Mantap Menjadi Relawan TIMA Indonesia

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Sebanyak 47 orang mengikuti pelatihan calon anggota TIMA Indonesia, Minggu 22 September 2019, di Galeri DAAI TV, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.

Dr. Sosiadi Dharma Oenah S. makin mantap bergabung menjadi relawan medis Tzu Chi atau TIMA Indonesia setelah mengikuti Pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia, kemarin, Minggu 22 September 2019.

“Makanya mungkin hari ini hari yang terbaik buat saya, saya merasa terpanggil untuk mengikuti pelatihan TIMA ini,” ujarnya.

Dokter Sosiadi sebenarnya sudah lama tahu tentang TIMA, bahkan beberapa kali mengikuti baksos kesehatan Tzu Chi. “Sebelumnya kesibukan saya terlalu banyak, saya sebagai Ketua Majelis Agama Buddha juga, sekarang periodenya sudah berakhir. Sekarang saya lebih banyak waktu, yang akan saya gunakan lebih banyak untuk orang yang membutuhkan,” jelasnya.


Peserta mengikuti tur Aula Jing Si sehingga makin dalam lagi mengenal karya-karya kemanusiaan Tzu Chi, baik di Indonesia maupun di banyak negara lainnya. 


Para peserta juga menerima celengan bambu. Paling kanan, Dr. Sosiadi Dharma Oenah S. yang makin mantap bergabung menjadi relawan TIMA Indonesia.  

Pada pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia ini, 47 peserta dari berbagai profesi medis dikenalkan lebih dalam lagi beberapa hal dasar. Seperti visi misi Tzu Chi, tata krama Tzu Chi, serta budaya humanis Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan TIMA Indonesia.

Metta Suryanti (24), penerima beasiswa karier Tzu Chi yang baru saja menamatkan pendidikan keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus sudah tidak asing lagi dengan Tzu Chi dan TIMA Indonesia. Namun, dalam pelatihan ini, Metta makin merasakan betapa budaya humanis itu sangat ditekankan dalam semua Misi Tzu Chi, termasuk di Misi Kesehatan ini.

“Saya sudah punya bayangan sih kalau sudah masuk menjadi anggota TIMA harus bersikap seperti apa,” kata Metta yang sejak awal bulan September ini bergabung dalam tim persiapan Tzu Chi Hospital, PIK, Jakarta Utara.

“Kami dipersiapkan untuk mempelajari sistem yang nanti akan digunakan di Tzu Chi Hospital PIK. Selama belajar ini selama tiga tahun, nantinya akan memberikan training pada perawat-perawat, dokter, apoteker, semua profesi yang ada di rumah sakit,” terang Metta.


Metta juga makin mengenal tentang TIMA Indonesia.


Dokter Linda Verniati menjelaskan jika para peserta pelatihan ini akan dilantik menjadi anggota TIMA Indonesia pada November 2019 mendatang.  

Budaya Humanis Tzu Chi memang salah satu yang ditekankan dalam pelatihan ini. Seperti yang disampaikan drg. Linda Verniati, salah satu penanggung jawab pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia ini.

“Baksos (kesehatan) kita nanti jangan dipandang hanya dalam hal mengobati orang, tapi juga dilihat sebagai sarana berlatih. Kita belajar jadi dokter yang lebih sabar, lebih berbudaya humanis. Ketika pasien datang, relawan TIMA melihat pasien bukan di problem sakitnya saja, tapi problem kemanusiaannya, itu yang namanya budaya humanis,” jelas Dokter Linda.

Adapun prinsip dasar kerja TIMA Indonesia adalah: tepat waktu, bantuan diberikan langsung, bantuan diberikan berdasarkan prioritas, menghormati budaya tradisi setempat, dana donatur digunakan dengan hati-hati dan selayaknya, serta memberi yang terbaik dan berterima kasih telah diberikan kesempatan membantu.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Mantap Menjadi Relawan TIMA Indonesia

Mantap Menjadi Relawan TIMA Indonesia

23 September 2019

Pada pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia ini, 47 peserta dari berbagai profesi medis dikenalkan lebih dalam lagi beberapa hal dasar. Seperti visi misi Tzu Chi, tata krama Tzu Chi, serta budaya humanis Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan TIMA Indonesia.

Sosialisasi Tima Di Singkawang

Sosialisasi Tima Di Singkawang

13 November 2017

Tim Medis Tzu Chi (TIMA) Singkawang menggelar gathering yang diikuti oleh 32 orang, terdiri dari dokter, perawat, apoteker dan asisten apoteker, analis lab serta penyuluh gizi. Tenaga medis dan paramedis ini biasa mengikuti bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan Tzu Chi Singkawang.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -