Mematangkan Peran Menyambut Pementasan

Jurnalis : Metta Wulandari, Mitta Pertiwi, Fotografer : Metta Wulandari, Mitta Pertiwi

doc tzu chi

Beberapa siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng di setiap jenjang akhir pendidikan mengikuti latihan drama, isyarat tangan, dan penampilan grup band di Aula Gedung C, Senin, 8 Mei 2017.

Melakukan persiapan dengan matang selalu menjadi kunci suksesnya sebuah penampilan. Itupun yang selalu diingatkan oleh guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng kepada para penampil yang nantinya mengisi acara dalam Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, 19-20 Mei mendatang. Demi suksesnya kegitan, persiapan penampilan berupa drama, peragaan isyarat tangan, dan aksi grup band dilakukan hampir setiap hari di aula gedung C, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Hingga saat ini, kami merasa persiapan belum terlalu matang ya. Baru 50 persen untuk penampilannya. Ditambah hari ini (8/5/17) kami baru pertama kali latihan dengan dubbing, jadi harus menyesuaikan lagi,” ucap Zainah Mawardi, salah satu penanggung jawab kegiatan. “Semoga dengan semakin sering berlatih, bisa cepat progressnya,” imbuhnya.

Sementara itu Bao Bing, relawan pemerhati misi pendidikan Tzu Chi menginginkan anak-anak untuk dapat berperan sejujur mungkin. “Karena kan kita sama-sama tahu kalau drama ini adalah kisah nyata, kisah di sekolah kita yang benar-benar terjadi,” tuturnya di hadapan para pemain drama. “Maka semuanya harus benar-benar menyelam dalam peran masing-masing,” tambah Bao Bing.

doc tzu chi

Bao Bing (seragam biru putih), relawan pemerhati misi pendidikan Tzu Chi menginginkan anak-anak untuk dapat berperan se-real mungkin. Penampilan drama, isyarat tangan, dan penampilan grup band ini akan ditampilkan pada Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, 19-20 Mei mendatang.

doc tzu chi

Jeshika Febri (dua dari kanan), berlatih memerankan drama dengan menggali informasi sebanyak mungkin dari tokoh asli yang ia perankan.

Berbicara mengenai kisah drama yang akan dibawakan oleh siswa di setiap jenjang akhir pendidikan ini, Zainah memberikan sedikit bocoran. “Kisahnya yang benar-benar terjadi di sekolah kami. Tentang cinta kasih antara siswa dengan guru, guru dengan guru, atau pun siswa dengan siswa,” terangnya.

Di samping penjelasannya tersebut, Zainah pun menuturkan bahwa kisah dirinya pun menjadi salah satu babak yang diperankan dalam drama. “Ada rasa haru ketika melihat bahwa, ‘oh dulu pas saya sakit itu teman-teman guru seperti itu ya? anak-anak murid itu seperti itu ya?’ Melalui drama ini saya jadi tahu,” tukasnya.

Zainah pun mengaku terkesan dengan Jeshika Febri yang berperan sebagai Ibu Fika, rekannya yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia. Siswa kelas 12 IPA itu dirasa begitu mendalami perannya sebagai rekan yang sangat menyayangi Zainah.

doc tzu chi

Zainah Mawardi memberikan bimbingan bagi para siswa usai latihan. Ia berharap dengan semakin sering dilatih, semakin meningkat pula kemampuan siswanya dalam bermain peran.

“Untuk memerankan ini, saya memang banyak tanya ke Bu Fika,” kata Jeshika. “Saya juga mencoba mencari informasi sebanyak mungkin untuk bisa mirip dengan tokoh yang saya perankan. Apalagi saya memerankan tokoh yang masih ada, jadi saya bisa gali informasinya,” jelasnya.

Selain banyak mencari tahu, pada kenyataannya Jeshika pun sangat menyayangi gurunya tersebut. Ia lalu mengeluarkan emosinya dalam drama. “Saya kenal Bu Zaenah sejak kelas 2 SD sampai sekarang saya kelas 3 SMA. Beliau juga pernah jadi Kepala Sekolah SD pas saya masih SD. Jadi perasaan sedih itu memang ada dan saya luapkan dalam drama,” tutur Jeshika.

Dari apa yang telah mereka lakukan, tentu semua yang terbaik menjadi harapan bersama. Para guru pun berharap bahwa cinta kasih universal benar-benar tercermin dalam drama.

Editor : Metta Wulandari

1.       Bao Bing (seragam biru putih), relawan pemerhati misi pendidikan Tzu Chi menginginkan anak-anak untuk dapat berperan se-real mungkin. Penampilan drama, isyarat tangan, dan penampilan grup band ini akan ditampilkan pada Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, 19-20 Mei mendatang.


Artikel Terkait

Mematangkan Peran Menyambut Pementasan

Mematangkan Peran Menyambut Pementasan

09 Mei 2017

Demi suksesnya kegiatan Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, 19-20 Mei mendatang, para guru dan siswa sekolah rajin mengadakan latihan untuk pementasan.

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -