Mari Mengenal Budaya Oriental

Jurnalis : William (Tzu Chi Perwakilan Batam), Fotografer : Aciao, Johny, William (Tzu Chi Perwakilan Batam)
 
 

foto
Seorang relawan sedang memperkenalkan budaya Jing Si melalui buku-buku Master Cheng Yen.

“Kembangkanlah niat baik dengan saling menghormati dan saling mengasihi di antara sesama.” Demikian salah satu kata perenungan yang pernah disampaikan oleh Master Cheng Yen. Apalagi untuk sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku dan ras, hendaknya kita dapat belajar saling menghormati sesama. Dengan sikap saling menghormati terhadap sesama ini, kita mampu menjauhkan diri dari perselisihan yang tidak diinginkan dan dapat menerima keanekaragaman budaya masing-masing.

 

Pada tanggal 4-5 Mei 2013 Yayasan Buddha Tzu Chi Batam mengikut sertakan diri dalam Kegiatan  Chinese Bridge & Festival Budaya Oriental Tahun 2013. Acara ini diselenggarakan Di Universitas Internasional Batam. Dan kali ini merupakan pertama kalinya Acara Budaya Oriental diselenggarakan di Provinsi Kepri, Tepatnya pada Kota Batam. Kegiatan ini bertujuan menjaga kelestarian budaya dan mendorong perkembangan mutu pendidikan serta minat belajar bahasa Mandarin.

Para relawan Tzu Chi memperkenalkan Tzu Chi lewat pameran Jing Si Bookstore & Cafe dan DAAI Technology. Pameran kali ini mendapat sambutan yang positif dari para tamu yang sempat berkunjung ke pameran. Ada tamu yang membeli buku Jing Si Aphorisms, ada juga tamu yang membeli baju DAAI Technology, yang merupakan simbol “Baju Kepedulian Akan Bumi Kita”, Hasil olahan dari botol bekas. Selain memperkenalkan Budaya Jing Si melalui pameran, para relawan juga memperkenalkan budaya humanis dengan cara pemasangan banner kata perenungan Master. Selain berfungsi memperkenalkan kata perenungan, banner juga berfungsi sebagai dekorasi lapangan kegiatan yang bertujuan menjaga kelestarian budaya.

Wakil Gubernur Kepulauan Riau, D. HM. Soerya Respationo, SH.MH mengatakan, “Dengan kemampuan berbahasa mandarin otomatis semakin memudahkan bagi marga tiong hoa yang ada di kota batam khususnya dan kepri secara umumnya untuk lebih mempelajari lagi budaya, adat istiadat dan perilaku dari leluhurnya jadi biasanya hambatannya ialah hambatan komunikasi.”

foto   foto

Keterangan :

  • Dalam kegiatan itu diadakan berbagai perlombaan. Salah satunya adalah lomba daur ulang (kiri).
  • Para relawan sedang memperagakan isyarat tangan (kanan).

“Kalau bahasa dikuasai otomatis literatur-literatur dan referensi  yang ada dapat dibaca semua sejarah-sejarahnya. Kemudian kalau mau ke negeri leluhur itu juga komunikasinya dapat menjadi lancar sehingga apa yang ingin ditanyakan, dipelajari, digali dan ditingkatkan bisa lebih mudah lagi.” lengkapnya. Menurut  Soehartiny, ketua Ketua Koordiator Acara, Tujuan yang ingin dicapai pada pameran kali ini selain memperkenalkan Tzu Chi pada masyarakat umum, dia juga mengajak para umat untuk ikut serta dalam acara Hari Tzu Chi Sedunia, yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 mei 2013. Selain berperan memperkenalkan budaya humanis Jing Si, relawan Tzu Chi juga melakukan persembahan saat menjelang pembukaan Festival Budaya Oriental. “Relawan kita sangat setuju kalau kita buka stand di sini karena bertepatan di bulan mei kita ada merayakan waisak dan hari ibu jadi moment ini kita ambil untuk merangkul bodhisatwa yang bisa ikut waisak.” katanya.

Kegiatan kali ini dimeriahkan dengan beberapa atraksi, seperti atraksi Barongsai dan Tongue Twister Mandarin. Selain itu, ada juga perlombaan yang diselenggarakan, diantaranya seperti Lomba menghias lentera, Lomba Karaoke, Lomba Kaligrafi dan Lomba Daur Ulang. Perlombaan ini bertujuan untuk menarik dan menumbuhkan minat belajar bahasa mandarin para pelajar dan mahasiswa. Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba,penampilan, dan atraksi taichi,  kemudian penutup.

Dengan diselenggarakan Perlombaan Chinese-Bridge & Festival Budaya Oriental ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal lebih baik akan budaya Oriental, serta menjaga kelestariannya dan mendorong perkembangan mutu pendidikan. Semoga dengan kegiatan kali ini, dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sebuah budaya dan menjadikan sebuah motivasi yang fresh dalam melakukan serangkaian aksi pelestarian budaya dan lingkungan.

  
 

Artikel Terkait

Bukan Sekadar Kunjungan Kasih

Bukan Sekadar Kunjungan Kasih

19 April 2011

Pagi itu sinar mentari menyelimuti kota Bandung dengan teriknya. Tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan niat baik insan Tzu Chi Bandung untuk berbagi kasih ke rumah-rumah pasien yang telah mendapat bantuan pengobatan Tzu Chi.

Suara Kasih: Dunia yang Penuh Rasa Syukur

Suara Kasih: Dunia yang Penuh Rasa Syukur

13 April 2012 Sebuah stasiun TV setempat mengundang insan Tzu Chi untuk mempertunjukkan cara memasak makanan vegetarian. Yang terpenting adalah makanan vegetarian sangat baik bagi kesehatan fisik dan batin.
TIMA Global Forum 2023: Kehangatan Antar Manusia Tidak Bisa Digantikan Dengan Mesin (Robot)

TIMA Global Forum 2023: Kehangatan Antar Manusia Tidak Bisa Digantikan Dengan Mesin (Robot)

19 Juni 2023

Dokter Sou-Hsin Chien, Kepala Tzu Chi Hospital di Taichung membawakan materi Innovation in Medicine. Dr. Sou-Hsin Chien menjelaskan tentang Artificial Intelligence (AI) yang dapat bekerja selama 24 jam, baik dari segi akurasi dan efisiensi yang tentunya jauh lebih tinggi, namun itu semua tidak bisa digantikan dengan kehangatan antar manusia.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -