Ladang Pelatihan Diri

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoLie Fei Cheng (63) mengisi hari-hari di usia senjanya dengan kegiatan-kegiatan Tzu Chi, salah satunya adalah memilah sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi.

Mengisi hari-hari di usia senjanya, Lie Fei Cheng memilihnya dengan cara  yang bijaksana. Wanita kelahiran 63 tahun lalu itu sejak 4 tahun lalu mendedikasikan hidupnya di Tzu Chi. Seminggu 2 kali setidaknya ia sempatkan waktunya untuk mengajar murid-murid di SD Dinamika Bantar Gebang Bekasi (sekolah khusus bagi anak-anak pemulung –red), dan khusus di hari Jumat, ia gunakan waktunya untuk menanam berkah di bidang pelestarian lingkungan.

 

“Saya sudah tua, mendingan waktunya saya isi dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,” ucapnya sambil memilah sampah botol plastik sesuai dengan jenis dan warnanya.

Ladang Pelatihan Diri
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Bekasi menjadi tempat rutin Lie Fei Cheng menanam berkah sekaligus melindungi bumi – pelestarian lingkungan. Dilihat dari segi jarak, memang depo pelestarian lingkungan inilah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya di Taman Galaxy, Bekasi. Dengan menumpang angkot (kendaraan umum), Lie Fei Cheng butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke depo pelestarian lingkungan ini. Seperti pada Jumat, 16 September 2011, sejak pukul 8 pagi Lie Fei Cheng sudah sibuk membuka tutup botol plastik sesuai dengan jenis dan warnanya. Panas matahari pagi tidak membuat semangatnya surut. “Justru panas pagi seperti ini bagus untuk saya yang sudah tua, jadi tulangnya nggak gampang keropos,” tegasnya.

Satu per satu relawan datang. Hingga pukul 9 pagi, sudah ada 16 relawan yang memilah sampah di depo pelestarian lingkungan ini. Seolah sudah mengerti tugasnya masing-masing, setiap relawan mengambil posisi dan pekerjaan yang lowong: ada yang memilah sampah plastik, membuka tutup botol plastik, memilah sampah kertas, kardus hingga botol kaleng. Ternyata bukan hanya relawan dari Bekasi saja yang hadir, tetapi juga relawan dari wilayah He Qi Utara (Muara Karang). Salah satunya Hudoyo Teguharja, yang biasa disapa Thomas. Thomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini datang atas undangan dari Theresia Shijie – relawan Tzu Chi Bekasi yang rumahnya dijadikan depo pelestarian lingkungan. “Saya penasaran, saya pikir depo pelestarian lingkungan Tzu Chi cuma ada di Cengkareng, Muara Karang, Tangerang, dan Kelapa Gading, tapi ternyata di Bekasi juga ada,” ujar Thomas.

foto  foto

Keterangan :

  • Thomas (abu putih) yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan sejak 10 Agustus 2010 ini mengaku bahwa semangatnya untuk terus melakukan daur ulang adalah karena dilandasi rasa hormat dan cintanya kepada Master Cheng Yen. (kiri)
  • Theresia (kanan) menjadikan rumahnya untuk dijadikan Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Bekasi. (kanan)

Thomas yang beberapa waktu lalu baru kembali dari Taiwan bersama Theresia Shijie dan relawan lainnya merasa terpanggil untuk lebih banyak mengajak relawan dan masyarakat lebih peduli kepada lingkungan, khususnya daur ulang. “Kita harus lebih banyak adakan sosialisasi tentang pelestarian lingkungan, pelatihan diri, dan ancaman bahaya global warming,” kata Thomas. Menurutnya, dengan melakukan daur ulang maka kita tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga melakukan pelatihan diri. “Dikaitkan dengan Tzu Chi ini bentuk pelatihan diri, dikaitkan dengan lingkungan kita mengurangi dampak pemanasan global,” jelas Thomas. Salah satu bentuk pelatihan diri itu adalah melatih ketelitian dan kesabaran. “Sambil mendaur ulang juga kita bisa renungkan bahwa dengan melakukan ini kita membuat barang-barang yang tadinya nggak terpakai bisa terpakai lagi, dan orang yang tadinya harus menebang pohon untuk membuat kertas jadi tidak menebang pohon,” kata Thomas. 

Thomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan sejak 10 Agustus 2010 ini juga mengakui bahwa semangatnya untuk terus melakukan daur ulang adalah karena dilandasi rasa hormat dan cintanya kepada Master Cheng Yen. Thomas yang dulu bekerja sebagai konsultan di bidang Human Resources di luar negeri ini memilih mendedikasikan waktunya untuk misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. “Master Cheng Yen mempunyai tempat yang khusus di hati saya. Satu hari pun saya tidak melepaskan waktu untuk bertemu dengan Master Cheng Yen, setiap malam saya menonton DAAI TV untuk melihat ceramahnya,” kata Thomas, “saya selalu merenungkan bahwa kata-kata Master Cheng Yen sangat cocok. Saya mengakui Master Cheng Yen sebagai guru Dharma saya sejak saya pertama kali melihat Master Cheng Yen di DAAI TV pada tahun 2007.”

foto  foto

Keterangan :

  • Mendaur ulang sampah juga merupakan salah satu bentuk pelatihan diri: kesabaran dan ketelitian.(kiri)
  • Jadwal pemilahan sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Bekasi ini dilakukan setiap hari Jumat. Namun depo ini selalu terbuka setiap hari (pagi s.d. sore) bagi yang ingin bersumbangsih meluangkan waktu dan tenaganya.(kanan)

Ada satu hal yang berkesan bagi Thomas saat berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Taiwan. “Relawan di sana sangat banyak dan berkomitmen tinggi dalam pelestarian lingkungan,” ucapnya. Saat sharing di hadapan Master Cheng Yen, Thomas yang sudah mendedikasikan 7 hari dalam seminggu waktunya di depo pelestarian lingkungan sama sekali tidak mendapat pujian dari Master Cheng Yen, tetapi Master Cheng Yen justru menyarankannya untuk lebih giat lagi. “Saya bingung, dan tanya ke relawan Tzu Chi Taiwan, apakah saya harus 8 kali dalam seminggu datang ke depo, dijawab: ‘oh nggak, Master Cheng Yen menyarankan Anda untuk bisa mengajak orang lain dalam melakukan daur ulang.’ Dari situ saya kemudian mulai tergerak untuk mengajak lebih banyak orang di misi ini,” katanya, iIni juga yang membuat saya tertarik untuk datang ke depo-depo pelestarian lingkungan Tzu Chi lainnya.”

Menggugah Kesadaran Diri
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Bekasi ini sendiri sudah ada sejak lama, namun dulu sifatnya hanya sebagai tempat pengumpulan, bukan pemilahan. “Dulu sampah-sampah daur ulang dikumpulin, terus kalau sudah banyak mobil daur ulang Tzu Chi yang ambil untuk dikumpulkan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng,” kata Theresia. Namun karena dirasakan kurang efektif dan cost-nya cukup tinggi maka sejak tahun 2010 Theresia pun berinisiatif untuk mengumpulkan, memilah, dan kemudian menjual ke pengumpul sampah-sampah daur ulang. “Uangnya kita setorkan ke Tzu Chi setiap bulannya,” terang Theresia.

Sampah-sampah yang terkumpul sendiri bukan hanya dari relawan Tzu Chi, tetapi juga warga di sekitar depo. “Kita sering lakukan sosialisasi pelestarian lingkungan ke warga di sekitar sini. Kadang kalau yang dah tahu, mereka setelah mengumpulkan sampah-sampah plastik, langsung dilempar aja ke sini,” terang Theresia. Meski nominal yang terkumpul dari penjualan sampah daur ulang ini belum begitu besar, namun Theresia menganggap bahwa tujuan utama Master Cheng Yen dalam pelestarian lingkungan ini bukanlah terletak pada nilai nominalnya, tetapi pada peran serta setiap orang dalam menjaga lingkungan.  Theresia berharap, “Selain melindungi bumi kita agar terbebas dari bencana, kita juga menyadarkan orang agar mau melestarikan lingkungan, minimal di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.”

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Meningkatkan Nilai Kehidupan Manusia

Suara Kasih: Meningkatkan Nilai Kehidupan Manusia

03 Juli 2013 Kita juga melihat putusnya akses jalan dan jembatan. Kekuatan air sungguh sangat besar. Sungguh membuat orang ngeri melihatnya. Melihat kondisi iklim yang tidak selaras, kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus.
Lebih Baik Pasrah, Daripada Sedih

Lebih Baik Pasrah, Daripada Sedih

03 Juli 2009 Guratan usia mulai menghiasi wajah wanita bertubuh kurus itu. Dengan kaus abu-abu dan rompi sukarelawan Tzu Chi, Idawati (43), sang pemilik nama terlihat tengah asyik menyulam baju bayi di tepian meja ruang rawat inap RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Gempa Jepang: Doa dari Indonesia

Gempa Jepang: Doa dari Indonesia

15 Maret 2011 Sebagai bentuk keprihatinan dan simpati untuk para korban gempa dan tsunami di Jepang, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan doa bersama di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Doa bersama ini diikuti oleh sekitar 50 orang karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan DAAI TV Indonesia.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -