Membuka Mata Membantu Sesama
Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Helen Chua, Tang A Ti Sumarno (Tzu Chi Batam)
|
| ||
Saat tiba di rumah kayu nomor 60 atas nama Syarivudin(60), para relawan masuk ke dalam rumah calon penerima beras, melakukan observasi keadaan rumah dan mewawancarai pemilik rumah. Tangisan yang menyerupai suara tawa bercampur duka terdengar nyaring saat relawan memasuki rumah calon penerima beras. Rasa piluh mengisi hati para relawan setelah mengetahui Syarivudin telah menderita stroke sejak tahun 2009 dan tidak mampu lagi mengerakkan tubuh bagian bawah maupun berbicara. Kardijah(40) sang istri, harus bekerja sebagai pemulung sejak jam 09.00 pagi sampai jam 05.00 sore mengantikan suami sebagai kepala rumah tangga. Anaknya yang sulung bernama Roni Iskandar(15) juga bekerja sebagai pemulung dan telah berhenti bersekolah sejak kelas 3 SD. Anaknya yang bungsu bernama Suryani(9) sekarang sedang duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Setelah melakukan observasi dan wawancara, tim relawan ini memberikan kupon beras kepada Kardijah. Dan tim relawan beranjak dari rumah bernomor 60 tersebut untuk melakukan survei ke rumah berikutnya.
Keterangan :
Minggu 4 Desember 2011, waktu menunjukan pukul 09.00 WIB, bertepatan dengan hari pembagian beras, Wendy Shijie ditemani Nelly Shijie mendatangi rumah bernomor 60 tersebut untuk mengadakan survei agar dapat menilai bantuan seperti apa yang dapat Yayasan lakukan bagi bapak Syarivudin dan keluarga. Setelah menanyakan beberapa pertanyaan berhubungan dengan kondisi keuangan, pekerjaan dan status pendidikan anak-anak pada Kardijah, Wendy Shijie meminta Syarivudin untuk mengerakkan tubuhnya untuk mengetahui dampak stroke terhadap mobilitas pasien. Waktu menunjukan 10.00 WIB, para relawan berangkat bersama Kardijah dan putrinya menuju lokasi pembagian beras. Jalan menuju lokasi dipenuhi oleh relawan dan penerima beras. Walaupun telah menerima beras cinta kasih dari Taiwan, sedikit pun tidak terpancar senyuman sukacita dari wajah Kardijah maupun putrinya karena tekanan kehidupan yang mereka alami. Walaupun bertujuan untuk melakukan survei terhadap penerima beras, namun terhadap mereka yang perlu dukungan lebih, para relawan tidak menutup mata dan melakukan tindakan lebih lanjut untuk membantu mereka.
| |||
Artikel Terkait

Meski Difabel, Iswahyudi Mampu Bertahan di Tengah Pandemi
24 Juli 2020Iswahyudi (58) adalah seorang
difabel yang berjuang di kala pandemi COVID-19. Ia hidup dari barang-barang
bekas yang ia perbaiki hingga mempunyai nilai jual.

Portal Menjadi Relawan Tzu Chi
07 November 2022Tzu Chi Batam kembali mengadakan Sosialisasi Relawan Baru yang terakhir di tahun 2022. Tujuan sosialisasi ini untuk mengajak lebih banyak orang turut menebarkan cinta kasih dan peduli kepada sesama. Sosialisasi ini diikuti oleh 29 calon relawan baru.