Kunjungan Chen Zhu Qi Shijie ke Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Sufenny (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)
 

foto
Chen Zhu Qi Shijie menceritakan pengalamannya ketika menjadi seorang MC dan juga memberikan tips kepada semua relawan yang hadir saat itu.

Walaupun saat itu hujan rintik-rintik membasahi Jakarta, keadaan itu tidak mengurangi minat dan rasa penasaran relawan untuk bertemu dengan Chen Zhu Qi Shijie. Pada hari Sabtu, 16 November 2013 sebanyak 46 orang relawan dari komunitas He Qi Utara, He Qi Barat, dan He Qi Pusat sudah mulai berdatangan sejak pukul 18.00 WIB untuk mendengarkan sharing tips bagaimana menjadi seorang MC yang handal.

Hari ini, Sabtu, 16 November 2013, beliau tiba di Jakarta. Tujuannya ke Jakarta kali ini selain sebagai MC (Pembawa Acara) “DAAI Night” yang diadakan keesokan harinya tanggal 17 November 2013, juga akan sharing kepada relawan mengenai tips untuk menjadi MC yang handal. Chen Zhu Qi Shijie adalah seorang pembawa acara Quest Room Da Ai TV Taiwan dan juga Manager News Da Ai TV Taiwan.

Pada pukul 18.30 WIB berjalanlah Chen Zhu Qi Shijie dengan anggun dan ceria berdampingan dengan Liu Su Mei Shijie di depan ruangan Da Ai Lt.1. Tzu Chi Center – Pantai Indah Kapuk, sambil melihat ke peserta dan tersenyum. Ini merupakan kunjungan Chen Zhu Qi Shijie yang kedua kalinya ke Indonesia. Kunjungan pertama pada saat Aula Jing Si belum jadi. Selama perjalanan dari Taipei ke Indonesia, dia membaca 5 buah-buku Biografi relawan Tzu Chi Indonesia diantaranya Aguan Shixiong, Liu Su Mei Shijie, Lulu Jong Shijie, dan yang lainnya. Chen Zhu Qi Shijie juga melihat wawancara mereka. “Dengan membaca kisah narasumber maka kita ada persiapan untuk wawancara, apa yang akan ditanyakan nantinya,” ucapnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 46 relawan hadir mengikuti acara sharing bersama Chen Zhu Qi Shijie di ruangan DaAi Lt.1 Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk (kiri).
  • Selama acara berlangsung relawan disuguhkan beberapa contoh tayangan video yang dapat menginspirasi untuk menjadi seorang MC yang berbudaya humanis dan berwawasan luas (kanan).

Chen Zhu Qi Shijie memberikan beberapa tips sebagai MC:

1. Mengenali panggung.
Sebelum hari H, boleh jalan beberapa kali dulu di atas panggung, supaya tidak canggung nantinya.

2. Mengenali audience.
Tamu yang hadir siapa saja? Donatur, Komite, Pemuka Agama Islam, Buddha, Kristen, Katholik, Hindu, dan lain-lain. Kita harus paham sapaan kita terhadap mereka. Jika mereka bukan dari anggota Tzu Chi, maka jangan terlalu banyak menggunakan nama Tzu Chi karena akan mengalami halangan. Demikian juga bila istilah Buddhis dipergunakan bagi yang bukan umatnya, akan kehilangan minat bagi pendengarnya. Akan tetapi jika audience-nya adalah relawan Tzu Chi maka harus lebih banyak memakai istilah Tzu chi. Jika ada Biksuni masuk, maka seluruh hadirin dipersilahkan berdiri untuk menyambut kedatangan mereka. Demikian juga pada saat kegiatan sudah selesai, kita harus mengantar Biksuni keluar ruangan terlebih dahulu baru menyusul audience yang lain. Inilah Tata Krama.

3. Banyak latihan berbicara dan kenali suara kita sendiri.
Ketika latihan berbicara di depan cermin, rekam suara kita, sehingga kita bisa mendengar nada suara kita sudah bagus atau belum dan ekspresi kita juga sudah bagus atau belum.

4. Mengetahui isi acara seperti apa.
Misalnya: Konser amal, ramah tamah, pemberkahan akhir tahun, dan lainnya. Seharusnya ada gladi resik sebelumnya, sehingga tahu bagaimana cara menyambungkannya.

