Kunjungan Kasih dan Pengobatan ke Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat)

Kunjungan Kasih dan Pengobatan ke Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas

Sambil menunggu dipanggil untuk diperiksa oleh tim medis TIMA Indonesia, insan Tzu Chi menemani dan menghibur oma opa Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas.

Insan Tzu Chi He Qi Pusat Komunitas Xie Li PGC (Pusat Grosir Cililitan) kembali mengadakan kunjungan kasih ke Panti Werdha. Kunjungan kasih ini biasa dilakukan para relawan tiap tiga bulan sekali. Kali ini, Minggu 27 November 2016, relawan Tzu Chi mengunjungi Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur yang dikelola oleh Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

Tiga tahun silam, sejak mulai bergabung di Tzu Chi, Subur selalu ikut serta dalam kunjungan kasih ini. Ia bersama 21 insan Tzu Chi komunitas Xie Li PGC lainnya telah begitu akrab dengan para oma opa Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas. Mereka menghibur oma opa, mengajak bermain dan juga menari. Ada juga yang melayani dengan menggunting kuku tangan dan kuku kaki oma opa.

Subur sangat bersyukur bisa berbagi bersama mereka. Insan Tzu Chi juga membagikan paket berupa obat-obatan, makanan kecil dan perlengkapan mandi. “Hati mereka sangat senang. Segala kerisauan itu lenyap.  Mereka menganggap kita sebagai keluarga sendiri, mereka selalu senang sekali kalau datang. Mereka mengharapkan kita untuk kembali ke sini,” tutur Subur, Insan Tzu Chi Xie Lie PGC.

 Kunjungan Kasih dan Pengobatan ke Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas

Salah satu tim medis sedang melakukan pemeriksaan kesehatan Oma Marlina.

Kunjungan Kasih dan Pengobatan ke Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas

Dokter Andeas Sanusi Kurniawan sedang memeriksa kesehatan Opa Zainuddin.

Dalam kunjungan ini, insan Tzu Chi juga memberikan pengobatan gratis yang dilakukan oleh lima dokter, dibantu oleh lima perawat, dan lima apoteker yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Tim medis memberikan pengobatan fisik seperti mengobati luka, memeriksa kondisi kesehatan, dan tak lupa juga mendengar keluh kesah para oma opa.

Dokter Andreas Sanusi Kurniawan (65) yang memeriksa kesehatan para penghuni panti ini sangat menyayangkan kesehatan oma opa. Ada beberapa di antaranya penyakit oma opa berasal dari kehidupan di jalanan dahulunya hingga dideteksi menderita penyakit TB Paru-Paru. Ada juga yang mengalami katarak, lupa ingatan, serta ada yang menderita penyakit gangguan jiwa. Mereka perlu mendapat rujukan ke rumah sakit terkait untuk mendapatkan pengobatan lanjutan secara bertahap.

Selain itu Dokter Andreas juga mengatakan mayoritas oma opa mengeluhkan penyakit degeneratif. “Kebanyakan mereka itu keluhannya untuk penyakit-penyakit karena usia lanjut seperti hipertensi, diabetes, ada juga penyakit jantung. Kalau mengenai gizi dari para bapak dan ibu penghuni di sini, menurut pengamatan saya, mereka itu cukup baik gizinya,” jelas dokter Andeas Sanusi Kurniawan.

Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas menampung para oma opa yang hidup di jalanan, yang tidak memiliki keluarga, maupun yang tidak diharapkan keluarganya. Pemerintah Daerah (Pemda) mengajak mereka tinggal di panti agar kehidupan dan kebutuhan mereka dapat terurus dengan baik. Saat ini panti ini telah menampung 183 oma opa, dengan umur rata-rata di atas 60 tahun. Mereka menempati ruang Mawar, ruang Melati dan ruang Anggrek bagi para oma, sedangkan para opa berada ruang Garuda dan ruang Cendrawasih.

Beberapa insan Tzu Chi lainnya melakukan kunjungan ke setiap ruang istirahat oma opa untuk membagikan paket berupa obat-obatan, makanan kecil dan perlengkapan mandi.


Relawan, Subur sangat bersyukur bisa Ikut serta menggunting rambut para opa.

Walau pernah tinggal di panti jompo lain, Opa Zainuddin sangat bersyukur bisa tinggal  di Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas. Ia bersama istrinya, warga asal Sukabumi tidak memiliki uang untuk membayar sewa kontrakan. Mereka terpaksa memilih keluar dari kontrakan dan tinggal di panti jompo. Opa Zainuddin yang pendengarannya terganggu dan kaki yang tidak leluasa berjalan ini bercerita kalau ia merasa betah tinggal di sini selama sebulan ini. “Jatuh neng, dulu di kampung. Suruh dibawa ke Jakarta. Di Jakarta juga belum baik juga sampai sekarang. Dari bawah sampai ke atas kaki kanan sakit semua. Kalau kaki kiri tidak, cuma dingin seperti kesemutan saja tapi tidak sakit,” kata Zainuddin (71).

Kedatangan Relawan Tzu Chi, ia merasa mendapat banyak dukungan. “Selama di sini baru dapat dukungan yang seperti ini. Saya sangat terharu, merasa bergembira, dan terima kasih atas kedatangannya,” kata Opa Zainuddin sambil mengulurkan tangan kanan, memberi salam.

Saat insan Tzu Chi menemani Oma Sardiah, ia mengeluh pusing. Walau usianya telah senja, ia masih ingat masa lalunya. Ia memilih tinggal di Ruang Anggrek Panti Werdha Budi Mulia 3 Ciracas agar tidak merepotkan anak cucunya. Kesehariannya di panti, ia ikut membantu memasak. “Saya dulu penari wayang orang” kenang Oma Sardiah (86). Ia mengeluhkan gatal-gatal. “Apa-apa bisa, tapi cuma ikan asin nggak,” jelasnya tentang saran dokter kepadanya.

Sementara itu sejak suami Oma Marlina meninggal, ia mengalami gangguan kesehatan. “Dulu pernah kena stoke, kecil, sudah sembuh. Kata dokter  makan yang ringan-ringan. Tîdak boleh makan yang sembarangan, ” tutur oma Marlina (45).

Pulang dari kunjungan kasih ini, Insan Tzu Chi He Qi Pusat Komunitas Xie Li PGC begitu bahagia. Para relawan juga berharap setiap orang lebih berbakti kepada orang tua. Tidak hanya dengan mematuhi mereka, tetapi juga harus selalu bersikap riang, lemah lembut, dan membahagiakan mereka.


Artikel Terkait

Nenek Ina yang Bertahan Hidup Sebagai Pemulung

Nenek Ina yang Bertahan Hidup Sebagai Pemulung

18 Februari 2021

Nenek Ina (71), warga Rawa Lele, Cengkareng Jakarta Barat harus menyambung hidup di usia senjanya dengan menjadi pemulung. Lebih menyedihkan lagi, sejak suaminya meninggal, menyusul beberapa tahun kemudian anaknya satu persatu turut meninggal dunia, jadilah nenek Ina sebatang kara. 

Kisah Maitri yang mengalami Ambiguous Genitalia

Kisah Maitri yang mengalami Ambiguous Genitalia

26 November 2020

Maitri Dhamma Visakha Chandra (3), bocah asal desa Kedung Waringin, Kecamatan Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki alat kelamin yang terlahir tidak sempurna. Awal lahir Maitri dinyatakan terlahir sebagai perempuan. 

Kasih Orang Tua Tiada Batas

Kasih Orang Tua Tiada Batas

22 Maret 2016 Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kunjungan kasih di rumah keluarga Yusrizal di kampung baru RT 01/RW 02, Tebing, Tanjung Balai Karimun.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -