Ketulusan Relawan Memperhatikan Lansia

Jurnalis : Khusnul Khotimah , Fotografer : Khusnul Khotimah, Fanny (He Qi Pusat)


Relawan Tzu Chi selalu berupaya memperhatikan kondisi orang lanjut usia, juga orang yang dalam kesusahan. Kali ini, Sabtu 1 September 2018, relawan membersihkan rumah gan en hu di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur.

Celana hitam yang dikenakan relawan Tzu Chi hari itu sudah tak karuan lagi warnanya. Seragam biru maupun abu-abu juga sudah lepek karena keringat. Tapi tak satupun keluhan keluar dari lisan mereka. Relawan justru saling menyemangati agar rumah kontrakan penerima bantuan Tzu Chi di Duren Sawit, Jakarta Timur ini bersih dan layak ditempati.

“Kami angkat-angkat sampah dan masukkan ke karung, memang banyak sekali. Kira-kira ada dua mobil. Tadi ada juga warga sekitar yang bantu,” kata Subur (51), yang sudah enam tahun menjadi relawan Tzu Chi ini.

Adalah Lay Njiok Lan (78), Lay Sui Tjan (74), dan Lay Fu Lan (62) yang menghuni rumah kontrakan ini. Sudah tujuh tahun kakak beradik yang memilih tak menikah ini tinggal di sini. Sedari dulu tak ada yang bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, para lansia ini dibantu dua orang, anak dari teman almarhum ayah mereka.

“Dulu ayah mereka dengan ayah yang membantu mereka ini berkongsi memproduksi sabun batangan. Usaha sabun batangan ini sudah tidak ada. Tapi anak dari teman ayahnya membantu untuk makan dan kontrak rumah,” jelas Mindarti Susilo, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat ini.


Kondisi rumah sebelum dibersihkan.


Ketiga kakak beradik ini menunggu di teras saat relawan membersihkan tempat tinggal mereka.

Ada dua orang yang membantu biaya hidup mereka, yang satu memberikan sebesar Rp 1,5 juta. Satu orang lagi membantu Rp 600 ribu. Satu juta rupiah mereka gunakan untuk kontrak rumah dan bayar listrik, lalu Rp 1,1 juta untuk makan.

Permohonan Bantuan kepada Tzu Chi

Sementara itu permohonan bantuan kepada Tzu Chi ini sendiri diajukan oleh Lay Sui Tjan (74), laki-laki satu-satunya, pada 7 Agustus 2018 lalu. Tiga hari kemudian relawan dari Xie Lie PGC datang untuk melakukan survei. Bantuan biaya hidup kini masih dalam tahap pembahasan. Namun melihat kondisi rumah mereka, relawan sepakat untuk membersihkannya. 

Setelah mendengarkan hasil survei, relawan juga langsung tergerak untuk menyumbang. Ada yang menyumbang gorden, meja, bangku, rak baju plastik bersusun, ember, cat dan kuas, pembersih lantai, sapu, sikat, keset, biskuit, beras, teko masak, kasur, dan masih banyak lagi. Relawan juga membawakan tiga kasur beserta seprei masing-masing dan bantal, serta tikar untuk mengalasinya. Ada juga selimut, teko listrik untuk air panas.

Kerja Keras Relawan


Subur dan beberapa relawan serempak mengecat sisi demi sisi tembok rumah. 


Mindarti Susilo, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat menjelaskan, karena sudah lansia dan tak ada yang merawat, relawan juga melaporkan keadaan mereka ke Kecamatan Duren Sawit agar mereka diperhatikan. Termasuk kemungkinan apakah bisa dirawat di panti karena tak ada keluarga yang dekat dengan mereka.

Saat relawan mengangkat sampah yang memenuhi rumah yang tergolong sempit ini, kecoak dan kelabang berhamburan. Bersih-bersih rumah gan en hu kali ini memang butuh tenaga ekstra. Tak hanya kotor, rumah ini juga dipenuhi barang-barang yang sudah tak diperlukan namun justru ditimbun. Ada juga tumpukan kantong plastik berisi baju yang lusuh. Juga tumpukan koran yang sudah menjadi bubur. Debu yang tebal juga bersarang di tiap sudut rumah.

Pengap? tentu saja. Di rumah kontrakan tersebut, relawan berbagi tugas. Pertama mengeluarkan semua barang, menyapu lantai bahkan menyikatnya. Debu-debu tebal yang bersarang di tembok juga dibersihkan sebelum dicat. Relawan juga memasang sebanyak tiga buah kawat nyamuk. Bersih-bersih ini dimulai pada pukul 8 pagi hingga sore hari.


Barang-barang yang dibawa umumnya sumbangsih dari para relawan setelah mengetahui kisah para lansia ini.


Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mereka, relawan akan sering mengontrol lagi kebersihan rumah para lansia ini.

Setelah rumah bersih, relawan langsung mengecat dan langsung merapikan kursi dan lemari. Tak lupa relawan juga memberikan motivasi agar mereka tidak malas menjaga kebersihan rumah dan kebersihan diri. “Tidak boleh malas ya ci, lantai disapu dibersihkan. Sampah juga dibuang, kan bisa sambil jalan kaki,” tutur relawan yang disambut anggukan Lay Fu Lan.

“Sudah rapi, sudah enak. Senang. Sudah tidak ada nyamuk. Sudah bersih, dibersihkan sama enci-enci yang baik hati. (Sekarang kan sudah bersih, nanti ibu bakal bersihkan rumah tiap hari nggak?) Nanti tiap hari saya bersihkan deh ya. Pakai kain pel ya,” kata Lay Fu Lan. 

Selain tentang kebersihan, relawan juga mengingatkan supaya mereka bergaul dengan tetangga. Bagi para relawan, bersih-bersih rumah gan en hu kali ini memberikan banyak pelajaran hidup. Seperti yang diungkapkan Subur. “Ini seperti cermin, bahwa selagi kita masih sehat, masih bisa bekerja, kita tahu seperti ini ya kita harus bantu. Ini buat pelajaran hidup kita,” kata Subur.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Ketulusan Relawan Memperhatikan Lansia

Ketulusan Relawan Memperhatikan Lansia

05 September 2018

Celana hitam yang dikenakan relawan Tzu Chi hari itu sudah tak karuan lagi warnanya. Seragam biru maupun abu-abu juga sudah lepek karena keringat. Tapi tak satupun keluhan keluar dari lisan mereka. Relawan justru saling menyemangati agar rumah kontrakan penerima bantuan Tzu Chi di Duren Sawit, Jakarta Timur ini bersih dan layak ditempati.

Rumah Baru Hati Baru

Rumah Baru Hati Baru

08 Agustus 2017

Relawan bersungguh hati mempersiapkan berbagai perlengkapan serta membagi tim untuk membersihkan rumah Ibu Lyly. Hari sebelumnya bahkan sudah ada relawan yang memperbaiki instalasi listrik rumah Ibu Lyly. Kegiatan bersih-bersih ini juga dilakukan bersama dengan keluarga Ibu Lyly pada Minggu 30 Juli 2017.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -