Melakukan Dengan Hati yang Penuh Sukacita dan Menginspirasi yang Lain

Jurnalis : Fera (Tzu Chi Jambi), Fotografer : Fera, Yeyen (Tzu Chi Jambi)
 

foto Minggu, 6 Oktober 2013, insan Tzu Chi di Jambi melakukan kegiatan pelestarian lingkungan.

 

“Keindahan yang paling kuat bertahan dan abadi di dunia adalah cinta kasih universal tanpa pamrih yang ada di dalam hati setiap orang.”
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -

Minggu  6 Oktober 2013 para insan Tzu Chi melakukan kegiatan pelestarian lingkungan bersama dan dalam kegiatan kali ini, para relawan tidak hanya melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, tetapi juga  “Ai Sa” (Menebar Cinta Kasih).Tidak juga ketinggalan Amei  Shijie yang begitu bersemangat mengikuti kegiatan Tzu Chi setiap minggu yang telah beberapa kali telah diikutinya.

Lokasi kali ini agak sedikit berbeda karena pada kegiatan sebelumnya  pemilahan selalu dilakukan di dalam halaman belakang . Dengan mendirikan terpal pada bagian halaman depan serta bendera dan banner pelestarian lingkungan Tzu Chi pun dilakukan.  Dengan menjalankannya  melalui tindakan baru bisa mengispirasi dan menjalin jodoh dengan yang lain.

Tidak hanya Amei Shijie, tapi para Xiao Pusa (Bodhisatwa kecil) pun senang sekali. Xiao Pusa mengangkat satu per satu sampah cinta kasih. Ketulusan mereka terasa menenteramkan hati. Mereka pun menikmati waktu pemilahan sampah cinta kasih yang begitu banyak. Walaupun terasa panas dan lelah saat mengikuti pelestarian lingkungan, tekad dan semangat mereka tetap menyala di bawah terik sinar matahari. Suara tawa dan gembira pun terdengar dari para Shijie dan Shibo.

Beberapa jam setelah pelestarian lingkungan tiba saatnya Herri Shixiong mengundang para relawan untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Diikuti oleh sekitar sepuluh relawan, Herri Shixiong mulai melakukan briefing tentang Ai Sa.  Tim dibagi menjadi tiga tim dan masing-masing mulai menebarkan cinta kasih dari rumah ke rumah berdasarkan lingkup kawasan yang ditentukan . Dan sebagian tetap melakukanpemilahan di depo pelestarian lingkungan.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 16.00 WIB, para relawan masuk ke dalam ruangan untuk beristirahat sejenak, dan Yeyen Shijie segera menyiapkan minuman dingin dan beberapa kue untuk dinikmati para relawan. Rasanya begitu menyegarkan saat meneguk minuman dingin, semua kelelahan terasa sirna seketika. Kemudian beberapa relawan yang telah melakukan kegiatan Ai Sa pun kembali dan sambil menikmati kebersamaan tiba saatnya sharing dari beberapa relawan yang melakukan Ai Sa dari rumah ke rumah.

Dimulai dengan Herri Shixiong yang menjelaskan tentang Ai Sa kepada semua relawan, kemudian sharing oleh Wina dan Lena Shijie. Keduanya begitu antusias dan gembira saat menceritakannya. Terlihat wajah gembira saat melakukan Ai Sa. Mengetuk pintu dari rumah ke rumah. Setiap respon yang diberikan pun berbeda, tetapi para relawan tetap bersemangat untuk terus menyebarkan setiap cinta kasih ini.

Keterangan :

  • Kegiatan ini diikuti mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Asalkan karma telah terjalin dengan baik, tidak usah khawatir jalinan jodoh datang terlambat. Asalkan dapat menemukan jalan, tidak usah takut perjalanannya sangat jauh.”
 “Memang respon yang diterima berbeda-beda. Dari rumah satu ke rumah kedua pun berbeda. Ada yang agak cuek awalnya, ada juga yang sangat ramah menyambut. Apalagi saat mereka tahu kalau cinta kasih yang didapat akan dijual kemudian disebarkan untuk orang-orang yang membutuhkan,” jelas Lena shijie.

Semua sharing relawan setelah mengikuti kegiatan Ai Sa terasa sangat menyenangkan. Walaupun tanggapan setiap orang berbeda tetapi tidak mengurangi ketulusan kami untuk terus mengetuk hati sampai terbuka, karena setiap hati makluk adalah Buddha.

Dengan adanya cinta kasih, akan dapat membuat dunia berubah menjadi lebih baik.
Gelak tawa dan tepuk tangan pun menghiasi sharing ini. Tak ketinggalan para shijie menyediakan sebuah formulir pedaftaran relawan putih abu dengan mengisi data pribadi masing-masing diharapkan untuk kedepannya, khususnya di Jambi barisan putih abu terus bertambah. Tidak hanya para shixiong shijie , para xiao pusa yang mengikuti kegiatan pun mempunyai antusiame yang sangat tinggi saat mengisi form relawan, mereka begitu bersemangat.

 Salah seorang xiao pusa menghampiri seorang shijie. Setelah menyerah form relawan, xiao pusa melihat perenungan Master Cheng Yen berkata ,”Teman-temanku sangat menyukai kata perenungan Master. Kemarin pas dibagiin ke teman-teman langsung habis,” serunya.

Salah seorang shijie menjelaskan tentang form relawan kepada Amei shijie. Sebelumnya Amei shijie adalah seorang pasien  penerima bantuan Tzu Chi sewaktu di Jakarta. Walaupun dengan keadaan yang terbatas tapi di dalam hati amei shijie semangat dan tekadnya tidak pernah sekalipun luntur.

“Kalau orang cacat boleh tidak jadi relawan Tzu Chi ?” Tanya Amei shijie. “Tentu saja boleh. Karena Tzu Chi adalah rumah bagi hati yang penuh cinta kasih,“ Jawab seorang relawan.

Meskipun memiliki kesulitan dalam melakukan gerakan, tidak membuat Amei shijie putus asa. Belasan botol ia coba injak dengan kaki, dengan di bantu oleh relawan, tanpa terasa keringat pun berjatuhan dan dengan senang hati Amei shijie berseru “ jarang bisa olahraga seperti ini “. Meskipun berada dalam keadaan yang berbatas tetapi Amei shijie selau ingin membantu semua orang ,sungguh mengharukan. Ketulusan Amei shijie menyentuh yang lain.

  
 
 

Artikel Terkait

Masker Cinta Kasih

Masker Cinta Kasih

03 Juli 2013 Peduli akan kesehatan warga setempat, relawan Tzu Chi Batam mengadakan kegiatan Pembagian Masker sekitar pertengahan Juni 2013. Sebelum pembagian para relawan terlebih dahulu mengemas masker dengan rapih.
Rapid Test Covid-19 untuk Warga yang Membutuhkan

Rapid Test Covid-19 untuk Warga yang Membutuhkan

02 April 2020
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama dengan Agung Sedayu Group (ASG) mengadakan Rapid Test Covid-19 bagi warga yang membutuhkan pada Rabu, 01 April 2020 di Golf Island, PIK, Jakarta Utara.
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Muara dari Kumpulan Cinta Kasih

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Muara dari Kumpulan Cinta Kasih

24 April 2018
Terlaksananya Pekan Amal Tzu Chi 2018 bukan hanya sumbangsih dari satu atau dua orang semata. Sebaliknya, pekan amal merupakan kumpulan dari niat baik dan cinta kasih dari berbagai pihak: relawan Tzu Chi, para donatur, dan yang pasti masyarakat umum.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -