Naufal saat pertama kali ditemui relawan di rumah tetangganya pada bulan Juli 2025.
Perhatian untuk mereka yang kesulitan dilakukan para relawan Tzu Chi di Xie Li Ketapang 2 pada Jumat (17/10/25). Kali ini relawan menuju Desa Rangkung, Kecamatan Marau, Kabupaten Ketapang. Tujuan relawan menuju rumah Jasmani dan Isar untuk menyerahkan 1 unit kursi roda. Suami istri itu tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya karena kursi roda ini akan sangat berarti untuk anak mereka, Naufal (9) yang sejak kecil menderita Hydrocepalus dan gangguan tulang belakang.
Bantuan yang diberikan relawan disyukuri Jasmani dan Isar. Terlebih sehari-hari Naufal hanya bisa berbaring. “Kami sekeluarga sangat senang dengan kepedulian relawan Tzu Chi Sinar Mas. Biasanya Naufal hanya kami baringkan saja. Tapi sekarang dengan kursi roda ini, Naufal mungkin bisa kami bawa berjalan-jalan keluar rumah,” ucap Isar dengan mata yang berkaca.
Kunjungan kali ini sebagai kunjungan lanjutan dari bulan Juli lalu yang dilakukan relawan. Kondisi Naufal diketahui Diah Ayu Rusdiana, salah satu relawan Xie Li Ketapang 2 saat mendampingi Posyandu di Desa Rangkung, Kecamatan Marau, Kabupaten Ketapang. Melalui perbincangan dengan Bidan Desa Rangkung hati, Diah tergerak untuk membantu Naufal.
Naufal sedang dipangku oleh sang ayah.
Relawan menyerahkan bantuan 1 unit kursi roda untuk Naufal.
Kunjungan dan penyerahan kursi roda ini turut dihadiri pula oleh Kepala Desa Rangkung, Sekretaris Desa Rangkung, Bidan Desa Rangkung serta pihak Koramil Kecamatan Marau. Pemerintah Desa Rangkung sangat berterima kasih atas kepedulian yang diberikan.
“Kami sangat berterima kasih, karena bapak ibu sudah sangat peduli kepada warga kami. Ini akan sangat bermanfaat bagi warga kami, ananda Naufal. Kami berharap hubungan baik antara pihak Desa Rangkug dengan relawan dan perusahaan terus terjaga,” tutur M. Yani selaku Kepala Desa Rangkung.
Seorang relawan menggendong Naufal seperti anak sendiri.
Kebahagiaan juga dirasakan relawan saat melihat senyum Naufal di atas kursi roda.
Hydrocepalus adalah penumpukan cairan serebrospinal (CSF) yang berlebihan di dalam rongga otak, yang menyebabkan tekanan pada jaringan otak dan dapat merusak jaringan otak. Kondisi ini membuat kepala Naufal membesar. Sekitar dua tahun lalu Naufal sempat menjalani operasi Hydrocepalus, namun sayangnya keterbatasan biaya dan informasi membuat proses pengobatan Naufal terhenti sampai di situ saja. Tanpa diketahui, ternyata Naufal juga mengalami gangguan tulang belakang yang membuatnya tidak dapat duduk maupun berdiri.
Hari-hari dihabiskan Naufal dengan berbaring. Otot yang tidak pernah dilatih memperburuk kondisi Naufal. Segala kegiatan Naufal bergantung pada ayah dan ibunya. Mulai dari makan hingga buang air. Melihat kondisi ini, suami istri yang tadinya sama-sama bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit swasta, akhirnya salah satu memutuskan untuk berhenti bekerja demi merawat buah hati tercinta. Kini hanya sang ibu yang menopang perekenomian keluarga.
Foto bersama relawan dengan perangkat desa dan juga keluarga Naufal seusai penyerahan bantuan kursi roda.
Kunjungan yang diikuti dr. Fiky Sutana Ginting ini diharapkan bisa membantu aktivitas sehari-hari Naufal. Kursi roda menjadi pintu pembuka untuk perhatian dan pendampingan berikutnya.
“Kursi roda ini sebenarnya baru tahap awal saja. Lebih dari pada ini kami kedepannya akan membantu Ananda Naufal untuk pengobatan tulang belakang. Kami sangat berharap ke depan prosesnya lancar dan Ananda Naufal dapat tumbuh lebih baik dan bisa merasakan keceriaan seperi anak-anak lainnya,” pungkas T. Cahyo Sasongko, relawan dari Kencana Estate.
Editor: Khusnul Khotimah