan kisah yang bertemakan anak katak dan anak lembu.

Joliana, salah satu relawan Tzu Chi menghibur para penghuni Rumah Belajar Anak Langit dengan kisah yang bertemakan anak katak dan anak lembu.

Minggu, 31 Juli 2015, relawan Tzu Chi yang terdiri dari 8 relawan komunitas He Qi Barat beserta 5 orang relawan perwakilan dari CV.Sinar Mutiara bersama-sama mengunjungi Rumah Belajar Anak Langit yang berlokasi di pinggir aliran sungai Cisadane, Karawaci, Tangerang. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menghibur 40 anak didik dengan jenjang pendidikan mulai dari TK-SMA.

Joliana, salah satu relawan Tzu Chi yang bertugas sebagai pembawa acara datang menghampiri dan menyapa anak-anak serta menghibur para penghuni anak langit dengan kisah yang bertemakan anak katak dan anak lembu. Kisah tersebut mengajarkan para generasi muda untuk selalu bersikap rendah hati, tidak sombong. Usai bercerita, para peserta bermain dengan berbagai macam permainan, mulai dari lomba shouyu satu keluarga hingga adu konsentrasi.

Anak-anak Rumah Belajar Anak Langit bermain permainan Ular Naga dengan para relawan Tzu Chi

Anak-anak Rumah Belajar Anak Langit bermain permainan Ular Naga dengan para relawan Tzu Chi.

Keceriaan mengisi setiap insan yang berkumpul di hari itu. Anak-anak begitu bersemangat memainkan permainan tradisional "Ular Naga" yang dipandu oleh para relawan perwakilan CV.Sinar Mutiara. Para relawan yang turut menemani ikut tertawa dan terhanyut dalam suasana kegembiraan melihat aksi anak-anak Rumah Belajar Anak Langit yang tengah asik bermain.  

Seuntai cita-cita dalam kesederhaan

Rumah Belajar Anak Langit juga memunculkan generasi-generasi yang berprestasi seperti Elli Eboy. Elli adalah salah satu dari sekian banyak anak didik yang memiliki ketrampilan dan berprestasi. Ia pernah meraih juara 1 dan 2 di kejuaraan Wushu, serta juara 2 dan 3 kejuaraan Futsal se-Tangerang. Elli Eboy yang berstatus sebagai anak didik justru memiliki keinginan agar suatu hari kelak bisa menjadi pendidik di Rumah Belajar Anak Langit. “Saya berbercita-cita ingin menekuni dunia olahraga dan juga music,” ungkapnya. Ia pun berharap menjadi seorang atlit Indonesia yang dapat membawa nama harum bangsa ke dunia Internasional.

Elli Eboy (jaket merah) dan Anam (kaos biru) merupakan anak didik Rumah Belajar Anak Langit yang berprestasi dan memiliki cita-cita untuk masa depan yang lebih baik.

Elli Eboy (jaket merah) dan Anam (kaos biru) merupakan anak didik Rumah Belajar Anak Langit yang berprestasi dan memiliki cita-cita untuk masa depan yang lebih baik.

Lain halnya dengan anak didik yang bernama Anam, ia bercita-cita ingin menjadi seorang mekanik. Rumah belajar Anak langit memberikan ruang bagi para anak jalanan untuk belajar mandiri, berkreasi dan berkarya. Rumah belajar Anak langit juga menjadi sebuah komunitas dimana para anak jalanan bisa menyalurkan ide positifnya sekaligus menghindarkan mereka agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja yang berujung pada kriminalitas.

Komunitas Anak Langit memberikan sebuah pemandangan tersendiri. Pemandangan yang jarang ditemui bahkan hampir terlupakan di tengah hingar bingar, problematika dan hedonisnya ibukota. Pemandangan di Rumah Belajar Anak Langit mengajarkan arti dari sebuah keceriaan dalam kesederhanaan di tengah maraknya gadget yang mendominasi kalangan generasi muda. Seperti yang diungkapkan dalam salah satu kalimat perenungan dari Master Cheng Yen. Kalimat perenungan singkat namun sarat makna, "Kesederhanaan adalah Sebuah Keindahan.


Artikel Terkait

Kesederhanaan di Tepi Sungai Cisadane

Kesederhanaan di Tepi Sungai Cisadane

15 Agustus 2016
Minggu, 31 Juli 2015, relawan Tzu Chi yang terdiri dari 8 relawan komunitas He Qi Barat beserta 5 orang relawan perwakilan dari CV.Sinar Mutiara bersama-sama mengunjungi Rumah Belajar Anak Langit yang berlokasi di pinggir aliran sungai Cisadane, Karawaci, Tangerang
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -