Kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Pesantren Al Mubarok

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Roswaty (He Qi Barat)


Sebanyak 34 relawan dan 120 anak pondok pesantren Al Mubarok berkumpul dan bermain bersama dengan relawn Tzu Chi. Kunjungan ini merupakan salah satu rasa kepedulian relawan terhadap sesama.

Minggu, 18 Oktober 2015 merupakan kali pertama relawan  Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas (Heqi) Barat melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Pesantren Al Mubarok Jl. KH. Mustafa 27, Poris Gaga Baru, Batu Ceper, Tangerang. Sebanyak 34 relawan dan 120 anak pondok pesantren berkumpul dan bermain bersama. Kunjungan ini merupakan salah satu rasa kepedulian relawan terhadap sesama.

Acara  dimulai dengan memperkenalkan Yayasan Budha Tzu Chi kepada anak-anak pesantren. “Walaupun mereka dididik secara islam tapi mereka  melihat Yayasan Budha Tzu Chi merupakan yayasan yang bersifat universal berdasarkan cinta kasih tidak membedakan agama dan kegiatan ini adalah perbuatan baik,” Ujar Suparman selaku koordinator kegiatan.

Relawan dan anak-anak  berbaur menjadi satu dalam berkegiatan. Hari itu berbagai kegiatan dilakukan, baik itu berupa cerita yang dibawakan oleh Joliana maupun beberapa permainan yang dilakukan oleh 13 orang staf  DAAI TV: Permainan berupa rantai sarung, tebak kata, dan  pesan berantai. Tujuan permainan tersebut adalah untuk memotivasi anak-anak dalam hal kekompakan, kejujuran dan kerjasama. Sukacita dan tawa terlihat di setiap kegiatan dan terlihat semua peserta menikmati kegiatan ini.  Merasa  senang dan gembira dapat bermain bersama itulah ungkapan dari para peserta kunjungan hari ini.

Dalam kunjungan, relawan juga membagikan bingkisan sebanyak 140 paket berupa perlengkapan mandi, peralatan tulis, makanan ringan, dan makan siang

Tekad untuk Membantu

Kehidupan yang tidak beruntung di masa kecil pernah dialami oleh H. Muhammad Idup Indrawan, pendiri pesantran Al Mubarok. Sejak kecil ia juga tidak mempunyai orang tua dan sering tidak bisa masuk sekolah karena tidak ada biaya. Akhirnya Muhammad bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai kuli bangunan dan akhirnya berdagang beras di pasar. Dengan latar belakang dari pengalaman tersebut membuat ia bertekad untuk mendirikan sebuah pesantren bagi anak-anak yatim piatu.

Pada tahun 1996, usaha yang dijalani kian hari  semakin maju dan berkembang sehingga Muhammad mulai memenuhi keinginannya untuk membuka panti asuhan dengan 20 anak tinggal bersamanya. Berkat bantuan para donatur akhirnya dia mendapat lahan dan membangun asrama hingga membangun sekolah.  Hingga  saat ini sebanyak 150 anak dibina di panti ini dan 500 anak siswa-siswi sekolah Al Mubarok. Tujuan dibangun nya asrama dan sekolah agar  anak-anak dapat belajar lebih baik serta kehidupan yang lebih baik. Membantu menyelamatkan dan mengangkat harkat martabat anak yatim piatu.

H. Muhammad Idup Indrawan (kanan), pendiri pesantran Al Mubarok, merasa bersyukur karena perhatian tulus dari relawan Tzu Chi kepada anak-anak di Pesantren

“Kami sangat terima kasih atas perhatian dari Yayasan Budha Tzu Chi, semoga  mendapat berkah, tetap sukses dan sehat yang lebih penting,” ujar H. Muhammad Idup Indrawan sebagai pimpinan pesantren Al Mubarok. Acara yang dimulai pukul 08.00 pagi ini berakhir pada pukul 11.30 dengan pembagian bingkisan sebanyak 140 paket berupa perlengkapan mandi, peralatan tulis, makanan ringan, dan makan siang.

Perasaan dapat memberi kebahagiaan dan semangat kepada penghuni pondok serta dapat saling berbaur  tanpa melihat perbedaan menjadikan hari Minggu tersebut terasa lebih indah dan menambah sukacita serta syukur atas apa yang telah dimiliki.


Artikel Terkait

Kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Pesantren Al Mubarok

Kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Pesantren Al Mubarok

03 November 2015

Minggu, 18 Oktober 2015 merupakan kali pertama relawan  Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas (Heqi) Barat melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Pesantren Al Mubaro. Kunjungan ini merupakan salah satu rasa kepedulian relawan terhadap sesama.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -