Kita Satu Keluarga

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar (Tzu Chi Batam)
 
 

foto
Relawan berkumpul di Kampung Seraya Batam untuk memberi bantuan kepada korban kebakaran di Muara Takus.

Pada hari Selasa, 21 Agustu 2012, pukul 6.30 pagi WIB, kebakaran Ruli kembali terjadi di Kota Batam dan kali ini di kawasan Ruli Muara Katus Batam. Sebagian besar warga terlambat untuk menyelamatkan harta benda sebab pada waktu kejadian warga yang masih tertidur dan terbangun setelah mendengar ledakan berasal dari kompor gas maupun tangki bensin motor.

 

 

Badan Taruna Sigap Bencana (TAGANA) dari Pemko Batam segera mendirikan tenda penampungan bagi warga. Bantuan dari organisasi masyarakat maupun warga Batam dengan cepat mengalir ke posko penambungan. Bantuan mie instan, telur, susu, minuman kaleng dan beras memenuhi gudang posko dan sumbangan baju bekas juga memenuhi ruang depan gudang. Dengan adanya bantuan dari pemerintah dan warga Batam setidaknya korban kebakaran untuk sementara tidak perlu khawatir mengenai sandang, papan dan pangan.

Bantuan Dari Tzu Chi 
Tim survei dari Tzu Chi tiba di lokasi kebakaran satu hari setelah kebakaran. Dengan bimbingan dari Ketua Dinas Sosial Batam, Bapak Sihombing, tim relawan yang terdiri dari Rudi Shixiong dan Liak Seng Shixiong melakukan survei terhadap lokasi kebakaran. Hasil survei tersebut disampaikan oleh Liak Seng Shixiong pada koordinator bantuan bencana Toni Djono Shixiongdan Ketua Hu Ai Batam Diana Loe Shijie.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi yang terdiri dari 49 orang relawan maupun sukarelawan sudah tiba di lokasi penampungan korban kebakaran dan siap untuk membagikan paket bantuan (kiri).
  • Sebanyak 72 paket bantuan kebakaran dalam bentuk uang santunan kebakaran, gelas minum dan selimut dibagikan kepada kepala masing-masing keluarga (kanan).

Pada hari sabtu (25/8) tim Tzu Chi yang terdiri dari 49 orang relawan maupun sukarelawan sudah tiba di lokasi penampungan korban kebakaran. Sebanyak 72 paket bantuan kebakaran dalam bentuk uang santunan kebakaran, gelas minum dan selimut dibagikan kepada kepala masing-masing keluarga. Sebelum pembagian, Teddy Jurnali Shixiong mengenalkan Tzu Chi kepada warga secara singkat. “Musibah itu pasti Tuhan ada maksud di sana dan pasti maksudnya itu adalah baik jadi kami berharap warga dapat tabah menerima kejadian ini,” ujarnya menenangkan warga. Teddy Shixiong menambahkan dengan tujuan agar warga dapat melihat peristiwa ini sebagai bagian dari rencana agung Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi warga. Selain penghibur lewat kata motivasi, relawan juga memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga yang diikuti oleh para korban kebakaran di penampungan.

Warga Membutuhkan Bantuan Jangka Panjang 
“Kita sudah tahu ada resiko tapi sekarang kita yang menentukan biaya kita. Kita memang terpikir pindah dari Ruli soalnya baru satu tahun yang lewat ada kebakaran di sebelahnya tapi kita tidak ada jalan keluar lagi,” keluh pasrah Lumba Ritonga (29), korban kebakaran dan ayah satu anak yang kehilangan segala harga-bendanya pada kebakaran tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Bantuan yang diberikan pada korban diharapkan akan dapat menjadi pemulih duka mereka (kiri).
  • Kebakaran Ruli kembali terjadi di Kota Batam di kawasan Ruli Muara Katus Batam. Sebagian besar warga terlambat untuk menyelamatkan harta benda sebab pada waktu kejadian warga yang masih tertidur (kanan).

Bukan hanya Bapak Lumba, namun setiap warga yang ada di posko penampungan sangat khawatir bahwa kebakaran akan menimpa mereka lagi. Kekhawatiran mereka tentunya beralasan sebab dua bulan terakhir sudah terjadi tiga kebakaran pada kawasan Ruli di Batam. Ketakutan mereka ini juga disebabkan adanya korban dalam kebakaran ini,  tetangga mereka Stella, seorang siswi berusia 9 tahun. Stella ditemukan telah meninggal dalam posisi bersujud dibawa selimut. Para warga sadar bahwa hal serupa juga dapat terjadi pada mereka atau lebih parah lagi.

“Yang saya harapkan bantuan dari pemerintah sih bisa memberikan keringanan-keringanan kepada korban mungkin semuanya mau pindah, kalau tidak ada bantuan tanpa, masyarakat pasti akan bangun kembali disini,” ungkap Surahman (42) yang memiliki 4 anak masih di usia sekolah.

Dari Pemko Batam sendiri telah memberikan uang sagu hati sebesar 1 juta per KK atau 300rb bagi penghuni kos pada  hari senin (27/8) dan bersamaan menutup posko penampungan. Baik warga Batam, Pemko maupun Tzu Chi tentunya hanya dapat menjawab kebutuhan temporal dari korban kebakaran dan pada akhirnya warga hanya bisa mengandalkan diri mereka masing-masing. Mudah-mudahan lewat cobaan yang Tuhan biarkan terjadi pada warga muara takus terlebih lagi yang memiliki anak termotivasi untuk terus memperjuangkan nasib mereka dan terlepas dari keharusan untuk tinggal di Ruli yang rentah terhadap bencana kebakaran.

 

 
 

Artikel Terkait

Dunia Menjadi Terang Kembali

Dunia Menjadi Terang Kembali

20 Juli 2010
Seusai menjalani profesi mereka masing-masing, beberapa relawan Tzu Chi Medan melakukan survei pasien penanganan khusus dan setelah itu memutuskan untuk berkunjung ke salah satu pasien yang mengikuti bakti sosial operasi katarak yang bernama Gotati.
Semua Orang Tua Sayang pada Anaknya

Semua Orang Tua Sayang pada Anaknya

20 Juni 2011
Hati orang tua bagai sinar mentari yang selalu memberi tanpa pernah berharap kembali. Anak-anak asuh Tzu Chi yang mendengarkan sharing Noni Shijie ini pun merasa terharu dan tercerahkan untuk lebih menghormati dan menyayangi kedua orang tua mereka.
Suara Kasih: Mendekatkan Diri dengan Dharma

Suara Kasih: Mendekatkan Diri dengan Dharma

04 Desember 2012 Menyadari dan menyesali kesalahan adalah hal tersulit bagi manusia. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus memiliki pikiran yang jernih dan memiliki pemahaman yang benar. Terhadap segala sesuatu di dunia, kita harus bisa membedakan yang benar dan salah.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -