Kue Bulan Cinta Kasih
Jurnalis : Lily (Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Sukmawati (Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
|
| ||
Pada hari pertama baazar,para relawan menyambutnya dengan penuh semangat dan berharap agar kue bulan yang di baazar dapat terjual habis.Dengan semangat para relawan, kue bulan yang di bazaar terjual habis dan keesokan harinya juga terjual habis. Pada hari ketiga dan keempat relawan hanya menerima pesanaan dari relawan dan donatur-donatur yang sudah dipesan hari sebelumnya. Kue Bulan yang dijual di bazaar ini dikirim dari Kantor Tzu Chi Batam melalui kapal milik Ferry Miko Natalia dengan bebas ongkos kirim. Kue Bulan yang dibuat oleh para relawan di Batam ini mempunyai Sembilan rasa, tanpa bahan pengawet sedikitpun. Atas informasi dari Moi-Moi Shijie (relawan Batam), keuntungan yang dihasilkan dari penjualan kue bulan ini akan didanakan untuk pembangunan Aula Jing Si. Setelah mendengar informasi tersebut para relawan Tanjung Balai Karimun merasa sangat senang dan berterima kasih kepada relawan Batam.
Keterangan :
Kegiatan ini semoga dapat menjalin persaudaraan yang semakin erat antara relawan Batam dan relawan Tanjung Balai Karimun, ataupun sesama masyarakat Tanjung Balai Karimun. Gan En pada seluruh relawan dan para pembeli yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, telah bersama-sama melakukan kebajikan. | |||
Artikel Terkait

Tetesan yang Tak Ternilai
12 Juni 2014 Kesembuhan buah hatinya dari pedonor darah, membuat Ani ingin menolong sesama tanpa pamrih. ‘’Insya Allah selama badan saya masih sehat, saya akan selalu medonorkan darah,‘’ kata Ani yang juga menyemangati keluarganya untuk menjadi pedonor darah.Doa dan Solidaritas untuk Warga Penyintas Erupsi Gunung Semeru
14 Desember 2021Para guru dan staf di Sekolah Tzu Chi Indonesia bersumbangsih bagi warga penyintas bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Kamp Pelatihan dan Pelantikan APL dan Komite 2025: Jejak Welas Asih di Ruang Refleksi
26 Februari 2025Dalam balutan cahaya yang menenangkan, para relawan duduk dalam keheningan, memasuki ruang refleksi yang mengajak mereka menelusuri makna dari setiap langkah yang telah mereka tapaki di jalan Bodhisatwa.