Membangkitkan Kelebihan dengan Kebijaksanaan

Jurnalis : Indah Wira Putri, Fotografer : Mieli, Melvi,n Beverly

Para Tzu Shao yang baru memberikan sedikit sharingnya dengan didampingi Ruxin Shijie

Masa remaja merupakan masa yang rentan, mengapa? karena dalam perkembangan masa remaja tentunya tidak terlepas dari keadaan psikologis  yang masih labil, sehingga jika mereka salah dalam bergaul, tentunya akan memberikan dampak negatif bagi diri remaja itu sendiri. Kebanyakan orang tua menginginkan anak remajanya dapat berkembang kearah yang positif dan memiliki kebijaksanaan yang baik dalam bergaul. Banyak hal yang dapat menuntun para remaja untuk melakukan hal-hal positif, salah satunya ikut serta dalam organisasi kepemudaan misalkan mengikuti kegiatan Tzu Shao yang dilaksanakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran dan motivasi bagi para remaja untuk lebih giat lagi menumbuh kembangkan karakter pribadi melalui kegiatan-kegiatan yang positif.

Jurman Shixiong memberikan semangat dan motivasi pada para Tzu Shao, agar nantinya dapat menjadi remaja disiplin

Tepat pada hari Minggu 10 Agustus 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melaksanakan kegiatan sosialisasi Tzu Shao. Pada kegiatan kali ini membahas tentang asal mula berdirinya Tzu Chi sekaligus mengenalkan pengertian Tzu Shao. Tzu Shao merupakan relawan Tzu Chi yang masih mengenyam pendidikan pada jenjang SMP hingga SMA. Seperti biasa untuk mengawali kegiatan para relawan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Kali ini Tzu Shao ditunjuk sebagai pembawa acara, karena diharapkan pada kegiatan-kegiatan berikutnya mereka dapat turut serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Buddha Tzu Chi.

Selain itu relawan juga diajak untuk menyaksikan Lentera Kehidupan dari Master Cheng Yen yang bertema tentang “Menjaga Hati dan Menyebarkan Kebajikan ke Seluruh Dunia”. Dengan hati yang murni dan bajik, kita bisa melindungi sifat hakiki dalam hidup kita. Pada ceramah Master Cheng Yen juga menampilkan Sekolah Menengah Tzu Chi di Hualien dimana sutra bakti seorang anak dijadikan sebagai materi pelajaran sekaligus sarana untuk memberikan arahan agar anak-anak kembali pada sifat hakikinya yang polos dan berbakti. Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Tzu Chi kepada para relawan baru Tzu Shao. Pada sesi kali ini dipandu oleh Purwanto Shixiong. Sebelum diberikan penjelasan, Purwanto Shixiong memberikan beberapa pertanyaan melalui secarik kertas yang dibagikan pada setiap meja untuk dikerjakan secara berkelompok.

Menggali Potensi Diri yang Terpendam

Pada kegiatan sosialisasi ini juga diadakan games pertama dipandu oleh Sunaryo Shixiong yang berhasil membuat para relawan tertawa terbahak-bahak. Sunaryo Shixiong memberikan penjelasan tentang tujuan dari permainan yang telah dimainkan, yaitu kita senantiasa dapat melatih konsentrasi dan selalu sadar setiap saat. Games selajutnya dipimpin oleh Dwi Shixiong dan tidak kalah menariknya dengan sebelumnya. Relawan diharapkan memiliki kebijaksanaan dalam melakukan permainan ini dengan begitu memberikan pesan yang sangat positif bagi kita yaitu tentang bagaimana menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi dengan bijaksanaan. Begitu juga dengan kehidupan misalnya, dalam sebuah organisasi dibutuhkan kebijaksanaan dan kerjasama sehingga dapat mewujudkan tujuan bersama.

Sorak gembira jelas terdengar ketika para Tzu Shao disuguhkan sebuah permainan yang mendidik para Tzu Shao untuk bertindak

Waktu terus berjalan hingga pada akhirnya sebuah pertanyaan terlontar. Bagaimanakah menumbuhkan kelebihan yang terpendam pada diri kita? Ujar Jurman Shixiong kepada semua Tzu Shao. “Ada sebuah perumpamaan, sebuah kertas putih yang terkena setetes tinta hitam. Apa yang kalian lihat pada sebuah kertas ini? Tanya Jurman Shixiong kepada semua Tzu Shao. ”Itu adalah tinta pada sebuah kertas!” jawab Joice Tong Xue. “Tinta diibaratkan sebagai kekurangan yang kita miliki, sedangkan kertas putih merupakan kelebihan yang kita miliki. Hal ini menandakan kebanyakan orang cenderung melihat kekurangannya jika dibandingkan kelebihan yang mereka miliki. Marilah kita mengembangkan kelebihan yang kita miliki seperti kertas putih tersebut. Kita diajarkan untuk bisa memimpin diri kita sendiri dengan tidak melihat sedikit kesalahan pada diri kita, namun kita harus lihat dibalik sedikit kesalahan yang kita perbuat, masih ada banyak kebaikan dan kebenaran yang kita lakukan.” ujar Jurman Shixiong.

Pelantikan Tzu Shao yang baru secara simbolis oleh ruxin Shijie.

Diakhir kegiatan diadakan pelantikan Tzu Shao secara simbolis oleh Ruxin Shijie kepada Jesslyn Tong Xue, Susanti Tong Xue, dan Deon Tong Xue yang sebelumnya telah mengikuti Xiao Tai Yang. Mereka bertekad setelah bergabung menjadi Tzu Shao menjadi remaja yang disiplin dan bertanggung jawab. Semoga dengan sosialisasi Tzu Shao yang telah dilaksanakan dapat menjadikan para remaja lebih bijaksana menjalani setiap langkah kehidupan.

Artikel Terkait

Ladang Berkah di Desa Nanga Seberuang

Ladang Berkah di Desa Nanga Seberuang

07 September 2016

Pada tanggal 27 Agustus 2016, sebanyak 35 orang  insan Tzu Chi Cabang Sinar Mas mengunjungi Desa Nanga Seberuang sebagai ladang untuk melakukan kegiatan bakti sosial pengobatan gratis dan pemberian buku untuk sekolah di desa tersebut.

Suara Kasih: Tanggung Jawab Misi Pendidikan

Suara Kasih: Tanggung Jawab Misi Pendidikan

20 Juni 2011
Pendidikan harus dimulai sejak kecil agar dapat membawa harapan bagi dunia. Agar negara dapat makmur, masyarakat dapat damai, dan keluarga dapat harmonis, kita harus memulainya dari pendidikan.
Persatuan Dalam Keberagaman

Persatuan Dalam Keberagaman

02 November 2016

TK Tzu Chi Indonesia merayakan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nation Day pada 28 Oktober 2016, di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, dengan tema “Unity In Diversity.” Tujuan utama dari UN Day Celebration 2016 ini mengajak anak-anak mengetahui keberagaman dalam masyarakat Indonesia dan beberapa negara yang ada di dunia.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -