Memikul Tanggung Jawab

Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat), Fotografer : Nandar (He Qi Barat)
 
 

fotoMinggu, 8 April 2012 diadakan kegiatan Pendalaman Misi Tzu Chi yang dilakukan relawan Tzu Chi dari He Qi Barat.

Di dunia Tzu Chi, setiap insan Tzu Chi wajib melakukan survei ketika ingin memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu, juga agar penerima bantuan dapat merasakan cinta kasih universal dari Tzu Chi. Dan ketika setiap insan Tzu Chi berkata bahwa dirinya mengasihi Master Cheng Yen, apakah pernah bertanya ke dalam diri sendiri, sebenarnya apa yang benar-benar dibutuhkan oleh Master Cheng Yen dari para insan Tzu Chi di saat ini?

 

 

Pertanyaan itu terjawab di kegiatan Pendalaman Misi Tzu Chi pada hari Minggu 8 April 2012 yang dilaksanakan dari pukul 09.00 – 10.00 WIB oleh relawan Tzu Chi dari He Qi Barat, ketika ditayangkan Lentera Kehidupan yang berisikan Ceramah Master Cheng Yen dengan tema “Melatih Diri Lewat Masalah yang Dihadapi” di Aula Lantai 2 SMK Cinta Kasih Tzu Chi. Master Cheng Yen berkata, “Kini yang paling saya kasihi adalah orang yang bertanggung jawab. Yang paling saya butuhkan sekarang adalah murid yang bisa memikul tanggung jawab.”

“Sesungguhnya, menjadi fungsionaris He Xin bukan berarti kita melemparkan pekerjaan kepada orang lain. Jika demikian, maka kita akan menjadi orang yang tak berguna. Saya mengasihi semua murid saya dari kehidupan ke kehidupan. Jika kalian memilih menjadi orang yang tak berguna, bagaimana saya bisa mengasihi kalian ?” lanjut Master Cheng Yen. Dengan tutur kata yang lembut, Master Cheng Yen menjelaskan bahwa memikul tanggung jawab bukan berarti melekat. Janganlah beranggapan bahwa bertanggung jawab berarti memiliki kekuasaan. “Di Tzu Chi, kita semua tak memiliki kuasa. Kita memikul tanggung jawab dan bukan memikul kuasa. Kita semua harus banyak belajar. Ladang pelatihan batin adalah melatih diri lewat masalah yang dihadapi. Kita harus memanfaatkan kondisi luar untuk melatih hati kita,” ujar Master Cheng Yen.

foto   foto

Keterangan :

  • Kegiatan yang bertujuan untuk mengenal Tzu Chi lebih dalam ini diadakan di Aula Lt. 2 SMK Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat (kiri).
  • Setelah kita mengetahui apa yang paling dibutuhkan Master Cheng Yen, maka kita sebagai insan Tzu Chi dan murid Master Cheng Yen hendaknya berlomba-lomba untuk menjadi orang yang memiliki rasa tanggung jawab akan menunaikan kewajiban dirinya dengan baik (kanan).

Tidak Akan Pernah Ada Penyesalan
Setelah tayangan Lentera Kehidupan berakhir, saya (Christine) sebagai pembawa materi bertanya, “Bagaiman kesan kita terhadap Master Cheng Yen di ceramah tersebut? Apakah Beliau menyiratkan sesuatu?“. Dengan suara pelan, 21 orang peserta menjawab, “Master Khawatir.” Saya membenarkan dan mengulangi perkataan Master Cheng Yen di awal ceramah bahwa beliau terus menua dan kesehatannya pun semakin menurun. Beliau selalu merasa seperti tada waktu lagi, terlebih lagi dalam menghadapi kondisi di dunia, sungguh merasa tidak cukup waktu.

Di kesempatan ini pula, saya mengajak para insan Tzu Chi untuk membuat hidup terasa bermakna dan tenteram dengan mengemban tanggung jawab, karena menghindar dari tanggung jawab menjadikan kehidupan tanpa makna. Selain itu orang yang berani memikul tanggung jawab memiliki tenaga yang berlimpah karena mereka melakukannya dengan sukacita serta mampu mengubah tekanan menjadi panggilan jiwa.

Setelah kita semua mengetahui apa yang paling dibutuhkan Master Cheng Yen, maka kita sebagai insan Tzu Chi dan murid Master Cheng Yen hendaknya berlomba-lomba untuk menjadi orang yang memiliki rasa tanggung jawab akan menunaikan kewajiban dirinya dengan baik, dengan demikian tidak akan saling berhitungan dengan orang, juga tidak akan merasakan beban yang memberatkan dan pada akhirnya hubungan harmonis dan bersatu hati akan selalu terwujud di antara semua insan Tzu Chi, dimana pun dan kapan pun.

Kemudian saya sebagai pembawa acara mengakhiri kegiatan Pendalaman Misi Tzu Chi ini dengan mengutip perkataan Master Cheng Yen dari Almanak Tzu Chi tahun 1966 – 1992 terbitan 30 Juni 1993, yaitu “Ribuan ucapan terima kasih tidak akan mampu mengungkapkan perasaan hati saya terhadap kalian semua, saya tetap ingin mengulangi sepatah kata ini. Saya tidak punya uang, juga tidak punya kekuatan, hanya ada nyawa selembar, jadi saya ingin menggunakan tubuh ini seoptimal mungkin dan menyumbangkan nyawa saya, agar kalian semua merasakan kalau bergabung dalam Tzu Chi adalah sesuatu yang tidak akan pernah mendatangkan penyesalan selama-lamanya. Inilah satu-satunya yang dapat saya lakukan untuk membalas budi kalian semua.”

 

  
 

Artikel Terkait

Banjir Konawe: Menenteramkan Batin Para Pengungsi

Banjir Konawe: Menenteramkan Batin Para Pengungsi

20 Juni 2019

Hari ketiga tanggap darurat Tzu Chi Indonesia di Konawe, Sultra, (17-19 Juni 2019), relawan berkeliling di Kecamatan Pondidaha dan Kecamatan Wonggeduku, Konawe, Sulawesi Tenggara untuk memberikan pelayanan kesehatan dan bantuan di beberapa posko pengungsian.

“Citra Diri” dan Pengenalan Budaya Humanis Tzu Chi

“Citra Diri” dan Pengenalan Budaya Humanis Tzu Chi

03 September 2013 Bila kita dapat merubah diri kita menjadi baik, perubahan baik ini mungkin tidak hanya dapat dirasakan oleh orang lain tetapi juga lingkungan sekitar.
Mencintai Orang Tua dan Melayani Sesama

Mencintai Orang Tua dan Melayani Sesama

25 April 2019
Vivi Tan menegaskan bahwa penerapan basuh kaki bukanlah semata budaya Tzu Chi, melainkan ungkapan kasih sayang yang bisa dilakukan siapapun. Anak kepada orang tuanya masing-masing. “Karena dari apa yang mungkin sederhana, basuh kaki orang tua, efeknya sangat besar – bisa menimbulkan perasaan yang sangat dalam antara anak dan orang tua,” katanya.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -