Kunjungan Kasih ke Panti Sosial Bina Grahita Kalideres

Jurnalis : Skolastika Dhita M. (RSCK) , Fotografer : Aditia Saputra (RSCK)

Penjelasan pengurus Panti Bina Grahita tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di panti, tapi semenjak pandemi kegiatan ini tidak bisa dilakukan demi menjaga kesehatan para penghuni panti.

Jelang ulang tahun Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi (RSCK) ke-14, tim RSCK melakukan kunjungan kasih ke panti sosial, menyalurkan tanda cinta kasih dari para donatur. Donasi yang terkumpul melalui Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi ini berupa baju layak pakai, buku, dan mainan anak.

Panti sosial Bina Grahita Kalideres menjadi panti pertama yang dikunjungi oleh tim RSCK yang terdiri dari Woen Agustina, Widayati Pemberton, Sutinah, Skolastika Dhita Martatyawidi, dan Aditia Saputra, pada Jumat 12 November 2021.

Panti sosial Bina Grahita Kalideres berdiri sejak tahun 1997 dan saat ini dihuni oleh 285 penyandang tunagrahita yang terdiri dari 185 laki-laki dan 100 perempuan dengan rentang usia dari 7-34 tahun. Mereka berasal dari jalanan yang kemudian disaring oleh dinas sosial sesuai kategori seperti jompo, rehabilitasi, anak jalanan, gelandangan dan tunagrahita.

Antusias dan kegembiraan anak-anak panti Bina Grahita menerima donasi berupa pakaian dan mainan layak pakai, yang memang menjadi kebutuhan utama penghuni panti.

Tunagrahita sendiri merupakan keadaan keterbelakangan mental atau biasa disebut retardasi mental. Penyandang tunagrahita biasanya memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah rata-rata anak normal yang menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektualnya terganggu. Beberapa dari mereka juga dibarengi dengan keterbatasan fisik.

Kunjungan dari tim Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi disambut hangat oleh pengurus panti. Walaupun di tengah situasi pandemi, pengurus membatasi jumlah kunjungan, namun mereka diajak mengenal lebih dekat dengan anak-anak penyandang tunagrahita melalui foto-foto kegiatan dan penjelasan dari Jariyah selaku pengurus administrasi di panti sosial Bina Grahita.

Interaksi relawan Tzu Chi, Widayati Pemeberton menyapa anak-anak panti Bina Grahita.

Jariyah mengatakan, sebelum pandemi anak-anak sering diajak untuk jalan-jalan keluar seperti ke Ragunan, pusat perbelanjaan (mall) atau bahkan hanya untuk sekedar mengenalkan moda transportasi kereta, mereka antusias dan sangat senang.

Di tengah bincang-bincang dengan pengurus panti, anak-anak penyandang tunagrahita ikut menyambut kedatangan dari tim Rumah Sakit. Salah satu dari mereka mengajak bernyanyi.

Suasana terasa semakin dekat layaknya "satu keluarga". Saat tim RSCK dan anak-anak melakukan gerakan isyarat tangan (shou yi) "Satu Keluarga" secara bersama-sama. Mereka pun larut dalam nyanyian dan gerakan.

Relawan dan staf Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi memperagakan Isyarat tangan “Satu Keluarga” bersama Anak-anak Panti Grahita.

Dalam kunjungan ini tim RSCK juga memberikan sejumlah pakaian layak pakai untuk perempuan dan laki-laki yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu anak dan dewasa.

"Saya merasa sangat senang dengan adanya kunjungan dari tim Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi. Donasi pakaian layak pakai merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan, karena dalam 1 hari anak-anak bisa 6 kali ganti baju karena buang air ataupun dirusak," ungkap Jariyah.

Jariyah menambahkan, pakaian sangat diperlukan apalagi ketika musim hujan. Baju yang telah disumbangkan ini nantinya akan diserahkan kepada petugas di lantai 4 untuk disortir kembali. Selain kebutuhan pakaian layak pakai, Jariyah mengungkapkan kebutuhan lainnya yang diperlukan panti sosial Bina Grahita seperti pampers dewasa ukuran M, L, dan XL, peralatan mandi serta karbol.

Kebersamaan Woen Agustina, staf rumah sakit bersama anak-anak panti Bina Grahita.

Jariyah sendiri mempunyai cerita yang sangat berkesan dengan anak-anak penyandang tunagrahita. Saat ini ia hanya memiliki satu anak kandung, di mana sebelumnya sudah 5 tahun menunggu dan sempat divonis oleh dokter tidak bisa memiliki keturunan. Menurutnya ini semua berkat doa tulus dari anak-anak penyandang tunagrahita.

"Merekalah ahli penghuni surga sesungguhnya," tuturnya.

Jadi walaupun secara biologis, Jariyah hanya memiliki satu anak tapi di panti Sosial Bina Grahita, Jariyah memiliki 285 anak yang harus ia rawat dan sayangi.

Foto bersama setelah kegiatan bersama pengurus dan anak-anak panti Bina Grahita.

Jariyah sungguh berkesan dengan kehadiran tim Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi. Baginya orang yang datang ke panti sosial Bina Grahita merupakan orang pilihan yang sangat luar biasa. Ia juga mengungkapkan harapannya bagi panti sosial Bina Grahita agar bisa memiliki gedung secara terpisah antara laki-laki dan perempuan demi keamanan dan kenyamanan.

Jariyah juga berharap kunjungan dari tim RSCK jangan hanya sekali ini saja, namun dapat dilakukan secara berkala atau berkelanjutan. Tanda cinta kasih dari Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi nampaknya sangat bermakna bagi panti sosial Bina Grahita. Pertemuan singkat yang terjadi bukan sekedar untuk saling mengerti tapi untuk saling melengkapi.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kesabaran dalam Menghadapi Ujian kehidupan

Kesabaran dalam Menghadapi Ujian kehidupan

26 Mei 2014 Tanggal 06 di minggu pertama di bulan April tahun 2014, He Qi Utara seperti biasanya secara rutin mengadakan kegiatan kunjungan kasih di Jing Si Book & Café Pluit. Sekitar jam setengah sembilan pagi saya bersama teman-teman relawan yang lain yang mengikuti kegiatan kegiatan kunjungan kasih ini sudah berkumpul .
Sentuhan Kasih Relawan Tzu Chi di Rumah RUTH

Sentuhan Kasih Relawan Tzu Chi di Rumah RUTH

04 Maret 2025

Relawan Tzu Chi Bandung berkunjung ke Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (RUTH) di jalan raya Bojong Bandung. Rumah singgah ini dihuni oleh wanita-wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan berikut anak-anak Balitanya. 

Berbagi Keceriaan di Panti Sentra Gau Mabaji

Berbagi Keceriaan di Panti Sentra Gau Mabaji

21 Juni 2024

Tzu Chi Makassar mengadakan kunjungan kasih ke Panti Sentra Gau Mabaji, Gowa, Selasa 18 Juni 2024. Kunjungan kasih ini merupakan wujud kepedulian, sekaligus untuk menumbuhkan empati dan kepekaan sosial.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -