Meluruskan yang Salah Menjadi Benar

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoHendry Zhou Shixiong memberikan sharing mengenai bagaimana mewariskan ajaran Jing Si kepada para relawan yang hadir.

 

Dalam era saat ini, kita semua sungguh perlu untuk dapat membedakan dengan jelas mana yang salah dan mana yang benar. Yang dimaksud arah yang benar adalah memiliki pikiran benar, pandangan benar, perhatian benar, perbuatan benar, dan lain-lain. Inilah yang disebut jalan benar. Jadi, kita harus membimbing semua orang agar mereka dapat membedakan benar dan salah serta dapat berjalan dengan teguh dan mantap di jalan Bodhi ini.

 

 

Kegiatan penghayatan Dharma, bedah buku, dan pola hidup vegetarian haruslah terus dilanjutkan. Semoga semua orang di seluruh dunia dapat turut terinspirasi, turut berjalan di jalan Bodhi, dapat membedakan benar salah, mengembangkan welas asih, membangkitkan kebijaksanaan, dan bertobat secara mendalam. Untuk mensosialisasikan hal ini kepada orang banyak pada tanggal 13 November 2011, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara mengadakan kegiatan “Menjadi relawan Tzu Chi Bedah Buku Komunitas: Menyelami dan Mewariskan Ajaran Jing Si”. “Kegiatan ini merupakan pertama kalinya diadakan, dengan  tujuan memperkenalkan kegiatan bedah buku, apa saja yang dilakukan dalam kegiatan bedah buku dan pada hari apa kita (He Qi Utara) mengadakan kegiatan bedah buku,” jelas Bambang Benghwa, relawan Tzu Chi sekaligus PICkegiatan ini.

Bambang juga menjelaskan jika buku-buku yang dibedah adalah buku karangan Master Cheng Yen yang berisi Dharma Buddha. ”Kita mempelajari dan membedah buku tersebut secara bersama. Kita diskusikan tentang pikiran dan apa yang diharapkan oleh Master Cheng Yen, dalam hal ini secara tidak langsung berarti mewariskan Dharma,” ungkap Bambang, yang juga aktif di kegiatan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi ini. Bambang menambahkan jika dari kegiatan bedah buku ini dirinya banyak belajar, karena bila hanya membaca bukunya sendiri maka pemikiran yang muncul adalah pemikiran pribadi, sedangkan kegiatan bedah buku dilakukan secara bersama-sama sehingga pemikiran akan artinya juga berbeda-beda. ”Dalam hal ini, kita juga belajar untuk bagaimana kita mengoordinir pendapat banyak orang untuk menjadi satu,” jelas Bambang.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan yang belum bergabung dalam facebook bedah buku komunitas, dapat mendaftar langsung di counter yang telah disediakan. (kiri)
  • Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan kenang-kenangan kepada 95 orang peserta yang hadir. (kanan)

Hendry Zhou, relawan Tzu Chi yang membawakan materi saling mewariskan ajaran Jing Si ini mengatakan jika Master Cheng Yen pernah mengatakan, “Asalkan ada jodoh yang dalam, tidak takut jodoh itu datang terlambat. Asalkan ketemu jalan, tidak takut jalan itu jauh.” Kata perenungan ini menggambarkan insan Tzu Chi , baik itu yang berusia tua maupun yang muda bergabung dengan Tzu Chi jangan merasa takut. “Kalau yang muda bersyukur sudah kenal Tzu Chi  lebih awal, sedangkan yang tua juga harus bersyukur karena masih dapat melakukan kegiatan Tzu Chi,” jelas Hendry yang aktif di kegiatan pelatihan isyarat tangan wilayah He Qi Timur.    

Selain itu, Hendry juga menambahkan jika dalam kegiatan bedah buku setiap orang memiliki pendapat yang berbeda untuk setiap penggalan kalimat dalam buku. Jadi perbedaan pendapat ini bisa berkembang menjadi benar dan juga bisa menjadi salah kaprah. ”Kegunaan dari kegiatan bedah buku adalah untuk meluruskan tafsiran-tafsiran yang salah kaprah menjadi benar,” jelas Hendry .

 


Artikel Terkait

Melihat Keindahan Kehidupan

Melihat Keindahan Kehidupan

08 November 2012 Dengan hati merasakan keindahan hidup di manapun juga. Membaca adalah awal dari semua keindahan kehidupan. Bila membaca dilakukan satu orang, maka hanya satu orang yang mendapat kegembiraan.
Paket Sembako untuk Warga Cideng

Paket Sembako untuk Warga Cideng

10 Agustus 2020

Pemberian paket sembako di wilayah Cideng ini di fokuskan untuk warga yang tidak terdata baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Hunian Baru, Harapan Baru

Hunian Baru, Harapan Baru

25 April 2025

Rumah yang nyaman, bersih, dan kokoh yang diimpikan Hengky dan keluarga selama 15 tahun terakhir, akhirnya berdiri dengan kokoh. Tidak hanya bersih dan nyaman, hunian baru ini juga menghapus kekhawatiran Hengky dan keluarganya dari banjir dan bocor kala hujan tiba.

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -