Lomba Memasak Vegan Dengan Produk Jing Si (Bag.2)

Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, William Steven, Ilham Sentoso (Tzu Chi Medan)
 
 

foto
Dengan penuh semangat dan kerjasama, relawan saling membantu membuat masakan vegan.

Tepat pukul 07.30 WIB, grup demi grup mendaftarkan diri dan langsung dibagikan celemek dan penutup kepala untuk menjaga kebersihan selama memasak. Kemudian, MC pun memperkenalkan 9 Juri yang berasal dari 5 relawan Tzu Chi Jakarta dan Medan yang sudah bervegetarian, 1 kepala koki dan 3 lainnya adalah dari pemilik restoran Vegetarian dan Vegan di Medan.

Sejarah produk-produk Jing Si dijabarkan oleh salah satu relawan Tzu Chi Penang, Ji Shou, mulai dari bagaimana asal mulanya produk-produk makanan Jing Si tersebut diproduksi hingga apa yang dipesankan oleh Master Cheng Yen mengenai produk-produk tersebut yakni harus memenuhi nilai gizi dan sehat. Perlombaan masakan produk-produk makanan Jing Si adalah menggiatkan 3 K yakni Kreativitas dimana harus memiliki resep-resep kreatif yang  berasal dari produk-produk makanan Jing Si. Kemampuan untuk dapat belajar dari kelebihan-kelebihan regu yang lain dalam mengolah makanan instan menjadi makanan-makanan yang lebih bervariasi. K yang ketiga adalah Kebijaksanaan. Di mana kita menjadi lebih bijaksana dalam mengkonsumsi makanan.  Desnita, selaku koordinator  acara memberikan kata sambutan dan semangat kepada para peserta,“Semua hal itu adalah belajar, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Begitu pula dalam acara perlombaan ini, kita menjadi tahu bagaimana kehidupan Jing Si dan apa itu produk Jing Si. Gan en kepada peserta yang ikut berpartisipasi. Tanpa peserta, kegiatan ini juga tidak akan terlaksana“.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 09.10 WIB. Konsep perlombaannya adalah setiap regu untuk memasak dalam 2 putaran. Putaran pertama adalah mempersiapkan masakan dalam waktu 45 menit dari awal sampai dapur menjadi bersih kembali. Kemudian, selama 25 menit,  juri melakukan penjurian terhadap setiap  masakan lalu diumumkan nilai bagi setiap group dalam waktu 5 menit. Waktu yang diperlukan untuk putaran kedua hanyalah 30 menit. Nilai pada putaran pertama dan putaran kedua akan diakumulatifkan dan akan diumumkan 5 pemenang untuk perlombaan masakan vegan pada hari ini. Kategori penilaian juri dinilai dari kebersihan, kerapian, kerjasama tim, penataan makanan, cita rasa serta produk-produk makanan Jing Si yang digunakan.

Genderang dibunyikan sebagai tanda dimulainya perlombaan. Setiap regu sangat bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu yang ditentukan dan suasana suka cita, riang serta kerja sama yang baik terlihat dari setiap regu. Salah satu grup berbagi cerita dengan salah satu relawan 3 in 1,“Terus melakukan uji coba di rumah bersama-sama sebelum perlombaan dimulai. Kalau gagal, pasti ada dan terus diperbaiki. Senang sekali dengan adanya kegiatan ini, sehingga bisa memperkenalkan produk-produk makanan Jing Si kepada masyarakat, dan mampu memupuk kerjasama antar  relawan dalam hal masak memasak “.

Banyak yang merasa terkejut dan tidak habis pikir karena semua relawan ternyata dapat menciptakan masakan-masakan yang sangat kreatif dan juga bercita rasa yang sangat mengagumkan. Selama ini, image orang-orang tentang produk-produk makanan Jing Si itu adalah tidak cocok dengan selera orang Indonesia. Tetapi melalui tangan-tangan Shixiong dan Shijie yang terampil, keluarlah masakan yang lezat. Yang membuat  banyak orang terharu adalah semua Shixiong dan Shijie dengan sepenuh hati menunjukkan suasana kekeluargaan yang hangat. Dalam waktu yang begitu singkat, semuanya berkonsentrasi, dan saling mendukung bak satu keluarga dalam menciptakan masakan yang bercita rasa enak.

foto   foto

Keterangan :

  • Panitia memperkenalkan juri-juri yang akan memberikan penilian dlam lomba masakan vegan ini (kiri).
  • Hasil masakan dari produk Jing Si berupa Cooking powder, mie kering dan nasi instan (kanan).

Manager PT. Jing Si Mustika Abadi Indonesia, Sudarno yang juga merupakan salah satu relawan Tzu Chi Jakarta menyatakan dukungannya akan kegiatan perlombaan ini “Sangat bagus. Dari produk-produk makanan Jing Si, tak terpikir dapat menjadi menu-menu yang enak. Membantu Tzu Chi untuk menggalakkan vegetarian dan semangat produk Jing Si. Dan akan juga dilakukan selanjutnya di Jakarta. Banyak orang menilai produk dari harga tetapi sulit untuk menilai produk Jing Si dari harganya karena nilai sesungguhnya adalah kewelasasihan dan makna kebijaksanaan yang terkandung didalamnya. Semua nilai-nilai tersebut dapat kita lihat dari cerita-cerita, bagaimana Shixiong dan Shijie mengolah nasi siap saji menjadi Sucang dan Sushi. Semuanya dilakukan dengan penuh semangat dan penuh welas asih.”

Sebelum acara berakhir, setiap peserta mendapatkan cinderamata dan buku 108 Kata Perenungan dari panitia. Dipenghujung acara, pengumuman pemenang dibacakan satu persatu oleh MC dari pemenang pertama sampai kelima adalah regu Ci Bei, Zun Zhong, CiShan, Xin Fu, dan He Xin. Panitia menyiapkan hadiah-hadiah bagi para pemenang juga dari produk-produk ramah lingkungan berupa tas dan mangkuk makanan. Irmawati Siane Tjandra pun  tidak mau ketinggalan dengan memberikan buku yang ditulisnya tentang vegetarian dari segi kesehatan dan beberapa resep juice serta makanan sehat.

Setiap regu pemenang  memiliki alasan-alasannya tersendiri dalam memilih dan menyajikan masakannya. Contohnya masakan Sucang yang terbuat dari nasi siap saji. Sucang yang biasanya terbuat dari beras ketan tidaklah begitu baik bagi penderita sakit maag, oleh karena itu, dikreasikanlah Sucang yang terbuat dari nasi siap saji. Lebih sehat bagi penderita maag dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya sehingga dapat menghemat energi. Ada juga Nasgor Cakwe, yang berbahan nasi siap saji yang diolah menjadi nasi goreng dan kemudian dimasukkan ke dalam Cakwe yang renyah. Nasi goreng sendiri juga sudah Go Internasional dan menjadi urutan ke-7 makanan terenak di dunia. Mi Goreng Siram, Simple Pasta, Puding dari Wu Gu Fen adalah masakan-masakan yang dikreasikan dari regu-regu lainnya dalam perlombaan tersebut.

Xiao Pu Sa (Bodhisatwa cilik) turut mengisi acara dengan memeragakan Budaya Humanis Tzu Chi melalui peragaan isyarat tangan “Ciak Chai Siong Kai Can” yang  artinya “Makan Sayuran Paling Mengagumkan” dan “Gan En De Xin“ yang artinya “Hati yang bersyukur”. MC mengakhiri acara dengan sebuah kata perenungan Master Cheng Yen “Empat harta yang paling berharga dalam kehidupan adalah tidur dengan tenang, makan dengan senang, tertawa dengan sukacita, dan bekerja dengan jiwa raga sehat”.

  
 

Artikel Terkait

Sehari Menjaga Si Bayi Telur

Sehari Menjaga Si Bayi Telur

24 Oktober 2016
Siswa-siswi P1 dan P2 SD Tzu Chi Indonesia, membawa bekal satu butir telur mentah pada Senin, 24 Oktober 2016. Dalam waktu satu hari penuh, mereka bertugas sebagai orang tua yang harus menjaga telur yang diibaratkan sebagai bayi agar tidak terluka atau pecah. Kegiatan tersebut merupakan persiapan dalam menyambut datangnya hari ibu.
Suara Kasih: Bertekad untuk Menjalankan Perahu Cinta Kasih

Suara Kasih: Bertekad untuk Menjalankan Perahu Cinta Kasih

04 Maret 2013 Kita harus senantiasa ingat bahwa hakikat kebuddhaan tidak akan lenyap. Janganlah kita terpengaruh oleh kekacauan di dunia saat ini sehingga hati kita menjadi tidak seimbang dan kehilangan arah. 
Menumbuhkan Kesadaran Akan Kebersihan

Menumbuhkan Kesadaran Akan Kebersihan

04 Maret 2009 Enam belas relawan Tzu Chi Tangerang membimbing anak-anak membersihkan ruang kelas dan kamar mandi. “Setiap murid bertanggung jawab terhadap kebersihan kelasnya masing-masing,” kata Komarudin, Kepala SDN Mesjid Priyayi. Diringi alunan lagu Satu Keluarga (Yi Ji A Ren), dengan penuh semangat anak-anak membersihkan ruang kelas mereka masing-masing.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -