Membangkitkan Cinta Kasih
Jurnalis : Stephen Ang, Fotografer : Stephen Ang
|
| ||
Matahari kembali bersinar setelah hujan turun beberapa saat yang lalu. Langit cerah dan biru mewarnai hari yang penuh dengan sukacita itu. Aktivitas pada pagi hari pun dimulai. Ada yang melakukan olahraga pagi, belanja sayur di pasar, menyiapkan makan pagi, membersihkan rumah, dsb. Di sisi yang lain, terlihat sebuah gedung yang besar kokoh sedang dalam proses pembangunan diatas sebuah tanah yang sangat luas. Bangunan yang sangat indah dan memberi kesan seperti kehangatan sebuah rumah kampung halaman kita tersebut adalah Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada pagi hari itu, Minggu 8 Mei 2011, Aula Jing-Si yang berlokasi di tengah bangunan Tzu Chi Center terdapat banyak sekali relawan Tzu Chi yang menyambut para hadirin tamu undangan. Saat memasuki lantai 2, kita dapat melihat pameran poster yang terdiri dari sejarah Tzu Chi Taiwan dan Indonesia serta misi-misi penting yang telah dijalankan oleh Tzu Chi Indonesia. Sedangkan di lantai 4, insan Tzu Chi sedang melakukan pengecekan terakhir sebelum acara dimulai. Setelah melalui proses Glasi Resik selama 3 hari dan persiapan yang cukup matang, tibalah saatnya kita menyambut perayaan hari Waisak, hari Tzu Chi Sedunia dan hari Ibu Internasional.
Keterangan :
Seperti yang kita ketahui setiap tahun menjelang hari Waisak, insan Tzu Chi menyelenggarakan upacara Mandi Rupang Buddha. Dengan hati yang tulus, tepat pukul 09.00 sekitar 4000 orang yang terdiri dari para insan Tzu Chi dan hadirin tamu berkumpul dalam satu ruangan, semua berbaris dengan sangat indah dan rapi sesuai dengan tanda yang telah dipersiapkan oleh panitia beberapa hari sebelumnya. Prosesi dipimpin oleh 2 orang biksuni dan dimulai dengan persembahan berupa bunga, pelita dan air wangi yang dibawakan oleh Tzu Cheng dan Komite menuju altar pemandian Rupang Buddha. Kemudian setiap orang yang hadir di ruangan itu secara bergantian mengelilingi altar. “Li Fo Zu” yang berarti membungkukkan badan kita dan memberikan penghormatan kepada sang Buddha. Kemudian dilanjutkan dengan “Jie Hua Xiang” yaitu mengambil sekuntum bunga yang ada di altar. Lalu yang terakhir “Zhu Fu Ji Xiang” berarti kita dipersilahkan untuk kembali ke tempat barisan masing-masing. Acara pada hari itu berjalan dengan lancar dan ditutup dengan pradaksina (Rao Fo) yang diiringi lagu “Jing Ji Qing Cheng”. Dengan harapan dapat membangkitkan cinta kasih didalam diri setiap orang. Setiap interaksi dengan sesama dan dalam menjalani kehidupan selalu ada rasa syukur, menghormati dan cinta kasih. Bila dapat berbuat demikian, setiap hari kita telah melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha. Setiap hari batin kita dapat disembuhkan, inilah makna sesungguhnya dari pemandian Rupang Buddha. Seusai acara, relawan Tzu Chi yang sedang bertugas saat itu dengan gembira membagi-bagikan Chaicang ke setiap hadirin tamu yang akan pulang. Dimana Chaicang ini sudah dipersiapkan oleh tim konsumsi jauh-jauh hari sebelumnya. (Stephen Ang)
| |||
Artikel Terkait

Menebarkan Kasih dalam Kehidupan
07 April 2020Dalam acara PAT ini, relawan juga menggalang hati para hadirin untuk berdana bagi penanganan wabah Covid-19 melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Rumah Botol, Saksi Cinta Kasih Tzu Chi
30 Desember 2016Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, relawan Tzu Chi cabang Sinar Mas Xie Li Kalimatan Timur 1 secara rutin melakukan pengumpulan sampah botol dan gelas plastik di sebuah pondok yang secara khusus dibangun untuk pengelolaan sampah dan diberi nama Rumah Botol.
