Keceriaan relawan saat membuat kreasi dari kain perca. Selain mengurangi sampah kain bekas, mereka juga saling bercengkrama dan berbagi kebahagiaan.
Isu lingkungan merupakan permasalahan global yang serius. Krisis perubahan iklim telah merusak keanekaragaman hayati dan mengubah ekosistem akibat ulah manusia. Aktivitas manusia yang tak terkendali, mulai dari penggunaan plastik, barang sekali pakai, hingga pemanfaatan lingkungan secara berlebihan, semakin memperburuk kondisi alam.
Ajakan untuk menjaga bumi terus digalakkan, karena permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab segelintir orang. Dibutuhkan ribuan tangan untuk bersama-sama menjaga bumi agar tetap lestari. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi di Bandung, mereka mengubah barang bekas menjadi karya kreatif yang indah.
Sejak pukul sembilan pagi pada Kamis, 14 Agustus 2025, relawan berkumpul di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung. Mereka membuat bunga dari kain perca bekas yang sudah tidak terpakai, dipotong, disusun, dan dirangkai sehingga menjadi bunga yang indah.
Kreasi ini memanfaatkan sisa potongan kain perca atau kain bekas lainnya untuk dijadikan hiasan indah, seperti bunga.
Alberta (tengah) mengajarkan relawan lain cara memotong pola kain agar dapat disusun menjadi bunga.
“kita buat bunga dari kain perca atau kain bekas lainnya, tujuannya untuk mengurangi sampah kain yang sudah banyak dan kita memberikan nilai dari kain itu sendiri dari pada jadi sampah kita gunakan sebaik mungkin dan berkreasi juga,” ujar Albertha Haryudanti relawan Tzu Chi Bandung.
Kegiatan ini menerapkan prinsip Reuse dari konsep 5R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle). Potongan kain yang biasanya dianggap tak berguna, di tangan kreatif para relawan menjadi benda bernilai. Prinsip Tzu Chi, "mengubah sampah menjadi emas, dan emas menjadi cinta kasih," pun diwujudkan dalam kegiatan ini.
“Sekarang sampah semakin menggunung apa lagi kain
kan susah ya untuk terurai dan juga orang berbikir buat apa potongan kain yang tidak beraturan itu mau diapakan,
nah kita disini ubah pikiran itu menjadi sesuatu yang berharga,” lanjut Albertha.

Farida merasa senang mengikuti kegiatan ini. Baginya memanfaatkan sisa kain bekas menjadi sesuatu yang bernilai sangat bermanfaat.
Kiki Martin (tengah) berharap kegiatan misi pelestarian lingkungan ini juga dapat memberikan keterampilan baru bagi para peserta yang mengikutinya.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh relawan Tzu Chi, tetapi juga masyarakat umum. Selain mengajarkan cara membuat hiasan dari kain bekas, kegiatan ini memberikan wawasan tentang misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Bukan sekadar kegiatan sosial, kepedulian terhadap lingkungan menjadi fokus utama Tzu Chi.
“Selain membuat suvenir dari kain bekas jadi yang bisa dipakai lagi, kami juga menjalankan misi pelestarian lingkungan. Kami juga mengajak masyarakat umum untuk sama-sama menjaga lingkungan dan mengenalkan misi pelestarian lingkungan,” ucap Kiki Martin Relawan Tzu Chi Bandung sekaligus pencetus kegiatan ini.
Kain yang telah dipotong dan disusun menjadi karya seni yang indah, seperti bunga dan hiasan menarik yang kreatif.
Farida, salah satu sukarelawan merasa senang selain bisa mengisi waktu luang juga mendapatkan ilmu bagaimana bisa memanfaatkan kain bekas menjadi sesuatu yang bernilai.“Tertarik, kita bisa memanfaatkan sisa kain yang tidak terpakai menjadi hasil karya yang bagus, juga bisa melestarian lingkungan juga,” kata Farida.
Mengubah Sampah menjadi Emas, Emas menjadi Cinta Kasih, merupakan prinsip dasar dari Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Mengubah sesuatu yang tak terpakai menjadi sesuai yang begitu bernilai, diharapkan akan banyak lagi yang lebih peduli dan menjaga lingkungan.
Editor: Khusnul Khotimah