5. Memahami pemeran utamanya siapa.
Bisa memperkenalkan mereka dan berinteraksi dengan audience. Buat audience itu merasa kita berbicara dengannya. Tatapan mata harus ke audience agar mereka merasa bahwa MC juga peduli. Lihat juga ekspresi mereka, apakah berniat untuk menjawab pertanyaan yang diberikan atau tidak. Ketika mendengar, jangan terlalu banyak keluar suara “oh, oh iya ya, hmm…”, karena bisa mengganggu. Ada sebagian orang yang merasa terganggu dengan suara itu. Kadang-kadang diperbolehkan, agar tidak tertidur, boleh bercanda tetapi jangan menyangkut privasi. Jika audience sudah mengantuk, kita harus mengubah topik yang lebih menarik. MC bukanlah sebagai pemeran utama melainkan berperan untuk menghantarkan pemeran utama misalnya artis, relawan, dan lain-lain. Membuat mereka menjadi pemeran utama yang bagus. Bukan berarti karena kita bukan pemeran utama lalu mau cepat-cepat turun. Muka harus “tebal” sedikit tapi jangan pula menganggap diri besar. Kalau ada kesalahan dapat segera dilupakan sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan lancar. Harus percaya diri bahwa perubahan selalu ada dan selalu siap menerimanya.

6. Menghindari meninggalkan stand by area.
Jangan minum terlalu banyak, sehingga bisa mengontrol jarang ke toilet.

7. Jagalah fisik.
Ada kegiatan yang bisa sampai 7 jam berdiri di tempat MC. Jadi ini cukup penting. Pengalaman saya sebagai MC, saya mempunyai asam lambung sehingga sebelum membawakan acara saya tidak akan makan terlebih dahulu karena takut makanan yang dimakan akan mengakibatkan asam lambung saya kambuh, dan biasanya saya sanggup menahan lapar. Sebelum naik panggung saya juga akan menenangkan diri terlebih dahulu, tidak mengobrol dengan orang lain. Selama di hotel, saya juga latihan. Saya anjurkan selama membawakan acara selalu memegang mic di tangan, jangan letakkan di tempat tertentu, untuk menghindari suara lain yang tertangkap oleh mic maupun jatuh karena tersenggol. Harus banyak membaca buku, sehingga bisa bercerita dengan orang lain dan tidak mati gaya. Ketika ada kata bagus dicatat, jangan mengandalkan otak, karena kita bisa lupa. Misalnya kita baca buku Tzu Chi, jangan dihafal karena tidak natural, harus paham. Dan jangan hanya membaca Buku Master Cheng Yen saja sehingga kita tidak bisa keluar dari Tzu Chi, ini tidak bagus. Jangan dibilang “Katak dalam tempurung”. Kita harus tahu wawasan luar, jadi orang akan tahu juga Tzu Chi itu bagaimana. Bukan mencari kekurangan tetapi mencari kelebihan. Kegiatan Tzu Chi itu khidmat namun jangan terlalu serius. Bukan hanya perlu ada cinta kasih dan berbakti, namun juga harus ramah serta rileks dan tetap menjaga kekhidmatan suasana.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB, dan saatnya menutup sharing bersama Chen Zhu Qi Shijie. Berbagai tips telah diberikan dengan sepenuh hati. Semoga sharingnya membawa manfaat bagi kita semua. Gan En.

  
 

Artikel Terkait

Hari Tzu Chi di Santa Rosa

Hari Tzu Chi di Santa Rosa

28 Mei 2014
Untuk pertama kalinya relawan Tzu Chi menyelenggarakan perayaan hari Waisak di wilayah Distrik Manhattan yang sibuk dan ramai. Lokasinya berada di Jalan Howard yang bertetangga dengan China Town, New York, juga berada di depan Kantor Penghubung Tzu Chi Manhatan, dan di persimpangan antara Jalan Broadway dengan kawasan perbelanjaan mewah di Soho.
Ketulusan dan Cinta Kasih

Ketulusan dan Cinta Kasih

25 Juni 2014 Kamp tersebut berlangsung dari tanggal 8-12 Juni 2014 di Jing Si Tang Banqiao - Taipei, Taiwan. Haryo Shixiong berangkat bersama 87 relawan Tzu Chi Indonesia lainnya, dan saat tiba di Banqiao bergabung dengan relawan dari 20 negara.
Bantuan bagi Korban Gempa di Solok Selatan

Bantuan bagi Korban Gempa di Solok Selatan

19 Maret 2019
Widya Kasuma langsung mengkoordinir semua relawan.  Hari itu juga disiapkan sebanyak 40 paket sembako yang berisi beras, roti, serta mie instan DAAI. Sehari kemudian, pada 2 Maret 2019 sebanyak 11 relawan langsung menuju lokasi dan menyalurkan paket sembako tersebut. 
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -