Kunjungan Kasih Tzu Ching
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
|
| ||
Kegiatan apa yang sering dilakukan para mahasiswa di kala sedang liburan semester? Ada yang bekerja sambilan, ada yang mengambil percepatan semester atau ada yang pulang ke kampung halamannya. Namun tak sedikit pula yang hanya bermalas-malasan dan membuang waktu dengan kegiatan yang tak terarah, misalnya tidur sampai siang, bermain game online atau berfoya-foya dengan berbelanja ke malseharian. Tzu Ching atau muda-mudi Tzu Chi merupakan kelompok anak muda berusia 18-25 tahun yang berasal dari berbagai universitas. Mereka mengadakan suatu kamp atau pelatihan yang mencakup seluruh wilayah Indonesia pada 16-18 Agustus 2010 lalu. Pelatihan ini terdiri dari berbagai acara yang menarik dan menggugah para peserta untuk memahami sisi lain kehidupan selain kehidupan perkuliahan yang mereka alami sehari-hari.
Ket : - The Hong Kheng, pasien yang menerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi merasa terharu ketika para muda-mudi Tzu Chi mengunjunginya. (kiri) Pembagian kelompok pun dilakukan. Karena keterbatasan sarana transportasi, beberapa duifu (ketua kelompok) akhirnya mengalah dan tetap duduk manis menunggu di Aula RSKB Cinta Kasih agar para Tzu Ching dapat melakukan kunjungan kasih. Tiap kelompok memiliki 1 relawan misi kesehatan, 1 relawan 3in1, dan beberapa anggota Tzu Ching. Eny yang berusia 27 tahun merupakan anak yang sangat berbakti. Sejak memasuki universitas, Eny pun berkuliah sambil bekerja. Dengan hemat, Eny mengumpulkan penghasilannya untuk ditabung dan hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mendengar kabar sang ibu divonis kanker, Eny menguras semua tabungannya untuk membayar kemoterapi dan obat-obatan yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan. Eny pun tak lagi melanjutkan kuliahnya yang saat itu sudah memasuki semester akhir.
Ket : - Para anggota Tzu Ching menghibur Oma Kheng dengan bernyanyi dengan lagu isyarat tangan "Yi Jia Ren" (Satu Keluarga). (kiri) Selang beberapa waktu ketika tabungan Eny sudah habis, barulah Eny mengajukan permohonan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Proses pemberian bantuan pun sangat cepat, namun yang disayangkan adalah The Hong Kheng sudah lebih dari stadium 2 sehingga bantuan yang diberikan yaitu dana bantuan hidup sehari-hari. Tidak gentar, dengan tambahan uang bulanan yang diterima, Eny mampu menghemat seminim mungkin agar dana tersebut juga dapat dialokasikan untuk tambahan pembelian obat. Membeli obat pun tak semudah yang dibayangkan. “Obat-obatan itu harus nawar dulu, dan belum tentu ada. Apalagi kemo, kalau di RS Cipto, antriannya panjang, karena banyak orang yang tidak mampu dan membutuhkan,” ujar Eny dengan bersemangat. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Memikul Tanggung Jawab
16 November 2011 Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Lesotho yang juga berlatih adaptasi Sutra. Mereka juga bernyanyi dengan pelafalan Mandarin yang sangat tepat. Mereka diajarkan untuk memahami isi liriknya.P ara insan Tzu Chi menjelaskan satu per satu arti kata dalam lirik tersebut.
Bersyukur
10 November 2016Sebanyak 79 anak kelas budi pekerti menghadiri acara penutupan kelas budi pekerti yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2016 di kantor Tzu Chi Medan. Dalam kegiatan penutupan ini diadakan perlombaan cerdas cermat untuk anak-anak sebagai ajang menguji day aingat materi yang telah dipelajari selama sebelas bulan.
Doa Bersama dalam Perayaan Waisak 2023
24 Mei 2023Setelah hampir tiga tahun pelaksanaan perayaan Waisak dilakukan secara online kini, Tzu Chi Bandung kembali mengadakan kegiatan tiga acara besar yakni perayaan Waisak 2023, Hari Ibu International dan Hari Tzu Chi Sedunia serta 30 tahun Tzu Chi Indonesia.








Sitemap