Malu dan Takut Berbuat Jahat

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Yogie P, Calvin, Beverly (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Kelas budi pekerti dibadi menjadi dua kelas yang berbeda sesuai jenjang usia. Pada kelas kecil dengan peserta usia pra sekolah hingga kelas 2 SD mendapatkan materi Menyayangi Semua Makhluk.

Kelas budi pekerti dibadi menjadi dua kelas yang berbeda sesuai jenjang usia. Pada kelas kecil dengan peserta usia pra sekolah hingga kelas 2 SD mendapatkan materi Menyayangi Semua Makhluk.

Orang yang suka berbuat baik akan mendapatkan kebahagiaan, orang yang suka berbuat jahat akan memperoleh penderitaan.

(Master Cheng Yen)

Minggu, 11 September 2016 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan kelas budi pekerti Xiao Tai Yang. Tema kegiatan kali ini adalah “Malu dan Takut Berbuat Jahat”. Tujuan dari kegiatan ini agar anak-anak Xiao Tai Yang mempunyai rasa malu pada diri sendiri ketika akan melakukan perbuatan jahat. Dan agar anak memiliki rasa takut akan akibat dari perbuatan jahat yang mereka lakukan. Seiring berjalannya waktu, jumlah anak yang ikut kegiatan ini semakin bertambah. Oleh karena itu, kegiatan Xiao Tai Yang pada tahun ajaran ini dibagi menjadi dua Kelompok. Kelompok pertama terdiri dari anak pra sekolah sampai anak kelas 2 Sekolah Dasar. Dan kelompok kedua terdiri dari anak kelas 3 - kelas 6 Sekolah Dasar.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.30 WIB. Anak-anak sudah berbaris rapi sesuai kelompoknya masing-masing. Untuk kelompok besar, kegiatan diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan membacakan sepuluh sila Tzu Chi. Kemudian dilanjutkan sharing dari Dwi Haryanto Papa. Pada awal sharingnya, Dwi menayangkan sebuah video tentang Neraka Avici. Setelah penayangan video, anak diajak untuk sharing.

Edi gunawan salah satu Xiao Phu Sa mengaku sangat takut dan ngeri melihat siksaan di neraka. Dan dia berjanji untuk tidak melakukan perbuatan jahat lagi. “Saya sangat takut melihat video tadi, saya takut masuk neraka,” ujarnya. “Saya akan banyak berbuat baik dan tidak akan mengulangi perbuatan jahat lagi,” sambung Edi Gunawan.

Hal yang sama juga dirasakan Julia Metta Viryani. Ia menuturkan bahwa tidak akan berani melawan orang tua lagi. “Saya takut masuk neraka, saya berjanji untuk tidak akan melawan perintah mama dan papa saya lagi,” ujar Julia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan games yang dibawakan oleh Yogie. Dalam games ini anak diajak untuk merasakan alam surga dan alam neraka secara langsung. Dari permainan ini diharapkan anak dapat mengetahui perbuatan apa saja yang bisa membuat seseorang terlahir di surga dan perbuatan apa saja yang bisa membuat seseorang terlahir di neraka.

Belajar Cinta Kasih

Dalam kelas budi pekerti, anak-anak juga diajak untuk berdoa bersama agar dunia bebas dari bencana.

Dalam kelas budi pekerti, anak-anak juga diajak untuk berdoa bersama agar dunia bebas dari bencana.

Sementara itu di kelas kecil yang terdiri dari anak-anak pra ekolah hingga kelas 2 SD diajak untuk belajar mencintai semua makhluk termasuk hewan-hewan yang ada di alam ini. Anak diajak melihat video kelucuan hewan-hewan.

Julia Metta Viryani (kanan) didampingi Dwi Haryanto memberikan sharing mengenai video tentang Neraka Avici. Ia pun bertekad akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

Julia Metta Viryani (kanan) didampingi Dwi Haryanto memberikan sharing mengenai video tentang Neraka Avici. Ia pun bertekad akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

Relawan Tzu Chi, Rini mengajak anak-anak agar tidak menyiksa hewan. Hewan juga ingin hidup bahagia. Dan hewan juga memiliki keluarga, apabila kita membunuh salah satu anggota keluarga hewan itu maka keluarga yang lain akan mencarinya.

Saddhadika Bhadraka Kumara didampingi Sukmawati memberikan sharing mengenai kerajinan tangan yang telah dibuatnya.

Saddhadika Bhadraka Kumara didampingi Sukmawati memberikan sharing mengenai kerajinan tangan yang telah dibuatnya.

Anak-anak lalu diajak untuk menggambar hewan-hewan kesukaannya dengan menggunakan anggota tubuh. Misalkan menggambar ikan dengan menjiplak telapak tangannya dan menggambar hewan lainnya.

Usai kelas, satu persatu anak menerima makan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi pada tanggal 11 September 2016.

Usai kelas, satu persatu anak menerima makan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi pada tanggal 11 September 2016.

Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta kasih anak sejak dini, sehingga anak akan terbiasa dengan perasaan cinta kasih dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-harinya.

Artikel Terkait

Tiga Kata Penuh Makna

Tiga Kata Penuh Makna

16 Februari 2017
Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengangkat sebuah materi Tiga Kata Penuh Makna (Tolong, Maaf, dan Terima Kasih). Ketiga kata tersebut merupakan kata yang harus sering diucapkan karena akan membawa manfaat dan memberi dampak kebaikan yang besar pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari.
Tahun Ajaran Baru Kelas Budi Pekerti

Tahun Ajaran Baru Kelas Budi Pekerti

24 Agustus 2015 Sebanyak 47 siswa kelas Budi Pekerti siswa SD (kelas Xiao Tai Yang) mengikuti kelas pada tahun ajaran baru yang dibuka pada Minggu, 16 Agustus 2015 lalu. Melalui kelas Budi Pekerti, para orang tua berharap sikap anak-anak semakin baik dari hari ke hari.
Pentingnya Mengendalikan Kemarahan

Pentingnya Mengendalikan Kemarahan

15 Januari 2016

Minggu, 10 Januari 2016 Kelas budi pekerti Xaio Tai Yang Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali di gelar dengan tema “Tidak Marah-marah.” Sebanyak 42 anak kelas budi pekerti Xiao Tai Yang sangat antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -