Keyakinan, Ikrar, dan Praktik

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Gunawan Halim, Leo Rianto (Tzu Chi Medan)

Endang Kamal berpesan kepada peserta untuk berpedoman hidup mengikuti arah kehidupan yang benar serta berpegang teguh dengan sila guna mendapatkan lima berkah dalam kehidupan; yaitu panjang umur, makmur & sejahtera, sehat tenteram, moralitas kebaikan serta kebajikan. 

Relawan komunitas He Qi Jati dari Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih III pada Minggu, 25 Juni 2023 di Gedung Tzu Chi, Kompleks Cemara Asri Medan. Pelatihan diikuti 80 peserta yang berasal dari 37 orang asal Medan, 25 orang dari Tanjung Balai, dan 18 orang asal Aceh untuk mengikuti pelatihan yang bisa diikuti langsung secara online. Ada 32 relawan sebagai panitia yang terlibat dalam pelatihan ini.

Pelatihan relawan yang dimulai pukul 06.40 WIB diisi dengan serangkaian sesi yang bertujuan untuk memperkuat keyakinan, ikrar serta praktik para relawan dalam menebar benih-benih kebajikan serta memupuk akar-akar kebijaksanaan di dalam berkehidupan.

Para peserta pelatihan relawan diajak untuk menyaksikan tayangan video ceramah Master Cheng Yen yang bertemakan “Mewariskan Keteladanan dan Membina Insan Berbakat”. Mengamati ulasan penting dasar-dasar pelatihan diri, sesi sharing ikrar luhur dari beberapa relawan serta sesi talk show mini yang menceritakan kesungguhan hati para relawan dalam membantu Master Cheng Yen menjalankan Misi Amal dan Misi Pengobatan Tzu Chi.

Pada sesi pelatihan diri, Endang Kamal relawan senior di awal terbentuknya Tzu Chi Medan tahun 2002 mengajak peserta pelatihan untuk memiliki sebuah arah kehidupan yang benar, yaitu berpedoman hidup dengan 10 sila Tzu Chi sehingga terhindar dari melakukan hal yang tidak patut dilakukan serta jterus mengikuti langkah Master Cheng Yen.

Keyakinan, ikrar dan praktik seorang insan Tzu Chi yang baik diwujudkan melalui rasa puas diri, bersyukur, berpandangan bijaksana dan berempati. Terhadap diri sendiri, kita sepatutnya memiliki sifat-sifat luhur, yaitu bersatu-hati, menjaga keharmonisan dan saling mengasihi. Terhadap sesama, kita senantiasa berwelas-asih, bersukacita dan semangat bersumbangsih tanpa pamrih.

Tony Honkley dan Siti sedang berbagi tentang peran DAAI TV dalam menyebarkan kebajikan dan sebagai salah satu pintu masuk utama bagi calon relawan Tzu Chi.

Tony Honkley diberi kesempatan untuk berbagi tentang peran DAAI TV dalam menyebarkan kebajikan dan sebagai salah satu pintu masuk utama bagi calon relawan Tzu Chi. Orang baik adalah teladan yang dibutuhkan di dunia ini, dengan segala kemajuan teknologi yang ada, kita semua bisa turut andil dalam menyebarluaskan kebaikan hingga menerangi seluruh alam semesta. Dengan bertambahnya satu orang baik, semoga kita semua senantiasa dihindari dari segala bencana.

Siti, salah satu peserta yang sudah masuk dalam barisan Tzu Chi lewat tayangan DAAI TV merasakan sukacita dan ingin berbagi sedikit tentang perubahan hidupnya sejak menjadi relawan Tzu Chi.

“Sangat bersyukur dengan keberadaan DAAI TV yang telah memberikan kehidupan baru kepada kami sekeluarga. Master Cheng Yen selalu berpesan kehidupan manusia adalah tidak kekal, tidak ada yang tahu seberapa panjang kehidupan kita di dunia ini, tetapi kita bisa memberikan makna yang mendalam. Merasakan perubahan yang ada di dalam diri saya sendiri setelah mendapatkan tuntunan dari Master Cheng Yen serta pentingnya untuk segera mewujudkan sebuah dunia yang lebih baik, saya terdorong untuk mengajak lebih banyak lagi khalayak untuk mendukung operasional DAAI TV,” ucap Siti dengan berikrar penuh keyakinan.

Dr. Sunaryo Salim anggota TIMA yang sudah bergabung sejak awal terbentuknya TIMA Medan pada 2006 merasakan keharuan melihat para penerima bantuan yang akhirnya sembuh dan berkesempatan mengisi lembaran baru kehidupan mereka dengan baik.

Pada Talk Show Mini diharapkan dapat memberi semangat dan membangkitkan keyakinan diri para peserta melalui kegiatan yang ada pada empat Misi Tzu Chi. Misi Amal Kemanusiaan merupakan pilar utama awal berdirinya Tzu Chi. Budi Dharmawan, dr. Lenny Wijaya dan dr. Sunario Salim mendapat berkah untuk berbagi hikmah-hikmah dan pembelajaran serta akar-akar kebijaksanaan yang didapatkan.

Mengutip perkataan Master Cheng Yen, “Penyakit adalah penderitaan terburuk dalam hidup. Ketika menderita, kita juga berharap ada sandaran yang dapat melenyapkan penderitaan kita. Ketika kita bersumbangsih dengan ketulusan dan kesungguhan hati, sesungguhnya yang kembali kepada kita adalah dalam bentuk berkah, yaitu sukacita dan kebijaksanaan”.

Di sesi sharing peserta, banyak yang merasakan pentingnya untuk membangkitkan keyakinan bukan hanya melalui ikrar, tetapi terjun langsung di tengah masyarakat menebar benih-benih kebajikan dan memupuk akar-akar kebijaksanaan melalui kegiatan Tzu Chi.

Lamria (berkerudung) bertekad untuk lebih aktif mengikuti kegiatan misi-misi Tzu Chi  dan berharap bisa turut menggalang pelita hati dengan luas.

Sylvia Irnawaty Tan yang belum lama bergabung dalam barisan Tzu Chi merasakan kehidupan yang lebih bermakna dan bertekad untuk terus menyebarluaskan pelita kebaikan. “Hidup adalah anugrah dan keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Kita semua yang masih awam membutuhkan tuntunan seorang guru untuk arah dan tujuan hidup yang benar dan berarti. Semoga saya juga bisa terus memberikan makna kehidupan dan menciptakan berkah serta mampu menjadi sandaran bagi mereka yang membutuhkan,” ucap Sylvia dalam tekadnya.

Berbeda dengan Sylvia yang sudah aktif berkegiatan di beberapa misi, Lamria yang sudah satu tahun menjadi relawan Tzu Chi turut memberikan kesan selama mengikuti pelatihan. “Semua materi yang dibawakan hari ini sangat bagus dan menyentuh hati saya. Selain kegiatan yang ada di misi Pelestarian Lingkungan, kedepannya saya juga ingin lebih aktif mengikuti kegiatan di Misi Amal dan Misi Pendidikan. Semoga dengan praktik nyata, wawasan saya akan bertambah. Semoga saya juga bisa turut menggalang hati dan menyebarluaskan pelita kebaikan,” ujar Lamria.

Leo Lopulisa menerima cendera mata dari relawan komite Tzu Chi. Walaupun Leo dan 24 orang relawan asal kota Tanjung Balai bertekad untuk menebar benih-benih kebajikan dan memberi teladan yang baik melalui perbuatan nyata.

Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Leo Lopulisa, peserta yang berasal dari kota Tanjung Balai sekitar 184 km dari kota Medan. “Walau harus menempuh empat jam perjalanan, kami rombongan dari Tanjung Balai bersyukur bisa mengikuti pelatihan hari ini dengan baik. Master Cheng Yen berpesan bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, tetapi bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata. Semoga dengan keyakinan, ikrar dan praktik, akan lebih banyak lagi khalayak yang turut menciptakan berkah untuk dirinya sendiri dan sesama,” doa Leo di akhir sesi sharing relawan.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Kesungguhan Hati Mendalami Tzu Chi

Kesungguhan Hati Mendalami Tzu Chi

27 November 2018

Sebanyak 131 relawan dari Komunitas He Qi Pusat datang dari beberapa Huai, yaitu Cikarang, Bekasi, PGC, Bogor dan Jakarta mengikuti Training Abu Putih, Minggu, 25 November 2018.

Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

18 Oktober 2016
Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Logo Pertama pada 16 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 192 relawan dari Lhousemawe, Banda Aceh, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kisaran, Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan.
Pelatihan Relawan Abu Putih Ketiga Tzu Chi Medan di Tahun 2021

Pelatihan Relawan Abu Putih Ketiga Tzu Chi Medan di Tahun 2021

01 Desember 2021

Pada masa pandemi Covid 19 saat ini yang mulai berkurang di bulan November 2021, Tzu Chi Medan mencoba mengadakan pelatihan relawan abu putih untuk yang ketiga kalinya di tahun 2021 pada Minggu, 28 November 2021.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -