Media Penyebar Kebajikan

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Pitra Senaga
 
foto

Dengan nuansa khas DAAI, di studio mini inilah para presenter dan Wen Yu, salah satu relawan Tzu Chi memberikan penjelasan mengenai acara prosesi Waisak yang berlangsung.

Ketegangan terlihat jelas pada raut wajah para presenter DAAI TV. Maklum, ini merupakan kali pertama mereka mengadakan siaran live on tape (LOT) acara Pemandian Buddha Rupang, yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

”Pada dasarnya karakter kami (Jennifer Lie dan Patricia Loford) ceria. Namun pada siaran kali ini, kami dituntut untuk lebih calm dan berwibawa, membuat kami menjadi sedikit canggung,” ucap Jennifer Lie, salah satu presenter.

Keterlibatan DAAI TV pada kegiatan acara dalam rangka Waisak, yang diselenggarakan Minggu, 11 Mei 2007, di Jakarta International Exhibition Centre (JITEC), memang cukup mendalam. Hal ini terlihat dari banyaknya kru DAAI TV yang terlibat langsung dalam kegiatan ini.

”Dengan menayangkan kegiatan Waisak, kami berharap bisa memberikan informasi kepada para pemirsa mengenai apa makna Waisak sesungguhnya,” tutur Sumboko, Penanggung Jawab Produksi, menjelaskan kontribusi DAAI TV dalam acara tersebut.

Kegiatan yang diikuti oleh lebih kurang 4.000 peserta ini tidak hanya merayakan kelahiran Pangeran Siddhartha, calon Buddha, namun juga memperingati hari Ibu dan hari Tzu Chi.

”Kalau kita perhatikan, inti dari perayaan ini bukan terletak pada siapa yang membawa Buddhis, namun lebih berbicara tentang apa yang sudah dilakukan oleh Buddhis. Dengan adanya makna hari ibu dalam perayaan Waisak, kita diajarkan untuk lebih menghormati dan menghargai orang tua. Begitu pula perayaan hari Tzu Chi, dimana mereka memiliki beberapa misi kemanusiaan, yang dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk berbuat kebajikan dan peduli akan penderitaan sesama,” tambah Sumboko.

Konsep penayangan prosesi Waisak disajikan sesuai dengan alur prosesi yang berlaku. Tujuannya agar para pemirsa bisa ikut larut dalam suasana yang khidmat dan tenang. Ada rambu-rambu khusus untuk peliputannya, beberapa titik disterilisasi dari media dengan tujuan kesakralan prosesi dapat tetap terjaga.

foto  foto

Ket : - Salah satu titik fokus liputan DAAI TV terhadap kegiatan Pemandian Buddha Rupang yang diadakan Tzu Chi
           adalah sub control room yang mengendalikan gambar kamera yang akan diambil atau ditayangkan. (kiri)
         - Sementara di studio mini dilangsungkan talkshow dengan narasumber, Santi Kurniasari bertugas meliput
           dan melaporkan kegiatan yang sedang berlangsung di tempat prosesi. (kanan)

Menghadapi hal tersebut, tim DAAI TV sudah mengantisipasinya dengan menggunakan kamera Jimy Jib (kamera yang bisa mengambil gambar dari atas -red), dan beberapa alternatif lainnya.

"Pematangan konsep kami lakukan secara berkala. Menjelang minus satu bulan, persiapan kami lakukan secara intense, hingga proses eksekusi untuk brain storming kami matangkan tiga minggu sebelum acara dimulai," jelas Sumboko.

Awalnya DAAI TV ingin menayangkan prosesi Waisak ini secara langsung (live), namun mengingat beberapa tantangan untuk live, dimana kesiapan sumber daya manusia, equipment, dan floor itu sendiri harus maksimal, DAAI TV kemudian memilih untuk melakukan siaran live on tape, yang ditayangkan pada pukul 20.00 WIB.

”Walaupun siaran ini live on tape, namun kami tetap bekerja seperti live. Hal ini kami lakukan dengan tujuan agar semua tim belajar dan terbiasa untuk menghadapi siaran live,” tambah Sumboko. Secara teknis, persiapan untuk penayangan Prosesi Waisak dilakukan 3 hari sebelum hari H. ”Titik fokus kegiatan ini kami bagi menjadi tiga, yakni: tempat berlangsungnya acara (main hall), control room, dan studio mini,” tutur Supriyono, Manajer Teknik DAAI TV.

foto  

Ket : - Sumboko (kanan) bersama Supriyono dan kru DAAI TV yang lain selama sebulan secara intensif
           mempersiapkan liputan kegiatan setahun sekali ini. Meski live on tape, tapi keseriusan mereka seperti
           tayangan langsung/live.

Studio mini DAAI TV dirancang sedemikian rupa untuk mendukung acara, serta sebagai tempat untuk memberi komentar mengenai prosesi Waisak yang sedang berlangsung. ”Walaupun harus begadang selama tiga hari berturut-turut, saya mengaku cukup puas dengan hasil yang telah diperoleh. Kalau setiap bagian bisa berkoordinasi dengan baik dan sempurna saya yakin, DAAI TV bisa melakukan siaran live dengan baik,” ungkap Supriyono mantap.

 

Artikel Terkait

The Body Shop Indonesia Berkunjung ke Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi Center PIK

The Body Shop Indonesia Berkunjung ke Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi Center PIK

13 Oktober 2021

Lebih dari 30 karung besar berisi botol plastik kemasan berhasil dipilah-pilah oleh karyawan The Body Shop Indonesia dan relawan Tzu Chi dalam waktu 2 jam.

Menyalin Sutra dan Menyerap Dharma

Menyalin Sutra dan Menyerap Dharma

05 Juni 2018
Untuk keenam kalinya, Tzu Chi Medang mengadakan kelas menyalin Sutra. Kelas menyalin sutra ini  dipandu oleh Jusni Lina. Suasana  yang tenang dan khidmat memenuhi seluruh ruangan. Sebanyak 33 relawan  telah siap dengan buku dan peralatan menulisnya.
Saling Asah, Asih, dan Asuh

Saling Asah, Asih, dan Asuh

04 Juli 2009 Matahari telah terbenam ke ufuk barat. Kendaraan hilir mudik dengan dua arah yang berbeda menuju tujuan masing-masing. Mobil jemputan saya berhenti tepat di Mal Kelapa Gading 1, dan saya pun bergegas menuju toko buku Jing-Si Books and Café Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kamis, 3 Juli 2009 merupakan waktu kegiatan sharing buku antar relawan Tzu Chi di Kelapa Gading.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -